TAFSIR SURAT ALI ’IMRON
ALI 'IMRAN
(Keluarga 'Imran)
Surat "Ali 'imran" yang terdiri dari 200 ayat ini adalah surat "Madaniyah" dinamakan Ali Imran karena memuat kisah keluarga Imran yang di dalam kisah iru disebutkan Nabi Isa a.s, persamaan kejadiannya dengan Nabi Adam a.s, kenabian dan beberapa mu'jizatnya. Serta disebut pula kelahiran Maryam puteri Imran, ibu nabi Isa a.s.
Surat Ali Imran dan Al-Baqoroh dinamakan "Az-zahrawaani" (dua yang cemerlang), karena kedua surat ini menyingkapkan hal-hal yang disembunyikan oleh para ahli kitab, seperti kejadian dan kelahiran Nabi Isa a.s, kedatangan Nabi Muhammad S.A.W dan sebagainya.
Pokok-pokok isinya, ialah :
1. Keimanan :
Dalil-dalil dan alasan-alasan yang membantah orang Nasrani yag mempertuhankan Nabi Isa, a.s, ketauhidan adalah dasar yang dibawa oleh seluruh Nabi-nabi
2. Hukum-hukum
Musyawarah, bermubahalah; larangan melakukan riba
3. Kisah-kisah
Kisah keluarga Imran, perang badar dan uhud dan pelajaran yang dapat diambil dari padanya
4. dan lain-lain
Golongan-golongan manusia dalam memahami ayat-ayat mutasyabihat : sifat-sifat Allah ; sifat orang-orang yang bertaqwa ; Islam satu-satunya agama yang di Ridhai Allah ; kemudharatan mengambil orang-orang kafir sebagai teman kepercayaan ; pengambilan perjanjian para Nabi oleh Allah ; perumpamaan-perumpaan ; peringatan-peringatan terhadap orang mupmin ; peringatan-peringatan terhadap ahli kitab, ka'bah adalah rumah peribadatan yang tertua dan bukti-buktinya ; faedah mengingat Allah dan merenungkan ciptaan-Nya.
v Dalam tafsier Al-Maraghi jilid III (Al-Imran : 73)
ولاتؤمنوا : dan janganlah kamu percaya
الا : melainkan
لمن تبع : kepada orang yang mengikuti
قل : Katakanlah
إن الهدى :Sesungguhnya Petunjuk (yang harus diikuti)
هدى الله : Ialah petunjuk Allah
أن يؤتى : Memberikan
احد : Seorang
مثل : Seperti
ما أوتيتم : Seperti apa yang diberikan kepadamu
اوتحآجوكم : Atau mengalahkan hujjahmu
عندربكم : Disisi Tuhanmu
قل : Katakanlah
إن الفضل : Sesungguhnya karunia Allah
بيد الله : di tangan Allah
يؤتيه : Memberi karunia-Nya
من يشآء : Kepada siapa yang dikehendaki
والله : Dan Allah
واسع : Luas
عليم : Mengetahui
v Dalam terjemahan singkat Tafsier IBNU KATSIER jilid II (Al-Imran : 73)
Ÿ
73. dan janganlah kamu percaya melainkan kepada orang yang mengikuti agamamu[1]. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk (yang harus diikuti) ialah petunjuk Allah, dan (janganlah kamu percaya) bahwa akan diberikan kepada seseorang seperti apa yang diberikan kepadamu, dan (jangan pula kamu percaya) bahwa mereka akan mengalahkan hujjahmu di sisi Tuhanmu". Katakanlah: "Sesungguhnya karunia itu di tangan Allah, Allah memberikan karunia-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Luas karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui";
[1] Kepada orang-orang yang mengikuti agamamu Maksudnya: kepada orang yang seagama dengan kamu (Yahudi/Nasrani) agar mereka tak Jadi masuk Islam atau kepada orang-orang Islam yang berasal dari agamamu agar goncang iman mereka dan kembali kepada kekafiran.
Tafsiernya :
Selanjutnya Allah berfirman, "katakanlah bahwa sesungguhnya petunjuk Allah yang akan menuntun hati para mu'minim kepada iman yang sempurna, iman kepada apa yang diturunkan atas hamba dan pesuruh-Nya, Muhammad saw berupa ayat-ayat yang terang benderang dan dalil-dalil serta hujjah-hujjah yang kuat, walaupun kamu, hai orang-orang Yahudi menyembunyikan apa yang kamu ketahui tentang sifat-sifat dan kerasulan Muhammad yang telah kamu temukan dalam kitab-kitab para nabi yang terdahulu.
Allah berfirman : "Katakanlah bahwa karunia itu adalah di tangan Allah yang akan diberikan-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki, karena segala sesuatu adalah dibawah kekuasaan-Nya Dialah yang memberi karunia ilmu dan iman kepada siapa yang Dia kehendaki Dia jugalah yang menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dengan membutakan mata-hatinya sesuai dengan hikmah dan kebijaksanaan-Nya.
v Penjelasan dalam Tafsier Al-Maraghi Jilid 3 (Al-Imran : 73)
Ahlul Al-Kitab dan kaum Musyrikin : Berupaya Menyesatkan kaum Mu'minin
Dalam hal ini, terkandung berita gaib, yang demikian, berarti temasuk mu'jizat Nabi Muhammad saw.
وَلاَ تُؤْمِنُوْا إِلاَّ لِمَنْ تَبِعَ دِيْنَكُمْ
Ini adalah perkataan orang-orang Yahudi yang hanya percaya pada diri sendiri, dengan dugaan bahwa kenabian hanya ada pada kalangan mereka. Bahkan, dalam hal ini mereka berlebihan, sehingga menghina semua golongan dan menjadikan bahwa segala sesuatu yang timbul dari mereka adalah baik, dan yang dari selain mereka jelek.
Ahlul 'I-Kitab
Kesimpulannya, jangan tampakkan keimanan yang kalian lakukan ini ketika permulaan siang, kecuali hanya kepada orang-orang yang dahulunya memeluk agama kalian. Mereka adalah orang-orang yang masuk Islam dari kalangan ahlul 'I-kitab. Tujuan mereka adalah untuk mencabut kembali Islam. Sebab, mereka sangat ingin orang-orang kembali pada agamanya semula, dan masuk-nya mereka ke dalam Islam membuat mereka sangat terpukul.
قُلْ إِنَّ الهُدَى هُدَى اللهِ
Petunjuk itu tidaklah terbatas pada suatu bangsa atau individu tertentu. Tetapi, Allah SWT yang memberikan petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya melalui lisan seseorang yang dikehendaki-Nya dari kalangan Nabi. Barang siapa telah mendapatkan petunjuk Allah, maka tidak ada yang bisa menyesatkannya. Tipu muslihat mereka tidak akan membahayakan orang yang dikehendaki mendapatkan kebaikan dari Allah. Bahkan, Allah mengandaskan tipu daya mereka terhadapnya (Muhammad SAW)
أن يؤتى احد مثل مَآ اويحآجوكم عند ربكم
Ini adalah perkataan orang-orang Yahudi. Sedang susunan Qul Inna 'l-Huda Huda 'l-lah merupakan jumlah i'tiradhiyyah (kalimat terpisah) yang terletak antara ayat itu dan sebelumnya.
Makna ayat : Janganlah kalian menampakkan keimanan, seperti yang kalian diberi (kenabian), kecuali hanya kepada para pemeluk agama kalian, bukan selain mereka. Karena, hal ini akan menjadikan senjata makan tuan dan dapat memutuskan (mengandaskan) hujjah kalian sendiri.
Intinya, janganlah kalian mengakui dihadapan orang-orang Arab atau lainnya, bahwa kalian mengiktikadkan bolehnya seorang Nabi dari luar Bani Israil. Dan, janganlah kalian menampakkan kepercayaan selain kepada para pengikut agamamu sendiri. Bahwa kaum Muslimin, pada hari kiamat akan berhujjah dengan benar terhadap kalian, dan mereka akan mengalahkan hujjah kalian di hadapan Allah kelak.
Pertanyaan ini didasarkan pada keinginan mereka yang tidak mengakui diutusnya seorang Nabi dari bangsa Arab. Tetapi hanya mulutnya saja, bukan keyakinannya, sebagai ungkapan sikap takabbur dan keras kepala terhadap Nabi saw. Namun, sama sekali mereka tidak berterus terang dalam keyakinannya, kecuali hanya kepada orang-orang yang beriman dari kalangan mereka, dengan tujuan menipu dan mengelabuhi kaum Muslimin.
Ringkasnya, janganlah kalian menampakkan keimanan, bahwa akan ada seseorang yang dianugerahi seperti apa yang kalian diberi, kecuali terhadap orang-orang dari agamamu, bukannya selain mereka. Bahkan, rahasiakanlah kepercayaan kalian, bahwa kaum Muslimin telah dianugerahi kitab Allah, seperti mereka juga. Dan, janganlah kalian siarkan hal tersebut, kecuali hanya kepada para pendukungmu, bukan kepada kaum Muslimin agar hal tersebut menambah keteguhan iman mereka. Juga bukan terhadap kaum musyrikin, supaya hal tersebut menjadi pendorong bagi mereka untuk mengakui Islam.
قُلْ إِنَّ اْلفَضْلَ بِيَدِ اللهِ يُؤْتِيْهِ مَنْ يَّشَآءُ وَاللهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ
Katakanlah kepada mereka, "Sesungguhnya risalah itu adalah kemurahan dan anugerah Allah. Allah Mahaluas Pemberiannya dan Maha Mengetahui terhadap orang yang berhak. Karenanya Allah memberikannya terhadap orang yang pantas menerimanya.
Dalam ayat ini, terkandung isyarat bahwa orang-orang Yahudi telah mempersempit kemurahan yang luas ini dengan anggapan bahwa kenabian hanya terbatas pada kalangan mereka saja. Mereka tidak mengetahui hikmah dan maslahat diberikannya kenabian terhadap orang yang dikehendaki-Nya.
v Dalam tafsier Al-Maraghi jilid III (Al-Imran : 74)
يحتص : Menentukan
برحمته : Rahmat-Nya
من يشآء : Kepada siapa yang dikehendaki-Nya
والله : dan Allah
ذوالفضل العظيم : Mempunyai karunia yang besar
v Dalam terjemahan singkat tafsier IBNU KATSIER jilid II (Al-Imran : 74)
�
74. Allah menentukan rahmat-Nya (kenabian) kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan Allah mempunyai karunia yang besar.
Tafsiernya :
Dan Allah pulalah yang mengkhususkan karunia dan rahmat-Nya bagi para mu'minin dalam diri Nabi Besar Muhammad SAW yang dimuliakannya di atas semua nabi dan diutus-Nya dengan syariat yang paling sempurna dan menjadi penutup bagi semua syari'at yang turun dari langit.
v Penjelasan dalam Tafsier Al-Maraghi jilid III (Al-Imran : 74)
Ahlul Al-Kitab dan kaum Musyrikin : Berupaya Menyesatkan kaum Mu'minin
�
Sesungguhnya, kemurahan Allah yang luas, dan rahmat-Nya yang bersifat merata itu diberikan sesuai dengan kehendak-Nya. Tidak sebagaimana sangkaan mereka (orang-orang ahlul 'l-kitab) yang mengklaim keterbatasan kenabian hanya untuk "bangsa Allah", yang terpilih, yaitu dari Bani Israil. Sebab, Allah swt mengutus orang yang dikehendaki-Nya menjadi Nabi, kemudian mengangkatnya menjadi Rasul. Barangsiapa diistimewakan dengan kenabian, maka semata-mata Allah mengkhususkan hanya berkat kemurahannya yang berlimpah dan kebaikannya yang agung. Jadi, bukannya karena amal yang dilakukan, atau keturunan yang dimuliakan. Allah sama sekali tidak pernah memilih seseorang, baik secara individu maupun bangsa. Mahaluhur Allah dari itu, dengan keluhuran yang MahaBesar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar