"الله جميل يحبّ الجمال"

Allah Itu Indah, Mencintai Keindahan

Kamis, 06 Agustus 2009

KONSEP PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF AL-GHAZALI

KONSEP PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF AL-GHAZALI 


MAKALAH
DALAM RANGKA MEMENUHI TUGAS
MATA KULIAH “FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM ”






DOSEN PENGAMPU 

Siswanto, M.Pd.I
 


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
PAMEKASAN MADURA


2009





BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bersamaan dengan berputarnya dunia dan kemajuan modernisasi serta pengembangan ilmu pegetahuan yang semakin hari semakin berkembang yang akhir-akhir ini, banyak kita lihat para generasi Islam khusunya sudah kecanduan dan keracunan dengan tidak mengenal para tokoh Islam yang sangat dan dapat memberi pengaruh terhadap kemajuan dunia pendidikan, mereka kadang hanya bisa menghina, meremehkan bahkan mengatakan dimana tokoh Islam?. Ini sebenarnya terjadi karena mereka sangat tidak dan bahkan kurang kenal sama sekali terhadap beberapa tokoh Islam yang telah berhasil mencetak generasi yang tidak kalah hebatnya dengan tokoh pendidikan nonmuslim dalam mencetak generasi yang berakhlaq al- karimah, disiplin dan terhormat, serta bermanfaat untuk kepentingan agama nusa dan bangsa. 
Dengan berpandangan pada beberapa hal tersebut mengenal para tokoh pendidikan Islam adalah merupakan salah satu langkah yang seharusnya kita lakukan dan kita miliki dan kita hanyati serta merupakan kebanggaan kita sebagai orang Islam yang dengan semestinya untuk selalu mengangkat dan mensosialisasikannya di kalangan umum. Sehingga generasi penerus Islam bisa bersuara lantang bahwa kita mempuyai tokoh yang pantas untuk dijunjung tinggi, dan salah satu tokoh pendidikan yang tidak kalah tangkas dan metodenya serta konsep dan pemikirannya adalah Al-ghazali.
Al- Ghasali adalah salah satu tokoh muslim yang pemikirannya sangat luas dan mendalam dalam berbagai hal diantaranya dalam masalah pendidikan. Pada hakekatnya usaha pendidikan menurut al- ghazali adalah dengan mementingkan beberapa hal yang terkait dan mewujudkannya secara utuh dan terpadu karena kosep pendidikan yang dikembangkannya berawal dari kandungan ajaran islam dan tradisi islam yang berberprinsip pada pendidikan manusia seutuhnya. Sehinga dizaman yang moderen ini perlu kiranya untuk mengetahui konsep pendidikan dari tokoh muslim terkemuka ini.

B. Rumusan Masalah

Berdasrkan pada latar belakang diatas maka penulis ingin mengetahui bagaimana konsep pendidikan menurut al-ghazali 

C. Tujuan Makalah  

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliyah filsafat pendidikan islam 
2. Untuk mengetahui tujuan pendidikan menurut al-ghazali
3. Untuk mengetahui kurikulum dalam pandangan al-ghazali 
4. Untuk mengetahui sifat pendidik yang baik menurut al-ghazali 
5. Untuk mengetahui sifat peserta didik yang baik menurut al-ghazali
6. Untuk mengetahu aspek-aspek pendidikan menurut al- ghazali 






BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Konsep Pendidikan 

Konsep adalah rancangan sedang pendidikan dalam makna umum dapat diberi arti sebagai komonikasi terorganisasi dan berkelanjutan yang disusun untuk menumbuhkan kegiatan belajar ada juga yang mengatakan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan , pengendalian diri , kepribadian , kecerdasan , akhlaq mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dari beberapa pengertian tersebut konsep pendidikan yang dimaksud adalah merupakan suatu rancangan yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk mewujudkan peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan , pengendalian diri , kepribadian , kecerdasan , akhlaq mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

B. Tujuan Pendidikan Menurut Al-Ghazali 

Tujuan pendidikan menurut al- ghazali harus mengarah kepada realisasi tujuan keagamaan dan akhlaq, dengan titik penekanannya pada perolehan keutamaan dan taqarrub kepada Allah. Dan bukan hanya untuk mencapai kedudukan yang tinggi atau mendapatkan kemegahan dunia. Rumusan tujuan pendidikan al-ghazali didasarkan pada firman Allah SWT. 


” tidaklah aku jadikan jin dan manusia melainkan agar beribadah kepadaku” (QS. Al-Dzariyat:56)
Dari hasil study tentang pemikiran alghazali dapat diketahui dengan jelas bahwa tujuan ahir yang ingin dicapai melalui kegiatan pendidikan adalah, pertama, tercapainya kesempurnaan insani yang bermuara pada pendekatan diri kepada Allah, dan kedua, kesempurnaan insani yang bermuara pada kebahagiaan didunia dan diakhirat. karena itu ia bercita- cita mengajarkan manusia agar mereka sampai pada sasaran –sasaran pendidikan yang merupakan tujuan ahir dan maksut dari tujuan itu.
Sasaran pendidikan menurut al-ghazali adalah kesempurnaan insani didunia dan diakhirat. Dan manusia akan sampai kepada tingkat kesempurnaan itu hanya dengan menguasai sifat keutamaan melalui jalur ilmu, dan menguasai ilmu adalah bagian dari tujuan pendidikan.

C. Kurikulum 

Kurikulum yang dimaksudkan adalah kurikulum dalam arti yang sempit, yaitu seperanngkat ilmu yang diberikan oleh pendidik kepada peserta didik pandangan al-ghazali terhadap kurikulum dapat dilihat dari pandanganny mengenai ilmu pengetahuan, sedang al- ghazali membaggi ilmu pengetahuan kepada beberapa sudut pandang;
1. Berdasarkan pembidangan ilmu dibagi menjadi dua bidang 
a) Ilmu syri’ah sebagai ilmu yang terpuji terdiri atas;
(1) Ilmu usul (pokok ) ilmu Al-qur’an, hadis, pendapat sahabat, ijma’
(2) Ilmu furuk (cabang) fiqih, akhlaq
(3) Ilmu pengantar, ilmu bahasa dan gramatika
(4) Ilmu pelengkap, makhrij al khuruf wal lafads, ilmu tafsir, biografi, dan sejarah perjuangan sahabat. 
b) Ilmu bukan syari’ah terdiri atas 
(1) ilmu yang terpuji;ilmu kedokteran, ilmuberhitung, ilmu perusahaan, khusus ilmu perusahaan dirinci menjadi 
(1) pokok dan utama; pertanian,penenunan, pembangunan dan tata pemerintah.
(2) penunjang; pertungan besi
(3) pelengkap;pengolahan pangan
(4) Ilmu yang diperbolehkan; kebudayaan, sastra, puisi
(5) Ilmu yang tercela;sihir

2. Berdasarkan objek ilmu dibagi kepada tiga kelompok 
a) Ilmu yang tercela secara mutlaqbaik sedikitmaupun banyaksihir, ramalan nasib
b) Ilmu pengetahuan yang terpuji baik sedikit maupun banyak; ilmu agama,dan ilmu tentang beribadah
3. Berdasarkan status hukum memepelajari yang dikaitkan dengan nilai gunanya dapat digongkan kepada;
a) Fardu ain;ilmu agama dan cabangnya
b) Fardu kifayah;kedokteran, ilmu hitung,pertanian, pertenunan,politik, jahitmenjahit.

D. Pendidik 

Dalam suatu proses pendidikan adanya pendidik adalah suatu keharusan dan pendidik sangat berjasa dan berperan dalam suatu proses pendidikan dan pembelajaran, sehingga al-ghazali merumuskan sifat-sifat yaang harus dimiliki oleh pendidik diantaranya adalah guru harus cerdas, sempurna akalnya.dan baik akhlaqnya, dengan kesempurnaan akal seorang guru dapat memiliki ilmu pengetahuan secara mendalam dan dengan akhlaq yang baik dia dapat memberi contoh dan teladan bagi muridnya.
Selain sifat- sifat umum diatas maka pendidik kendaknya juga memiliki sifat-sifat khususu dan tugas-tugas tertentu diantaranya adalah;
1. Sifat kasih sayang
2. Guru hendaknya mengajar dengan ikhlas dan tidak mengharapkan upah dari muritnya 
3. Guru hendaknya mengunkan bahasa yang halus ketika mengajar 
4. Guru hendaknya bisa mengarahkan murid pada sesuatu yang sesuai dengan minak, bakat, dan kemampuannya 
5. Guru hendaknya bisa menghargai pendapat dan kemampuan orang lain 
6. Guru harus mengetahui dan menghargai perbedaan potensi yang dimiliki murid

E. Peserta didik 

Peserta didik adalah orang yang menjalani pendidikan dan untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu kesempurnaan insani dengan mendekatkan diri pada allah dan kebahagian didunia dan diakhirat maka jalan untuk mencapainya diperlukan belajar dan belajar itu juga termasuk ibadah, juga suatu keharusan bagi peserta didik untuk menjahui sifat-sifat dan hal-hal yang tercela, jadi peserta didik yang baik adalah peserta didik yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut;
1. peserta didik harus memuliakan pendidik 
2. peserta didik harus bersikap rendah hati dan tidak takabbur dan menjahui sifat-sifat yang hina (bersih jiwanya )
3. peserta didik harus meras satu bangunan dengan peserta didik yang lain dan sebagai suatu bangunan maka peserta didik harus saling menyayangi dan menolong serta berkasih sayang sesamanya.
4. peserta didik hendaknya mempelajri ilmu secara bertahap
5. peserta didik hendaknya mendahulukan mempelajari ilmu yang wajib  
6. peserta didik tidak hanya mempelajri satu ilmu yang bermamfaat melainkan dia juga harus mempelajari ilmu yang lain dan sungguh-sunguh ketika mempelajarinya 
7. peserta didik hendaknya juga mengenal nilai setiap ilmu yang dipelajrinya 

F. Metode dan media 

Metode dan media yang dipakai menurut al- ghazali harus dilihat secara psikologis, sosiologis, prakmatis dalam rangka keberhasilan pembelajaran. Metode pembelajran tidak bileh monoton, demikian pula mediayang dipakai.
Beberapa metode dan media pengajaraan yang dikemukakan imam ghazali diantaranya adalah; pendidikan praktek kedisiplinan, pembiasaan dan penyajian dalil aqli dan naqli,bimbingan dan nasehat, pujian dan hukuman, dan menciptakan kondisi yang mendukung terwujudnya akhlaq yang mulia.

G. Aspek- aspek pendidikan dalam pandangan al-ghazali 

Dalam pandangan al-ghazali aspek-aspek pendidikan tidak hanya dengan memperhatikan aspek akhlaq saja tetapi juga harus memperhatikan aspek- aspek yang lain dan mewujudkan aspek- aspek itu secara utuh dan terpadu. Aspek- aspek tersebut diantanya adalah:
1. Aspek pendidikan keimanan 
a. Iman menurut al-ghazali
Iman menurut al-ghazali adalah mengucapkan dengan lidah mengakui benarnya dengan hati dan mengamalkan dengan angauta. dari definisi ini bisa kita fahami bahwa pendidikan keimanan meliputi tiga prinsip;
1) Ucapan lidah atau mulut karena lidah adalh penerjemah dari hati 
2) Pembenaran hati, dengan cara i’tiqat dan taqlid bagi orng awam dan manusia pada umumnya, sedang cara kasyaf (membuka hijab hati ) bagi mereka yang khawas (aulia illah)..
3) Amal perbuatan yang dihitung dari sebagian iman, karena ia melengkapi dan menyempurnakan iman sehingga bertambah dan berkurangnya imam seseorang adalah dari amal perbuatan. 
Dari beberapa prinsip pendidikan keimanan tersebut semuanya harus didasarkan pada pada syahadatain ( pengesaan pada eksistensi Allah dan pembenaran nabi muhammad sebagai utusan Allah). Al-ghazali juga menegaskan bahwa pendidikan iman harus didasarkan pada empat rukun yang, pertama mengenai ma’rifat kepada dzat allah, sifat-sifat Allah, af’al Allah, syariat Allah.
b. Pendidikan keimanan bagi anak 
Al-ghazali menganjurkan agar pendidikan keimanan mengenai aqidah harus diberikan kepada anak sejak dia masih dini supaya dia menghafal, memahami, beriktiqat, mempercayai, kemudian membenarkan sehingga keimanan pada anak akan hadir secara sedikit-demi sedikit hingga sempurna, kokoh dan menjadi fundamen dalam berbagai aspek kehidupannya dan bisa mempengaruhi segala perilakunya mulai pola pikir, pola sikap, polabertindak, dan pandangan hidupnya.
2. Aspek pendidikan akhlaq 
a. Akhlaq menurut Al ghazali
Akhlaq adalah ibarat (sifat atau keadaan )dari perilaku yang konstan (tetap) dan meresap dalam jiwa dari padanya tumbuh perbuatan- perbuatan dengan wajar dan mudah tampa memerlukan pikiran dan pertimbangan. Sedang akhlaq menurut Dr. ahmad Amin ialah ilmu untuk menetapkan ukuran segala perbuatan manusia. Yang baik atau yang buruk, yang benar atau yang salah, yang hak atau yang batil. Dan ulama’-ulama’ ahli ada yang mendefinisikan akhlaq sebagai berikut, akhlaq adalah gambaran jiwa yang tersembunyi yang timbul pada manusia ketika menjalankan perbuatan –perbuatan yang tidak dibuat- buat atau dipaksa- paksakan. 
Dari keterangan diatas dapat kita ketahui bahwa akhlaq adalah sumber dari segala perbuatan yang sewajarnya,tidak dibuat- buat dan perbuatan yang dapat kita lihat sebenarnya adalah merupakan gambaran dari sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa. Menurut pengertian diatas maka hakikat akhlaq harus mencakup dua syarat:
1) Perbuatan itu harus konstan, yaitu harus dilakukan berulang kali kontinu dalam bentuk yang sama sehingga dapat menjadi kebiasaan.
2) Perbuatan konstan itu harus tumbuh dengan mudah sebagai wujud reflektif dari jiwanya tampa pertimbangan dan pemikiran.

b. Pendidikan akhlaq bagi anak 
Sebelum anak dapat berfikir logis dan memahami hal-hal yang abstrak serta belum sanggup menentukan mana yang baik dan yang buruk, dan mana yang salah dan benar maka latihan-latihan dan pembiasaan, dan penanaman dasar-dasar pendidikan akhlaq yang baik (yang sesuai dengan akal pikiran dan syariat Islam) secara beransur-ansur hingga berkembang menuju kesempurnaan berperan sangat penting.diantara beberapa akhlaq yang baik adalah;
a) Kesopanan dan kesederhanaan
(1) Kesopanan dan kesederhanaan makan 
(2) Kesopanan da kesederhanaan pakaian
(3) Kesederhanaan tidur
b) Kesopanan dan kedisiplinan 
(1) Kesopanan dan kedisiplinan duduk
(2) Kesopanan dan kedisiplinan berludah
(3) Kesopanan dan kedisiplinan berbicara
c) Pembiasaan dan latihan bagi anak untuk menjahui perbuatan yang tercela 
(1) Suka bersumpah
(2) Suka meminta 
(3) Suka membangakan diri
(4) Berbuat dengan cara sembunyi-sembunyi
(5) Menjahui segala sesuatu yang tercela
d) Latihan beribadah dan mempejari syariat islam  
Bagi anak yang sudah tamyis dan berumur 10 tahun maka anak itu jangan sekali-kali diberi kesempatan untuk meninggalkan bersuci secara agama, salat, puasa dan sebagainya.dan juga al-ghazali menyarankan agar anak anak mepelajari ilmu agama seperti al-qur’an hadist, hikayah dan lain sebagainya.  
   
3. Aspek pendidikan akliyah 
Al-ghazali menjelaskan Akal adalah sebagai sumber ilmu pengetahuan tempat terbit dan sendi-sendinya. Dalam ilmu pengetahuan itu berlaku dari akl sebagaimana berlaku buah dari pohon, sinar dari matahari penglihatan dari mata. Akal dan kemauanlah yang memberkan karakteristik kepada manusia dengan akal pikiran dapat memberikan kepada manusia ilmu pengetahuan yang dipakainya sebagai pedoman dalam usaha dan aktifitas hidunya, sedang kemauan menjadi pendorong perbuatan manusia .dengan demikian antar pendorong perbuatan dan pedoman perbuatan (usaha dan aktivitas hidup) terdapat hubungan yang saling mempengaruhi ‘interktion yang erat sekali. Oleh karena itu pendidikan akliyah sangat erat sekali untuk mengembangkan hazanah ilmu pengetahuan, mencerdaskan pikiran, mengembangkan intelegensi manusia ,secara optima, cakap, mempergunakan ilmu pengetahuan yang diperolehnya dan memberikan pedoman pada segala macam perbuatan manusia.
4. Aspek pendidikan sosial 
Al-ghazali memberiakan petunjuk kepada orang tua dan para guru agar anak dalam pergaulan memiliki sikap dan sifat yang mulia dan etika pergulan yang baik sehingga ia dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.sifat-sifat itu adalah
a) Menghormati dan patuh kepada kedua orang tua dan orang dewasa lainnya
b) Merendahkan hati dan lemah lembut
c) Membentuk sikap dermawan
d) Membatasi pergaulan anak (kepada anak yang tidak sopan,sombong, dan boros.
5. Aspek pendidikan jasmaniyah 
Adapun pendidikan jasmaniyah bagi anak dan orang dewasa yaitu;
a) Pendidikan kesehatan dan kebersihan 
b) Membiasakan makan makanan yang baik dan tidak berlebihan 
c) Bermain dan berolah raga 

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan.

Tujuan pendidikan menurut al- ghazali harus mengarah kepada realisasi tujuan keagamaan dan akhlaq, dengan titik penekanannya pada perolehan keutamaan dan taqarrub kepada Allah. Dan bukan hanya untuk mencapai kedudukan yang tinggi atau mendapatkan kemegahan dunia. Sehingga dengan demikian salah satu yang sangat penting untuk lebih diutamakan dalam mendidik anak menurut al-ghozali adalah pentingnya penanaman dasar-dasar pendidikan akhlaq yang baik yang sesuai dengan akal pikiran dan syariat yang dilakukan secara berangsur-angsur, serta adaya latian-latian dan pembiasaan sehingga berkembang menuju kesempurnaan. Dan dalam prosesnya harus dilakukan sebelum anak dapat berfikir logis dan memahami hal-hal yang abstrak serta belum sanggup menentukan mana yang baik dan yang buruk, dan mana yang salah dan benar
Selain hal tersebut dalam konsep pendidikan Al-ghazali menganjurkan agar pendidikan keimanan mengenai aqidah harus diberikan kepada anak sejak dia masih dini supaya dia dapat menghafal, memahami, beriktiqat, mempercayai, kemudian membenarkan sehingga keimanan pada anak akan hadir secara sedikit-demi sedikit hingga sempurna, kokoh dan menjadi fundamen dalam berbagai aspek kehidupannya dan bisa mempengaruhi segala perilakunya mulai pola pikir, pola sikap, polabertindak, dan pandangan hidupnya
Dari beberapa konsep dan metode tersebut kiranya tidak salah ketika al-ghazali merumuskan beberapa sifat yang harus dimiliki oleh pendidik diantaranya adalah guru harus cerdas, sempurna akalnya.dan baik akhlaqnya, dengan kesempurnaan akal seorang guru dapat memiliki ilmu pengetahuan secara mendalam dan dengan akhlaq yang baik dia dapat memberi contoh dan teladan bagi muridnya. 


.

DAFTTAR PUSTAKA

1. Ihsan,Hamdani, Dan A.Fuad Ihsan , Filsafat Pendiddikan islam,Bandung: CV Pustaka Setia,2001
2. May’ari, Anwar, AKhlaq Al-qur’an, Surabaya: PT Bina ilmu, 2007
3. Nata,Abuddin, Pemikiran para tokoh pendidikan islam seri kajian filsafat pendidikan islam, Jakarta: PT raja grafindo persada, 2003
4. Ramayulis dan nizar, Samsul, ensinklopedi tokoh pendidikan islam, ciputat: PT ciputata Press group,2005
5. Redaksi Asa Mandiri, Standar Nasional Pendidikan, Jakarta: Am Asa Mandiri, 2006.
6. Sujana S Pendidikan Non Formal, Bandung: Falah Produktion,2004.
7. Zainuddin dkk.,Seluk beluk Pendidikan dari Al-ghazali, Jakarta: Bumi Aksara,1991



STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DAN SEKOLAH NASIONAL BERSTANDAR INTERNASIONAL


STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DAN SEKOLAH NASIONAL BERSTANDAR INTERNASIONAL

MAKALAH
DALAM RANGKA MEMENUHI TUGAS
MATA KULIAH
“ISUE-ISUE KONTEMPORER PENDIDIKAN ISLAM ”
 
DOSEN PENGAMPU

ZAINUL HASAN SAG. M.Si

 

O L E H


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
PAMEKASAN MADURA


2009

BAB I 
PENDAHULUAN 

A. Latar belakang masalah 

Keberadaan sekolah berstandar internasional menjadi fenomena menarik dunia pendidikan di Indonesia serta menjadi perbincangan tersendiri bagi banyak orang. Sekolah ini memang berbeda dari sekolah konvensional alias sekolah biasa. Dari metode dan kurikulum pembelajarannya saja, diadaptasi dari luar negeri jadi wajar jika menggunakan bahasa Inggris sebagai pengantar namun keyataan di Indonesia bagaimana output dari sekolah tarap internasional tersebut baik atau tidak saat ini masih jadi persoalan dalam dunia pendidikan.
Pendidikan masih merupakan persoalan yang krusial di Indonesia. Pendidikan diharapkan mampu mengeluarkan output yang bisa menjawab tatangan zaman dan sesuai dengan apa yang dicita-citakan namun kenyataan yang ada hasilnya tidaklah mudah diwujudkan, tidak semudah membalikkan telapak tangan. Pendidikan adalah project jangka panjang semua negara, tak terkecuali Indonesia. Pendidkan menjadi standar dan tolok ukur seberapa jauh sebuah negara itu mampu bersaing didunia Internasional . Semakin baik mutu pendidikan yang dimiliki suatu negara maka negara tersebut semakin siap bersaing dikancah global, dan begitu juga sebaliknya. Dengan adanya persaingan dan bertambahnya tantangan untuk sesuatu yang pantas disaingi maka diperlukan apa yang dinamakan suatu alat pengukur atau internasitional evaluation yang pada saat ini dinamakan dengan standart nasional. Baik dari standar isi, proses, kompetensi, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikannya.

B. Rumusan masalah 

Dari beberapa latar belakang masalah diatas maka dapat penulis rumuskan; ”bagaimana sekolah berstandar nasional pendidikan sekolah nasional berstandart nasioanal”

C. Tujuan makalah 

Penulis ingin mengetahui tentang: 
1. Lingkup standar nasional pendidikan meliputi 
2. Fungsi standar nasional pendidikan 
3. Tujuan standar nasional pendidikan 
4. Sekolah nasional berstandar internasional 






BAB II 
PEMBAHAN 

A. Pengertian standar nasional pendidikan 

 Kata pendidikan berasal dari kata didik yang mendapat awalan pen dan ahiran an yang berati perbuatan, hal, cara, yang berkenaan dengan mendidik, pengetahuan tentang mendidik dan berarti pula pemeliharaan, latihan- latihan, yang meliputi lahir dan batin. Sedang dalam pengertian yang lazim digunakan pengertian Pendidikan adalah usaha membina dan mengembangkan pribadi manusia baik aspek rohaniyah maupun jsmaniyah serta berlangsung setahap demi setahap . Pendidikan dalam makna yang umum dapat diberi arti sebagai komunikasi terorganisasi dan berkelanjutan yang disusun untuk menumbuhkan kegiatan belajar . Sedang pendidikan menurut undang- undang dasar Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sisitem pendidikan nasional pndidikan adalah usaha sadar dan terrencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara. Standar menurut W.J. S. Poerwadarminta adalah ukuran, atau sesuatu yang dipakai sebagai contoh atau dasar yang sah bagi ukuran . Sedang arti nasional adalah kebangsaan. Adapun Standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang sisitem pendidikan diseluruh wilayah hukum negara kesatuan republik indonesia .jadi standar nasional pendidikan adalah batas minimal tentang sisitem pendidikan bagi penyelenggara pendidikan bisa melakukan suatu proses pendidikan diseluruh wilayah hukum negara kesatuan republic Indonesia.

B. Lingkup, Fungsi dan Tujuan standar nasional pendidikan 

Adapun lingkup, fungsi dan tujuan standar nasional pendidikan adalah sebagai berikut:
1. Lingkup standar nasional pendidikan meliputi 
a. Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
b. Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapa standar kompetensi lulusan
c. Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahhuan, dan keterampilan.
d. Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kritteria pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental serta pendidikan dalam jabatan
e. Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perputakaan, laboratorium,bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berrekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembeljaran termasuk penggunaan tehnologi informasi dan komonikasi.
f. Standar pengelolaan dalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dngan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, propinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan pendidikan 
g. Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya biaya oprasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun adapun biaya operasi satuan pendidikan adalah bagian dari dana pendidikan yang diperlukan untuk membiayai kegiatan operasi satuan pendidikan agar dapat berlangsung kegiatan pendidikan yang sesuai dengan standar nasional pendidikan secara teratur dan bekelanjutan 
h. Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.
2. Fungsi standar nasional pendidikan 
Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Jadi standar nasional pendidikan berfungsi sebagai acuan penyelenggara pendidikan untuk mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu 
3. Tujuan standar nasional pendidikan 
Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. 
Standar Nasional Pendidikan disempurnakan secara terencana, terarah, dan berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global. Untuk penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan sesuai dengan standar nasional pendidikan dilakukan evaluasi, akreditasi dan sertifikasi.

C. Pengertian sekolah nasional berstandar internasional (SNBI)

SNBI adalah sekolah untuk anak-anak Indonesia yang diselenggarakan dengan kurikulum lokal tapi bertaraf internasional . SBI adalah sekolah nasional yang menyiapkan peserta didik berbasis Standar Nasional Pendidikan (SNP) Indonesia berkualitas Internasional dan lulusannya berdaya saing Internasional . Sehingga dengan semestinya jika banyak pendidik internasional telah berusaha untuk merumuskan ‘pendidikan internasional’ tersebut selama bertahun-tahun. 
Ada beberapa gambaran yang berisi tentang pendekatan-pendekatan yang mudah dapat dimengerti oleh sebagian orang tentang apa itu pendidikan internasional?, dalam hal ini penulis akan berlandaskan atau berpijak pada beberapa definisi, meskipun dirasa terbatas namun sudah cukup kiranya untuk tahap pengenalan dan merupakan langkah awal untuk melihat, dan mengerti apa itu pendidikan internasioanl yang sekarang lagi digembar gemborkan serta menjadi ajang perebutan yang aduhai dan mengagumkan serta membanggakan. Adapun definisi tersebut sebagai mana berikut ini:
Menurut definisi UNESCO pada tahun 1974 yaitu tentang pendidikan internasional seharusnya menekankan kepada pendidikan bagi perdamaian, hak azasi dan demokrasi. Definisi ini dipertegas dengan adanya deklarasi pada konferensi internasional dalam hal pendidikan (ICE), di Geneva, tahun 1994 dan disokong oleh konferensi umum UNESCO di Paris tahun berikutnya. ICE dikelola oleh Biro Pendidikan Internasional (UNESCO) dan mengajak serta Menteri Pendidikan dari seluruh Negara. Tujuan dari pendidikan internasional ini diperkenalkan dengan deklarasi UNESCO,1996,p.90 yang bertujuan untuk mengembangkan :
1. Nilai yang universal bagi adanya budaya perdamaian,
2. Kemampuan untuk menghargai kebebasan dan tanggung jawab warga negara yang ada didalamnya,
3. Pemahaman antar budaya yang mendorong pemersatuan ide dan solusi untuk memperkuat perdamaian,
4. Kemampuan untuk memecahkan konflik tanpa kekerasan,
5. Kemampuan untuk membuat pilihan-pilihan,
6. Menghargai warisan budaya dan pemeliharaan lingkungan,
7. Rasa solidaritas dan keadilan pada tingkat nasional dan internasional

Dari beberapa deklarasi tersebut diatas maka sangat jelas bahwa deklarasi ini dapat diterima oleh para Menteri Pendidikan, yang ada di dunia ini yang tentunya merupakan sebagian dari program pendidikan nasional. Harapan UNESCO adalah adanya sistim pendidikan nasional yang selalu akan memasukkan juga prinsip-prinsip diatas pendidikan internasional yang telah disebutkan tersebut.. Namun sekarang bagaimana prinsip-prinsip isi deklarasi tersebut diterjemahkan dalam tindakan ditingkat sekolah? Pendidikan Internasional memiliki kekhawatiran akan keseluruhan pengalaman formal (pembelajaran yang terencana) maupun pengalaman sekolah informal yang didapat. Hal ini meliputi beberapa hal diantaranya adalah mengenai :
1. Isi mata pelajaran yang menyediakan sudut pandang internasional (termasuk isu global dan bahasa asing), 
2. Pendidikan kewarganegaraan (lewat pelayanan masyarakat, contohnya): 
3. Isu global termasuk kesadaran akan lingkungan, penyebab konflik, 
4. Sangsi dari tidak bertoleransi bahaya gerombolan orang banyak dan
5. Membuat etika dalam bidang sains, teknologi dan ekonomi:

D. Karakteristik sekolah nasional berstandar internasional 

a. Menerapkan KTSP yang dikembangkan dari standart isi, standart kompetensi kelulusan dan kompetensi dasar yang diperkaya dengan muatan Internasional.
b. Menerapkan proses pembelajaran dalam Bahasa Inggris, minimal untuk mata pelajaran MIPA dan Bahasa Inggris.
c. Mengadopsi buku teks yang dipakai SBI (negara maju).
d. Menerapkan standar kelulusan yang lebih tinggi dari standar kompetensi lulusan (SKL) yang ada di dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP).
e. Pendidik dan tenaga kependidikan memenuhi standart kompetensi yang ditentukan dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP).
f. Sarana/prasarana memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP).
g. Penilaian memenuhi standar nasional dan Internasional.
E. Visi dan misi SNBI
Visi SBI dirancang agar memnuhi tiga indikator,yaitu:
1. Mencirikan wawasan kebangsaan,
2. Memberdayakan seluruh potensi kecerdasan (multiple inteligencies)
3. Meningkatkan daya saing global
Misi SBI merupakan jabaran visi SBI yang dirancang untuk dijadikan referensi dalam menyusun/mengembangkan rencana program kegiatan, indikator untuk menuyun misi ini terangkum pada akronim SMART:
1. Specific
2. Measurable (terukur)
3. Achievable (dapat dicapai)
4. Realistis
5. Time Bound (jelas jangkauan waktunya)
F. Indikator sekolah SNBI
1. Sekolah ber-akreditasi A,
2. Kurikulum,
3. Proses pembelajaran, dan Penilaian, serta Pendidikan,
6. Tenaga kependidikan,
7. Sarana dan prasarana,
8. Pengelolaan,
9. dan Pembiayaan.
Menurut (Mendiknas) Bambang Sudibyo, suatu sekolah akan dirintis menjadi sekolah internasional harus terakreditasi A secara nasional dan memiliki indikator tambahan dari Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) yaitu organisasi negara-negara yang memiliki keunggulan di bidang pendidikan. Di samping itu sekolah tersebut juga harus menerapkan standar kurikulum dengan tingkat satuan pendidikan (KTSP) dengan sistem kredit semester (SKS), sistem akademik berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK), sistem kompentensi, dan muatan mata pelajaran setara atau lebih tinggi dari mata pelajaran yang sama pada sekolah unggul negara OECD. Selain memenuhi kurikulum Diknas, sekolah juga memenuhi kurikulum lokal dan Depag.





BABIII 
PENUTUP 


Terus bergiatnya penyelenggaraan pendidikan bertaraf internasional, akan semakin penting terlebih di era globalisasi yang menekankan adanya kompetisi begitu ketat. Namun, yang tak kalah pentingnya adalah jika sekolah berstandar internasional tersebut tidak melupakan identitas bangsa Indonesia. Sekolah-sekolah tersebut harus menempatkan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama dalam pembelajaran mata pelajaran di sekolah. Karena kita harus mempertahankan jati diri bangsa sebagai rasa cinta rasa nasionalitas. Pun demikian, sekolah-sekolah berstandar internasional agar tidak hanya mengedepankan kecerdasan intelektual, tetapi juga membangun kecerdasan raga, rasa dan hati. Sehingga tercipta negara yang berkualitas dan bertaraf internasional serta siap menghadapi gelombang globalisasi yang akan terjadi di masa yang akan datang. Dorongan itu timbul sesuai dengan sistem pendidikan nasional yang dicantumkan di dalam UU 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pada pasal 50 ayat (3) berbunyi, “Pemerintah dan/atau pemerintah daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan, untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang bertaraf internasional.” 





SINOPSIS 
Pendidikan adalah usaha membina dan mengembangkan pribadi manusia baik aspek rohaniyah maupun jsmaniyah serta berlangsung setahap demi setahap dan berkelanjutan yang disusun untuk menumbuhkan kegiatan belajar. Sesuai dengan standar nasional atai internasional. adapun Standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang sisitem pendidikan diseluruh wilayah hukum negara kesatuan republik indonesia .jadi standar nasional pendidikan adalah batas minimal tentang sisitem pendidikan bagi penyelenggara pendidikan baik dalam lingkup, fungsi dan tujuan standar nasional pendidikan baik di tinjau dari segi standar isi,.standar proses standar kompetensi lulusan standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, standar penilaian pendidikan,
Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Jadi standar nasional pendidikan berfungsi sebagai acuan penyelenggara pendidikan untuk mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu 
Standar Nasional Pendidikan disempurnakan secara terencana, terarah, dan berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global. Untuk penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan sesuai dengan standar nasional pendidikan dilakukan evaluasi, akreditasi dan sertifikasi.
Adapun sekolah nasional berstandar internasional adalah sekolah untuk anak-anak Indonesia yang diselenggarakan dengan kurikulum lokal tapi bertaraf internasional . SBI adalah sekolah nasional yang menyiapkan peserta didik berbasis Standar Nasional Pendidikan (SNP) Indonesia berkualitas Internasional dan lulusannya berdaya saing Internasional . Nilai yang universal bagi adanya budaya perdamaian,

Karakteristik sekolah nasional berstandar internasional 
a. Menerapkan KTSP yang dikembangkan dari standart isi, standart kompetensi kelulusan dan kompetensi dasar yang diperkaya dengan muatan Internasional.
b. Menerapkan proses pembelajaran dalam Bahasa Inggris, minimal untuk mata pelajaran MIPA dan Bahasa Inggris.
c. Mengadopsi buku teks yang dipakai SBI (negara maju).
d. Menerapkan standar kelulusan yang lebih tinggi dari standar kompetensi lulusan (SKL) yang ada di dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP).
e. Pendidik dan tenaga kependidikan memenuhi standart kompetensi yang ditentukan dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP).
f. Sarana/prasarana memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP).
g. Penilaian memenuhi standar nasional dan Internasional.
G. Visi dan misi SNBI
Visi SBI dirancang agar memnuhi tiga indikator,yaitu:
1. Mencirikan wawasan kebangsaan,
2. Memberdayakan seluruh potensi kecerdasan (multiple inteligencies)
3. Meningkatkan daya saing global


KARAKTERISTIK AGAMA ISLAM DI MADURA




Makalah
KARAKTERISTIK 
AGAMA ISLAM DI MADURA

Tugas Kelompok




   
DOSEN PENGAMPU
H. ABADI 

DALAM RANGKA MEMENUHI TUGAS
MATA KULIAH USUL FIQIH II


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
PAMEKASAN MADURA
2007

KARAKTERISTIK AGAMA ISLAM DI MADURA

PENDAHULUAN

Pengertian Agama 

  Salah satu syarat yang teramat penting dalam kehidupan manusia adalah keyakinan yang oleh sebagian orang dianggap sebagai agama . Kata "agama" dalam bahasa Indonesia berarti sama dengan kata din dalam bahasa Arab, atau religion dalam bahasa – bahsa Inggris , de relige dalam bahasa Belanda. Secara Bahasa , Perkataan " Agama " berasal dari bahasa sansakerta yang artinya Tidak pergi , tetap di tempat , di warisi turun temurun. . " Adapun kata din mengandung arti " menguasai , menundukkan, patuh , utang , balasan atau kebiasaan. 
  Din juga membawa peraturan – peraturan berupa hukum yang harus dipatuhi , baik dalam bentuk perintah yang wajib dilaksanakan atau berupa larangan yang harus ditinggalkan dan pembalasannya. tujuan agama adalah mencapai kedamaian rohani dan kesejahteraan jasmani, untuk mencapai itu harus percaya adanya tuhan yang maha esa yang menciptakan dan memelihara semua yang ada di dunia ini . Dengan demikian maka orang yang selalu percaya kepada Tuhan, perasaannya merasa selalu dilindungi oleh tuhan dan dalam suasana dan keadaan bagaimanapun daya upaya dan tiada satu kekuatan pun yang akan mempengaruhi dan membinasakannya , kalau Tuhan tidak mengijinkan. Kita perlu mempunyai kepercayaan kepada Tuhan , mengingat kebutuhan jiwa akan rasa Aman , yang akan memberikan ketenangan jiwa 
  Tindakan orang yang percaya akan kebesaran tuhan yang menciptakan alam semesta ini akan selalu dalam rahmatnya . setiap daerah , setiap agama , setiap orang mempunyai cara tersendiri dan memuja tuhan seperti dimadura misalnya , orang madura kebanyakan agamanya menganut faham monoteisme yakni tuhan yang bersifat arrahmanur rahim ,yaitu tuhan yang menyayangi dan menentramkan ,Tuhan yang memenui jiwa dan hati manusia  

Unsur Unsur keagamaan 

  Unsur penting yang terdapat dalam agama Ialah : 
Pertama : Kekuatan gaib ,. Manusia merasa dirinya lemah dan berhajat pada kekuatan gaib itu sebagai tempat memohon pertolongan . Manusia merasa harus selalu mewngadakan hubungan baik dengan kekuatan gaib tersebut dengan mematuhi perintah atau larangannya. 
Kedua : Keyakinan bahwa kesejahteraanya di dunia dan kebahagiaan hidupnya di akhirat tergantung pada adanya hubungan baik dengan kekuatan gaib yang di maksud . Tanpa adanya hubungan yang baik itu , manusia akan sengsara hidupnya di dubia dan akhirat. 
Ketiga : respon yang bersifat emosional dari manusia , baik dalam bentuk perasaaan takut atau perasaaan cinta. Selanjutnya respon itu mengambil bentk pemujaan atau penyembahan atau tatacara hidup tertentu bagi masyarakat yang bersangkutan 
Keempat : Paham adanya yang kudus ( the sacred ) dan suci, seperti kitab – kitab suci , tempat tempat ibadah, dan lain – lain.  

Islam  
  Islam adalah agama samawi terakhir yang diwahyukan oleh Allah SWT kepada utusannya , Muhammas SAW, untuk disampaikan kepada seluruh ummat manusia di Dunia , Agama Islam bersifat Universal dan menjadi rahmat bagi seluruh alam . Isl;am tidak haya mengatur hubungan manusia dengan tuhannya dan kedudukan manusia di hadapan Tuhan , tetapi juga memberi tuntunan bagai mana manusia berhunbungan dengan sesamanya , dan bagai mana kedudukan manusia ditengan – tengah alam semesta. Ini . Oleh karena itu Islam sebagai agama rahmah li al- alamin yang mengemban misi menyempurnakan pribadi manusi serta mengangkat manusia menjadi insane yang beradab dan berkebudayaan , serta beriman kepada Allah SWT. 

Karakteristik agama Islam di madura  
.

  Karakteristik menurut bahasa Indonesia mempuyia pengertian Ciri – ciri khusus dari bentuk – bentuk watak , tingkah laku , atau tanda khusus yang dimiliki oleh setiap individu . Dengan demikian maka karakretistik agama Islam di madura adalah semua bentuk dan tingkah laku yang khusus dimiliki oleh orang madura dan tidak dimiliki oleh selainnya dalam bidang keagamaan . Untuk lebih jelasnya akan kami uraikan sebagai mana berikut ini :  
karakteristik agama Islam di Sampang khususnya adalah : 
1. Ditinjau dari segi Budaya :

a. Fanatik dalam agama 
b. Ahlussunnah Wal jamaah.
c. Fanatik dalam memperingati hari - hari besar Islam seperti ; Maulid Nabi Muhammad SAW,Bulan Muharrom ( Tajin Sorah / tajin poteh pedis bedeh tellorah ), Bulan sapar( Tajin saffar / tajin pote merah ), Syakban ( rebba an ), dan melahsanakan sholat pada hari Idul Fitti dan Idul Adha. Kegiatan ini lalu di jadikan sebagai ajaran dan undang - undang atau peraturan yang harus dipatuhi oleh setiap individu masyarakat

2. Ditinjau dari segi Tradisi - Tradisi local Khususnya Kedungdung 

  Didalam setiap pelaksanaan upacara yang diselenggrakan , akan tampak adanya sesuatu yang di anggap sacral , suci atau sacred yang berbeda dengan yang alami empiris atau yang profan. Diantara ciri – ciri yang sacral itu adalah adanya keyakinan , ritus, misteri , dan supernatural . Dalam komonitas local ini , repreentasi semua itu berupa pemberian sesajian ( be'sabe' ), bacaan al- Qur'an , Tahlil, dan rotibul haddad ( sabellesan ) dan do'a dalam berbagai variasinya. , Maulud nabi yang dilaksanakan setiap kepala keluarga pada bulan Robiul awal dengan filusufi yang mendalam dijiwa masyarakat adalah banyak shodakoh banyak rejeki dan Asshodakotu lidafil balak. .
  
  
   
3. Ditinjau dari segi Kehidupan keagamaan masyarakat petani  
  Kehidupan keagamaan masyarakat petani madura umumnya bersifat moralistik "hamka 1982" menyatakan tentang madura "tanahnya miskin dan tandus , tetapi penduduknya kaya raya dengan iman " orang mau tinggal dimana saja asal ia berhasil dan sukses . dimapun orang madura tinggal mereka selalu memperhatikan penduduk di sekitarnya dan bila mereka meninggal tidak usah dibawa ketanah kelahiran mereka , merka selalu merasa yang ada disamping mereka dan yang ada didepan dan dibelakang mereka adalah tanggung jawab bagi mereka karena mereka yaqin bahwa hidup mereka adalah ibadah .

4. Ditinjau dari segi pendidikan masyarakat madura  

Pendidikan masyarakat madura secara umum bersifat keislaman , sehingga masyarakat lebih suka memasukkan anaknya kepesantren dan mereke sangat mengutamakan anak –anaknya untuk menjadi anak yang berakhlakul karimah iman yang kuat dan tekat yang bulat dan bisa baca alqur-an dengan baik dan bertajwid serta mengerti yang terkandung diddalamnya.. Sehingga mulai kecil anak –anak dan remaja sudah mengaji ke langgar- langgar setiap sore sampai selesai salat isya'

5. Ditinjau dari segi politik masyarakat madura  
   
  Para kiai merupakan figure sentral yang amat dihormati dan ditaati sebelum masyarakat menerima suatu anjuran atau perintah dari pamong desa , maka terlebih dahulu mereka akan memohon fatwa dari pihak kiai . Dengan demikian maka pemimpin formal yang ingin memimipin daerahnya dengan sukses umumnya mereka harus pandai –pandai menghargai dan memamfaatkan peran sentral para kiai itu
FALSAFAH ORANG MADURA 

1. MANUSSA COMA DHARMA(ungkapan ini mengandung nilai yang menunjukkan keyakinan akan kekuasaan allah swt . 
2. abantal ombek asapok angin abantal syahadat aspok iman berjalin kehidupannya orang madura dengan nilai- nilai agama islam . 
  Dalam aspek budaya kesenian madura juga banyak yang berbau islam seperti hadrah samroh dan samman , masyarakat madura menerima islam sebagai sitem kepercayaan yang berlangsung relative tuntas sehingga islam menjadi idenditas dan tradisi . hampir di semua lapisannya . sehingga hampir seluruh fenomina sosial , agama dan pola sosial budaya di madura berlangsung dalam ranah atau bazar kebudayaan masyarakat muslim .sehingga tidurpun orang madura tidur dengan cara islam karena bagi orang madura tidur adalah mati sementara oleh karena itu posisi tidur haruis sama dengan posisi mayat orang madura ketioka di kuburkan . Posisi tidur seperti itu untuk mengingatkan orang madura sebagai penganut agama islam bahwa pada suatu saat mereka akan mati .  
  Hampir seluruh penduduk pulau madura pada umumnya beragama islam yang taat. Sebagian besar penganut madhab ahlussunah waljama'ah (yang identik dengan organisasi nu ) dan sebagian kecil penganut pergerakan muhammadiyah .dengan demikian maka peran kaum ulama' menjadi amat menonjol , dengam demikian peran madrasah dan pondok pesantren menjadi amat potensial.  
   
   


HUBUNGAN METODE MENGAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MAKALAH

HUBUNGAN METODE MENGAJAR DENGAN HASIL BELAJAR 
MAKALAH 


Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“STRATEGI PEMBELAJARAN P A I “



Dosen Pengampu
Buna’i S.Ag. M.pd.


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
PAMEKASAN MADURA

2008



KATA PENGANTAR 


Bismillahirrohmanirrohim

Assalmu Alaikum Wr. Wb. 
  Al hamdulillah kami haturkan kepada Allah SWT. Yang telah memberikan beberapa kenikmatan yang berupa Iman, Islam dan kesehatan , sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul hubungan metode mengajar dengan hasil belajar .
  Salawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW.rasul yang terahir yang telah membawa kita dari alam jahiliyah menuju alam ilmiyah yang penuh barakah ini 
  Selanjutnya kami mengcapkan banyak terima kasih kepada dosen pengampu yang terhormat bapak Buna’i S.Ag.Mpd. , yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada kami, sehingga makalah ini dapat terselesaikan.  
  Tak lupa kami haturkan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam penulisan makalah ini , begitu juga kami mohon maaf apabila dalam penulisan ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan sehingga saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan. 
Billahi taufiq walhidayah 
Summassalamu alaikum Wr. Wb.





BAB I
PENDAHULUAN 

A. Latar Belakang Masalah 

Metode pendidikan sangatlah diperlukan untuk menentukan kegiatan pembelajaran yang di lakukan oleh guru atau pndidik sebagai upaya untuk mencapai hasil pendidikan yang dingininkan. Dengan demikina maka metodelogi yang baik hendaklah dapat di jadikan pedoman oleh setiap pendidik dalam pengelolaan proses pembelajaran serta menentukan komponen-komponen yang dapat mempengaruhi dalam proses pendidikan sehingga membuahkan suatu hasil yang dinginkan. Dan metode pendidikan yang baik hanya bisa dilakukan oleh tenaga pendidik yang profesional 
Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk dapat menentukan kualitas atau hasil proses pendidikan adalah pendekatan suatu metode pembelajaran yang kondusif. Melalui pendekatan metode tersebut kita dapat melihat berbagai aspek yang dapat mempengaruhi keberhasilan dalam suatu proses pembelajaran yang dikalukan. metode mempuyai arti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai suatu tujuan atau mencapai suatu hasil yang diharapkan secara optimal sesuai dengan tujuan tang telah ditetapkan.
Berdasarkan pengertian diatas, maka ada beberapa metode yang dilakukan untuk mencapai hasil pembelajaran sebagai mana akan di bahas dalam bab berikutnya.


B. Rumusan Masalah

Sebagai mana di singgung dalam latar belakang masalah maka dalam penulisan ini penulis akan memformulasikan beberapa rumusan masalah sebagai mama berikut;
1. Bagaimana metode mengajar
2. Bagaimana pengertian hasil belajar
3. Bagaimana hubungan metode mengajar dengan hasil belajar
  
C. Tujuan Makalah

Tujuan yang ingin di tulis dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui bagai mana metode mengajar
2. Mengetahui pengertian hasil belajar
3. mengetahui hubungan metode mengajar dengan hasil belajar

 


BAB II 
PEMBAHASAN 

A. METODE MENGAJAR 

Metode berasal dari dua perkataan yaitu meta yang artinya melalui dan hodos yang mempuyai arti jalan atau cara , dengan demikian maka metode mempuyai arti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan mengajar menurut Poerwodarminto dalam kamus bahasa Indonesianya mempunyai arti memberi pelajaran, atau melatih , sehingga dengan pengertian tersebut, maka metode mengajar yang penulis maksud adalah suatu cara yang harus dilalui oleh pendidik, guru, dosen atau orang tua dalam mengajar atau melatih terdidik sehingga menghasilkan sesuatu yang pengajar inginkan. 
Adapun jalan dan cara yang ditempuh oleh pengajar dalam mengajar anak didiknya atau yang diajar pada umumnya menggunakan beberapa metode diantaranya sebagai berikut: 

1. Metode ceramah 

Metode ceramah ialah sebuah metode mengajar dengan penyampaian informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Pengajaran dengan menggunakan metode ceramah perhatian terpusat pada guru sedangkan para siswa hanya mendengarkan secara pasif . metode ini cocok digunakan untuk menyampaikan informasi ,untuk memberikan pengantar, dan menyampaikan materi yang berkenaan dengan pengertian-pengertian atau konsep–konsep . 
Langkah-langkah menggunakan metode cermah, agar metode ceramah berhasil, maka ada beberapa hal yang harus dilakukan, baik pada tahap persiapan maupun pada tahap pelaksanaan.
a. Tahap persiapan:
1 Merumuskan tujuan yang ingin dicapai Proses pembelajaran adalah proses yang bertujuan, oleh sebab itu merumuskan tujuan yang jelas merupakan langkah awal yang harus dipersiapkan pengajar.
2 Menentukan pokok-pokok materi yang akan diceramahkan. Dalam hal ini seorang guru atau pengajar hendaknya harus mempersiapkan pokok-pokok materi yang akan disampaikan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Karena keberhasilan suatu ceramah sangat tergantung pada tingkat penguasaan guru tentang materi yang akan di ceramahkan.
b. Tahap pelaksanaan: pada tahap ini ada beberapa langkah yang harus di lakukan:
1 Langkah pembukaan. dalam langkah ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan diantaranya adalah sebagai berikut;
a. Yakinkan bahwa siswa memahami tujuan yang akan dicapai. Oleh karena itu, maka guru perlu mengemukakan terlebih dahulu tujuan yang harus di capai oleh siswa.
b. Lakukan langkah apersepsi, yaitu langkah menghubungkan materi pelajaran yang lalu dengan materi pelajaran yang akan disampaikan. Hal ini di lakukan gunanya adalah untuk mempersiapkan secara mental agar siswa mampu dan dapat menerima materi pembelajaran.
2 Langkah penyajian; Tahap penyajian adalah tahap penyampaian materi pembelajaran dengan cara bertutur,. Agar ceramah kita berkualitas sebagai metode pembelajaran, maka guru harus menjaga perhatian siswa agar tetsp terarah pada materi pembelajaran yang sedang di sampaikan. Untuk mejaga perhatian ini ada beberapa hal ang harus diperhatikan diantaranya: 
a. Gunakan bahasa yang komonikatif dan mudah diterima oleh siswa.
b. Sajikan materi pembelajaran secara sistimatis, tidak meloncat-loncat agar mudah di tangkap oleh siswa.
c. Menjaga dan menjadikan kelas agar selalu kondusif dan menggairahkan untuk belajar
3 Langkah mengakhiri atau menutup ceramah; 

2. Metode tanya jawab 

metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaaan yang harus dijawab ,terutama dari guru kepada siswa , tetapi dapat pula dari siswa kepada guru . metode ini dimaksudkan untuk merangsang berfikir dan membingbing peserta didik dalam mencapai kebenaran .  

3. metode diskusi 

metode dikusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan .tujuan utama dalammetode ini adalh untuk memecahkan suatu permasalahan , menjawab pertanyaan , menambah dan memahami pengetahuan siswa serta untuk membuat suatu keputusan .metode diskusi ini bersifat bertujkar pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara bersama –sama .dalam proses pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan metode ini guru harus mengatur kondisi agar: 
a. setiap siswa dapat mengeluarkan gagasan dan pendapat mereka 
b. setiap siswa harus saling mendengar pendapat orang lain 
c. setiap siswa harus saling merespon 
d. setiap siswa harus dapat mengumpulkan dan memcatat ide- ide yang di anggap penting 
e. dengan metode inin setiap diharapkan mampu mengembangkan pengetahuannya serta memahami isu- isu yang dibicarakan dalam diskusi 

4. metode kisah atau cerita 

Al qur’ an dan hadis banyakmeredaksikan kisah dalam penyampaikan pesan –pesannya .seperti kisah malaikat ,nabi umat- terdahulu dan sebagainya .dalam kisah itu tersimpan nilai- nilai pedagogis religius yang memungkinkan anak didik mampu meresapinya .
Menurut al nahwali dalam Atafsir metode kisah amat penting karena :
a. kisah selalu memikat dan mengundang pembaca atau pendengar untuk mengikuti peristiwanya ,mernungkan maknanya sehingga menimbulkan kesan dalam hati pembaca atau pendengarnya .
b. kisah dapat membangkitkan berbagai perasaaan seperti takut, rido, dan cinta .
c. kisah dapat melibatkan pembaca dan pendengar kedalam kisahh sehingga mereka terlibat secara emosional .

5. metode demonstrasi 

metode demonstrasi adlah metode penyampaian pelajaran dengan memperagakan dan menunjukkankepada siswa tentang suatu proses, situasi ataau benda tertentu, baik sebenarnya atu sekedar tiruan,dalam metode ini tidak lepas dari penyampaian secara lisan oleh guru, dengan metode ini guru dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret .

6. metode praktek 

metode ini dimaksudkn supaya mendidik dengan memberikan materi pendidikan baik menggunakan alat atau benda , seperti diperagakan , dengan harapan peserta didik menjadi jelas dan mudah mempraktekkan materi yang dimaksut.

B. HASIL BELAJAR 

Belajar adalah mengumpulkan atau menghafalkan fakta–fakta yang tersaji atau dalam bentuk informasi atau materi pelajaran .menurut Chaplin Belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat dari latihan dan pengalaman. belajar juga bisa di artikan proses memperoleh respons–respons sebagai akibat latihan khusus.jadi belajar merupakan suatu proses sebgai suatu yang diproses sudah barang tentu ada yang di peroses dan ada yang dihasilkan dari pemprosesan adapun hasil menurut tim media dalam kamus lengkap bahasa indonesia adalah sesuatu yang didapat dari jerih payah. Sedangkan menurut Abdurrahman dalam buku evaluasi pembelajaran karya Dr Abdul haris; mengatakan bahwa hasil belajar adalah merupakan kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar Sedangkan menurut A.J. Romozouskijadi hasil belajar merupakan keluaran (outputs) dari suatu sistem pemrosesan masukan ( input). Masukan dari sistem tersebut berupa bermacam-macam informasi sedangkan keluarannya adalah merupakan perbuatan atau kinerja(performance). 
Menurut Juliah hasil belajar adalah segala sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai akibat dari kegiatan belajar yang dilakukannya. Sedangkan menurut Hamalik hasil belajar adalah pola-pola perbuatan , nilai-nilai, pengertian-pengertian dan sikap-sikap serta apresepsi dan abilitas, Sehingga dengan pendapar tersebut dapat dkatakan hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa secara nyata setelah dilakukan peroses belajar mengajar yang sesuaidengan tujuan pengajaran.
Benjamin S. Bloon berpendapat bahwa hasil belajar dapat di kelompokkan kedalam dua macam yaitu pengetahuan dan keterampilan.
Pengetahuan terdiri dari empat kategori, yaitu:
1). Pengetahuan tentang fakta;
2). Pengetahuan tentang prosedural;
3). Pengetahuan tentang konsep;
4). Pengeyajuan tentang prinsip;
Keterampilan juga terdiri dari empat kategori, yaitu:
1). Keterampilan untuk berfikir atau keterampilan kognitif;
2). Keterampilan untuk bertindak atau keterampilan motorik;
3). Keterampilan bereaksi atau bersikap;
4). Keterampilan berinteraksi.
Dari beberapa pendapat diatas dapat penulis simpulkan bahwa hasil belajar adalah merupakan pencapaian bentuk perubahan prilaku yang cenderung menetap baik di lihat dari unsur segi koknotif, efektif, dan psikomotorik dari proses belajar yang di lakukan dalam waktu tertentu, yang dihasilkan dari usaha yang dilakukan dengan cara latihan dan pengalaman belajar
Untuk memperoleh hasil belajar, diperlukan penilaian atau di lakukan evaluasi pada siswa atau terdidik yang merupakn tindak lanjut atau cara yang dilakukan untuk mengukur tingkat penguasaan siswa atau terdidik dalam proses pembelajaran yang telah di lakukannya, sehingga dengan evaluasi juga dapat pendidik mengukur tentang perubahan tingkah laku siswa secara nyata setelah dilakukan peroses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan pengajaran.

C. HUBUNGAN METODE MENGAJAR DENGAN HASIL BELAJAR 

Berpedoman pada pendapat sebagian para tokoh pendidikan pesantren salafi ia mengatakan bahwa pendidikan yang berhasil dan maju sudah pasti dilakukan dengan proses dan metodologi yang benar. dari pendapat diatas maka penulis menyakinkan bahwa metode mengajar dengan hasil belajar sangatlah mempunyai hubungan yang sangat erat, bagaikan setali mata uang di mana antra sisi yang satunya dengan sisih yang lainnya, tidak bisa di pisahkan begitu saja, namun keduanya harus saling bergandengan dan saling melengkapi tiada yang satu akan mengakibatkan fenomena pada sisi yang lain. Sehingga keduanya antara metode dan hasil belajar adalah merupakan suatu sistem yang tidak bisa dipisahkan. Dengan kata lain jika metode pendidikan yang digunakan oleh si-pendidik itu, asal-asalan tentunya akan mengakibatkan pada hasil pendidikan yang asal-asalan juga, namun sebaliknya jika pendidik menggunakan metode yang baik dalam mendidik tentunya akan menghasilkan buah yang baik.


Diantara salah satu metode yang baik di dalam proses mendidik adalah 
pertama; terpenuhinya salah satu persyaratan pokok dalam dunia pendidikan diantaranya adalah adanya guru atau tenanga kependidikan yang mempunyai keahlian khusus, berbakat, memiliki kepribadian yang baik, dan terintegrasi, memiliki mental yang sehat, serta memiliki ilmu dan pengalaman yang luas. 
Kedua adalah adanya murid atau terdidik yang komonikatif dan aktif tidak fasif serta istikomah. 
Ketiga adalah tersedianya fasilitas pelengkap, penulis katakan pelengkap karena jika tidak ada hal tersebut proses belajar mengajar masih tetap akan terlaksana diantaranya seperti gedung sekolah yang kondusif, sehingga mengakibatkan keindahan dan kenyamanan pada siswa atau murid yang belajar di tempat itu.
Akan tetapi jika metode pembelajaran yang asal-asalan dalam sebuah kelompok pembelajaran baik itu di dalam lingkungan sekolah, keluarga atau masyrarakat misalnya jika tenaga kependidikan kurang memenuhi syarat, ia tidak rajin, tidak istiqomah, kurang berbakat, kurang ilmu pengetahuannya, akalnya kurang sehat, kepribadiannya kurang baik serta tidak bisa memberi contoh yang luhur, maka jangan menyalahkan siapa apabila output dari proses pembelajaranya akan mengalami kegagalan atau kurang berhasil. Hal ini tiada lain karena dalam metode pembelajaran yang di gunakan asal ada, asal mengajar, dan asal masuk, asal dibayar dan lain-lain. Sehingga dalam proses pembelajaran yang di lakukan sudah tidak mementingkan tujuan atau apa yang harus kita capai, dan setelah itu untuk siapa? hasil pendidikan yang telah di peroleh dan digunakan untuk apa? Hal ini kurang diperhatikan karena dalam metode mengajar asal-asalan sehingga dalam semua langkah ia akan selalu asal.
Dengan kata lain penulis katakan bahwa metode mengajar yang baik akan mengakibatkan hasil belajar yang baik dan sebaliknya dengan menggunakan metode yang kurang baik akan mengakibatkan hasil belajar yang kurang baik dan metode yang baik tidak akan bisa dilakukan kecuali oleh guru yang profesional, dan guru yang profesional akan berhasil dengan baik jika mau melaksnakan dengan istiqomah. Dan keitqomahan akan terlihat jika pendidik dan terdidik dapat menghasilkan hasil belajar yang baik





BAB III
KESIMPULAN
Metode mengajar yang penulis maksud adalah suatu cara yang harus dilalui oleh pendidik, guru, dosen atau orang tua dalam mengajar atau melatih terdidik sehingga menghasilkan sesuatu yang pengajar inginkan. Adapun jalan dan cara yang ditempuh oleh pengajar dalam mengajar anak didiknya atau yang diajar pada umumnya menggunakan beberapa metode diantaranya adalah : metode ceramah, Metode tanya jawab metode diskusi ,metode kisah atau cerita ,metode demonstrasi .metode praktek
Belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat dari latihan dan pengalaman. belajar juga bisa di artikan sebagai perubahan tingkah laku siswa secara nyata setelah dilakukan peroses belajar mengajar yang sesuaidengan tujuan pengajaran.

Sedangkan pendidikan yang berhasil dan maju sudah pasti dilakukan dengan proses dan metodologi yang benar. dari pendapat diatas maka penulis menyakinkan bahwa metode mengajar dengan hasil belajar sangatlah mempunyai hubungan yang sangat erat, bagaikan setali mata uang di mana antra sisi yang satunya dengan sisih yang lainnya, tidak bisa di pisahkan begitu saja, namun keduanya harus saling bergandengan dan saling melengkapi tiada yang satu akan mengakibatkan fenomena pada sisi yang lain. Sehingga keduanya antara metode dan hasil belajar adalah merupakan suatu sistem yang tidak bisa dipisahkan. Dengan kata lain jika metode pendidikan yang digunakan oleh si-pendidik itu, asal-asalan tentunya akan mengakibatkan pada hasil pendidikan yang asal-asalan juga, namun sebaliknya jika pendidik menggunakan metode yang baik dalam mendidik tentunya akan menghasilkan buah yang baik.


DAFTAR PUSTAKA

1. Nur Ubdiyati, Ilmu Pendidikan Islam, cet II ( Bandung, CV Pustaka setia, 1999).
2. WJS. Poerwadarminta Kamus Umum Bahsa Indonesia, ( Jakarta, Balai Pustaka, 1984)
3. Pupuh fathur rohman ,prof. ,m. sobry sutikno m. pd., srtategi belajar mengajar melalui penanaman konsp umum dan konsep islami, ( Bandung: PT Rafika Adi tama,cet. I 2007 ).
4. Wina Sanjaya, Dr. M.Pd.,Strategi pembelajaran Berorentasi Standar Proses Pendidikan, ( Jakarta, Kencana Prenada Media Grup, cet 2, 2007).
5. Abdul majid , perencanaan pembelajaran mengembangkan stndar kompetensi guru ,(bandung PT remaja rosda karya ,2007 ).
6. Muhibbin syah M.ed. psikologi belajar ,(Jakarta PT raja grafindo persada ,2003).
7. Tim media . kamus lengkap bahasa indoxnesia ,(media centre )
8. Abdul Haris, Evaluasi pembelajaran,(Yogyakarta, multi Pressindo, 2008).
9. Buletin Sidogiri aktuial dan salaf,Mendidik dengan pukulan ( Isalam dan fenomena kekerasan dalam pendidikan. 





OTOBIOGRAFI IBNU TUFAIL

OTOBIOGRAFI
IBNU TUFAIL

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah ”Filsafat Islam”
Ibu Alfisah Nurhayati MSi


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PAMEKASAN
JURUSAN TARBIAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Semesta Alam, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya kami berkesempatan untuk mengkaji tentang “Otobiografi Ibnu Tufail”
Sholawat salam tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. beliauyang berjasa atas kenikmatan iman dan Islam yang kita rasakan saat ini di bawah ridho Allah.
Ungkapan terima kasih penulis haturkan kepada dosen pembimbing mata kuliah Filsafat Islam yang telah sudi memberi pengarahan, juga kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan motivasi atas suksesnya makalah ini.
Akhirnya kepada Allah kami berharap, semoga makalah ini berguna bagi semua pihak khususnya bagi penulis sendiri, dan penulis senantiasa menuggu saran dan kreitik atas makalah ini sebagai upaya perbaikan dan penyempurnaan untuk masa-masa yang akan datang.
 
 
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ibnu Tufail dikatakan orang berada dosuatu tingkat yang ajaib dalam ilmunya, yakni berada dalam tingkat mistik yang penuh kegembiraan. Beberapa orang menganggapnya sebagai orang panteis orang yang menganggap tidak ada beda lagi antara dirinya dengan tuhan. Anggapan ini ternyata salah. Ia sebenarnya hanya seperti juga Al gazali , merasa telah mencapai tingkat makrifat yang tinggi seperti katanya: ”Fakana makana mimma lastu adkuruhu. Fadhonnu khoiran wala tasal anil khobari.”
(terjadilah sesuatu yang tidak akan disebutkan akan tetapi sangkalah dia sebagai suatu kebaikan juga, dan jagan tanya tentang beritanya)

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah hidup Ibnu Tufail?
2. apa saja karya-karya Ibnu Tufail?
3. Bagaimana pemikiran atau ajaran filsafat Ibnu Tufail?

C. Tujuan 

1. Untuk mengetahui sejarah perjalan hidup Ibnu Tufail
2. untuk mengetahui apa saja karya-karya Ibnu Tufail
3. untuk mengetahui pemikiran dan filsafat yang dianut oleh Ibnu Tufail







BAB II
PEMBAHASAN


A. Sejarah Ibnu Tufail

Nama lengkap Ibnu Tufail ialah Abu bakar Muhammad ibn Abd Al malik ibn Muhammad Ibn Muhammad Ibn Tufail, dalam tulisan, abudecer. Ia adalah pemuka pertama dalam pemikiran filosofis mawahhid yang berasal dari spanyol.ibnu tafail lahir pada abad VI H/XIII M di kota guadix,propensi Granada.keturunan Ibnu Tufail termasuk keluarga suku arab yang terkemuka,yaitu suku qois.
Karier Ibnu Tufail bermula sebagai dokter praktik di Granada.karena ketenaran atas jabatan tersebut, maka ia di angkat menjadi sekretaris gubenurdi propensi itu.pada tahun 1154 M ( 549.). Ibnu Tufail menjadi sekretaris pribadi gubernur ceuta dan tangier, pengusaha muwahhid spanyol pertama yang merebut maroko. Dan dia menjabat dokter tinggi dan menjadi qhadi di pengadilan pada kholifah Mawahhid Abu Ya’qub Yusuf (558 H/1163 M-580 H./ 1184 M )
Ibnu Tufail adalah seorang dokter, filosof, ahli matematika dan penyair yang sangat terkenal dari mawahhid spanyol, akan tetapi sedikit karya-karyanya yang di kenal orang. Ibnu Khotib menganggap dua risalah mengenai ilmu pengubatan itu sebagai karyanya.Al Bitruji (muridnya) dan ibnu rusyd percaya bahwa dia memiliki gagasan-gagasan astonomis asli.al bitruji membuat sangkalan atas teori ptolemeos mengenai epicycles dan eccentric cirles, yang dalam kata pengantar dari karyanya kitab Al Hai’ah dikemukakannya sebagai sumbangan dari gurunya Ibnu Tufail.dengan mengutip perkataan Ibnu Rusyd, Ibn Abi usaibiah menganggap fi al buqa’Al maskunah wal-ghair Al maskunah sebagai karya Ibnu Tufail, tapi dalam catatan ibnu rusyd sendiri acuan semacam itu tidak dapat ditemukan.Al marrakushi, yang ahli sejarah itu mengaku telah melihat naskah asli dari salah satu risalahnya mengenai ilmu ketuhanan. Miquel Casiri ( 1112 H/1710 M -1205 H/1790 M ) menyebutkan dua karya yang masih ada:risalah hay ibn yaqzan dan asrar Al hikmah Al mashariqiyah, yang disebut terakhir ini ber bentuk naskah.kata pengantar dari asrar menyebutkan bahwa risalah itu hamya merupakan satu bagian dari risalah Hay Ibn Yaqzan, yang judul lengkapnya ialah Risalah Hay Ibn Yaqzan fi Asrar Al hikamat Al mashariqiyah.

B. Karya-Karya Ibnu Tufail

Beberapa karya Ibnu Tufail yang terkenal adalah sebuah buku filsafat yang berjudul Hayy ibnu Yagzan (“kehidupan anak kesadaran”) karya ini memang sama dengan buah karya ibnu Sina yang diakunya sendiri berisikan kebijaksanaan timur (Orental Wisdom). Kebijaksanaan timur pulalah yang menjadi pokok pikiran Ibnu Tufail dalam buku ini. Seperti diakui Ibnu Tufail, pokok pikiran ini bisa diidentifikasi sebagai tasawwuf yang kala itu ditolak oleh kebanyakan filosof muslim termasuk Ibnu Bajjah. Diskursus rasional, menurut para filosof anti tasawuf bertolak belakang dengan pengalaman mistis yang oleh para ahli diyakini bersifat ektra rasional dan tak terperikan.
Isi dari risalah Ibnu Tufail ini adalah secara dramatis, dimulai dengan kelahiran mendadak Hay disebuah pulau kosong. Kemudian dia dibuang di tempat terpencil oleh saudara perempuan seorang raja. Dengan maksud perkawinannya dengan Yaqzan tetap terahasiakan, dimana tempat pembuangan tersebut tidak diketahui oleh kehidupan masyarakat. Di tempat itu dia diberi makan oleh seekor rusa kecil. Disamping itu dia diajari oleh pikiran alamiah atau akal sehat, walaupun tidak masuk akal, agar dia menyelidiki rahasia segala benda rupanya binatang tersebut mempunyai kesadaran akan ketelanjangannya dan ketiadaan perlindungan atas dirinya. Anak tersebut diatas oleh Ibnu Tufail dinamakan “Hay Ibn Yaqzan”
Penghidupan hay kemudian berkembang mengikuti masyarakat yang amat primitif itu mulai dari langkahnya yang pertama. Dilihatnya semua hewan tertutup auratnya dengan kulit dan bulu, lalu ditirunya. Diambilnya bulu-bulu burung dan daun-daun kayu guna menutup aurat.
Pada seuatu hari terlihat oleh Hay terjadi kebakaran dipulau itu, api itu diambilnya lalu dinyalakannya kayu-kayu terus menerus dengan kayu itu di cobanya membakar burung, lalu terasalah baginya makanannya yang lebih lezat setelah dimasak itu. Dia mulai berburu hewan guna dimasak dan dimakan, guna teman berburu itu lalu dipeliharanya seekor anjing, Makanan yang berlebih disimpan untuk hari berikutnya. 
Dengan ini timbullah peradabannya yang pertama, pada suatu hari kijang yang mengasuhnya sejak kecil sakit dan makin hari semakin lemah dan akhirnya tidak bergerak lagi yaitu mati. Disamping susah, Hay menjadi heran, sebab belum pernah melihat seekor hewan matidengan sendirinya tanpa pembunuhan, akhirnya Hay mulai memikirkan sungguh-sungguh mengapa ada peristiwa kematian itu, kemudian badan kijang itu dioperasinya, diperiksanya kalau-kalau ada anggota badannya yang rusak. Ternyata semua masih lengkap dan akhirnya Hay mengerti bahwa sebab kematian itu berada diluar badannya. Dia bertanya, siapakah yang berkuasa diluar badannya itu? Dengan ini sampailah pemikiran Hay kepada pengakuan ketuhanan. Dia percaya kepada Tuhan, dan dia tidak lagi mementingkan benar soal makan sebab akhirnya akan mati.

C. Ajaran Filsafat Ibnu Tufail

 Tentang Dunia
Salah satu masalah filsafat adalah apakah dunia itu kekal, atau diciptakan oleh tuhan dari ketiadaan atas kehendak-nya?dalam filsafat muslim, Ibnu Tufail, sejalan dengan kemahiran dialektisnya, menghadapi masalah itu dengan tepat sebagaimana kant.tidak seperti pendahulunya, tidak menganut salah satu doktrin saingannyapun dia tidak berusaha mendamaikan mereka.di lain pihak, dia mengecam dengan pedas para pengikut aristoteles dan sikap-sikap teologis. Kekekalan dunia melibatkan konsep eksistensi tak terbatas yang tak kurang mustahilnya dibandingkan gagasan tentang rentangan tak terbatas. 
Eksistensi seperti itu tidak lepas dari kejadian-kejadian yang diciptakan dank arena itu tidak dapat mendahului mereka dalam hal waktu, dan yang tidak dapat sebelum kejadian-kejadian yang tercipta itu pasti tercipta secara lambat laun. begitu pula konsep Creatio Ex Nihilo tidak dapat mempertahankan penelitiannya yang seksama.  
Al-Ghazali, mengemukakan bahwa gagasan mengenai kemujudan sebelum ketidak mujudan tidak dapat dipahami tanpa anggapan bahwa waktu itu telah ada sebelum dunia ada, tapi waktu itu sendiri merupakan suatu kejadian tak terpisahkan dari dunia, dan karena itu kemujudan dunia di kesampingkan.lagi, segala yang tercipta pasti membutuhkan pencipta. Kalau begitu mengapa sang pencipta menciptakan dunia saat itu bukan sebelumnya? apakah hal itu dikarenakan oleh suatu yang terjadi atas-nya? tentu saja tidak, sebab tiada sesuatupun sebelum dia untuk membuat sesuatu terjadi atas-nya.apakah hal itu mesti bersumber dari suatu perubahan yang terjadi atas sifat-nya? tapi adakah yang menyebabkan terjadinya perubahan tersebut?
Karena itu Ibnu Tufail menerima baik pandangan mengenai kekekalan maupun penciptaan sementara dunia ini. 
 Tentang Tuhan
Penciptaan dunia yang berlangsung lambat laun itu mensyaratkan adanya satu pencipta, sebab dunia tidak bisa maujud dengan sendirinya.juga sang pencipta bersifat immaterial,sebab materi yang merupakan suatu kejadian dunia di ciptakan oleh satu pencipta.di pihak lain, anggapan bahwa tuhan bersifat material akan membaca suatu kemunduranyang tiada akhir yang adalah musykil.oleh karena itu dunia ini pasti mempunyai penciptanya yang tidak berwujud benda.dan karena dia bersifat immaterial, maka kita tidak dapat mengenalinya lewat indra kita ataupun lewat imajinasi, sebab imajinisasi hanya menggambarkan hal-haldi tangkap oleh indra.
Kekekalan dunia berarti kekekalan geraknya juga,dan gerak sebagaimana di katakan oleh arestoteles, membutuhkan penggerak atau penyebab efesien dari gerak itu.jika penyebab efesien ini berupa sebuah benda, maka kekuatannya tentu terbatas dan karenanya tidak mampu menghasilkan suatu pengaruh yang tak terbatas.oleh sebab itu penyebab efesien dari gerak kekal harus bersifat immaterial.ia tidak boleh di hubungkan dengan materi ataupun di pisahkan darinya,ada di dalam materi itu atau tanpa materi itu,sebab penyatuan dan pemisahan, keterkandungan atau keterlepasan merupakan tanda-tanda material,sedang penyebab efesien itu,sesungguhnya lepas dari itu semua.  
 Tentang Kosmologi Cahaya 
Ibnu Tufail menerima prinsip bahwa dari satu tidak ada lagi apa-apa kecuali satu itu. Manivestasi kemajemukan, kemaujudan dari yang satu dijelaskannya dalam gaya new platonik yang menoton, sebagai tahap-tahap berurutan pemancaran yang berasal dari cahaya Tuhan. Proses itu pada prinsipnya, sama dengan refleksi terus menerus cahaya mata hari kepada cermin. Cahaya matahari yang jatuh pada cermin yang dari sana menuju ke yang lain dan seterusnya, menunjukkkan kemajemukan . semua itu merupakan pantulan matahari dan bukan matahari itu sendiri, juga bukan cermin itu sendiri, bukan pula suatu yang lain dari matahari dan cerminitu.
Kemajemukan cahaya yang dipantulkan itu hilang menyatu dengan matahari kalau kita pandang sumber cahaya itu, tapi timbul lagi bila kita lihat dicermin, yang disitu cahaya tersebut dipantulkan. Hal yang sama juga berlaku pada cahaya pertama serta perwujudannya didalam kosmos.
 Epistimologi Pengetahuan
Tahap pertama jiwa bukanlah suatu tabularasa atau papan tulis kosong, imaji tuhan telah tersirat di dalamnya sejak awal, tapi untuk menjadikannya tampak nayata, kita perlu memulai dengan pikiran yang jernih tanpa prasangka keterlepasan dari prasangka dan kecenderungan sosial sebagai kondisi awal semua pengetahuan, merupakan gagasan sesungguhnya dibalik kelahiran tiba-tiba Hay di pulau kosong. Setelah hal ini tercapai pengalaman, inteleksi dan exstasi memainkan dengan bebas peranan mereka secara berurutan dalam memberikan visi yang jernih tentang kebenaran yang melekat pada jiwa. Bukan hanya disiplin jiwa, tapi pendidikan indra dan akal yang diperlukan untuk mendapatkan visi semacam itu. Kesesuaian antara pengalaman dan nalar, disatu pihak, dan kesesuaan antara nalar dan intuisi, dipihak lain membentuk esensi epistimologi Ibnu Tufail. 
Setelah mendidik akal dan indra serta memperhatikan keterbatasab keduanya, Ibnu Tufail akhirnya berpaling kepada disiplin jiwa yang membawa kepada ektasi, sumber tertinggi pengetahuan. Dalam taraf ini, kebenaran tidak lagi dicapai lewat proses deduksi atau induksi, tapi dapat dilihat secara langsung dan intiutif lewat cahaya yang ada didalamnya. Jiwa menjadi sadar diri dan m,engal;ami apa yang tak pernah dilihat mata atau didengar telinga atau dirasa hati orang manapun. Tarap ekstasi tak terkatakan atau terlukiskan sebab lingkup kata-kata terbatas pada apa yang dapat dilihat, didengar atau dirasa. Esensi tuhan yang merupakan cahaya suci hanya bisa dilihat lewat cahaya didalam esensi itu sendiri yang masuk dalam esensi itu lewat pendidikan yang tepat atas indar, akal serta jiwa. Karena itu pengetahuan esensi merupakan esensi itu sendiri.esensi dan visinya adalah sama.






BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

1. Ibnu Tufail adalah pemuka pertama dalam pemikiran filosofis mawahhid yang berasal dari Spanyol. Ibnu Tufail lahir pada abad VI H/XIII M di kota Guadix, propensi Granada.
2. Karya Ibnu Tufail yang terkenal adalah sebuah buku filsafat yang berjudul Hayy Ibnu Yagzan (“kehidupan anak kesadaran”)
3. Ajaran Filsafat Ibnu Tufail Tentang Dunia, tentang Tuhan, tentang kosmolgi cahaya, epistimologi pengetahuan




DAFTAR PUSTAKA



1. Musthofa. Filsafat Islam, Bandung: SV Pustaka Setia, 2004
2. Hanafi. Pengantar Filsafat Islam, Jakarta, 1969

 

Pengelolaan pesantren


  MAKALAH 

  Pengelolaan pesantren



DALAM RANGKA MEMENUHI TUGAS
MATA KULIAH “ Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia “ 

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
PAMEKASAN MADURA

2008



KATA PENGANTAR


Bismillahir Rahmanirrahim 
Assalamu alaikum warahmatullahi Wabarkatuh 
  Alhamdulillah kami panjatkan puji syukur kehadirat allah swt. Yang telah melimpahkan rahmat dan taufiq sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini dengan judul pengelolaan pesantren 
  Salawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada nabi Muhammad saw. Yang telah membawa kita dari alam jahiliyah menuju alam ilmiyah yang penuh barakah ini 
  Penulisan makalah ini tidak terlepas dari jasa, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih atas segala partisipasinya dalam penyusunan makalah ini semoga allah membalasnya dengan balasan yang setimpal dan kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan memiliki nilai kontribusi bagi para pembaca dalam menelaah lembaga pendidikan islam khususnya pesantren. 

Billahitaufiq Wal -hidayah  

Assalamu alaikum Wr. Wb.


BAB I

PENDAHULUAN


A. LATARBELAKANG MASALAH 

Pesantren sebagai lembaga yang mengiringi dakwah islamiyah di Indonesia memiliki persepsi yang plural .pesantren bisa dipandang sebagai lembaga ritual , lembaga pembinaan moral , lembaga dakwah ,dan yang paling popular adalah sebagai institusi pendidikan islam yang mengalami konjungtur dan romantika kehidupan dalam menghadapi berbagai tantangan internal maupun eksternal .termasuk di antaranya pengelolaan pesantren yang berbeda-beda antar pesantren satu dengan yang lainnya yang rata –rata sesuai dengan kebutuhannya (sesuai dengan perkembangan zaman)
Dunia pesantren memang perlu kita kenali lebih intensif, karena pesantren adalah satu-satunya lembaga pendidikan ditanah air yang membuktikan dirinya mampu mencetak kelas ulama di Indonesia.

B. RUMUSAN MASALAH 

Sesuai dengan latar belakang masalah sebagai mana yang telah kami tulis diatas maka maka perlu di susun suatu perumusan masalah , hal ini di maksudkan untuk tidak terjadinya kesimpang siuran dan penafsiran antara penenulis dengan pembaca. Dengan demikian maka perumusan masalah dalam makalah ini , penulis akan berpijak pada masalah yang telah di uraikan di muka . Adapun perumusan masalah yang di jadikan ukuran dalam makalah ini sebagai berikut,: 
“Apa pengertian pesantren , elemen –elemen pesantren, sitem pendidikan pesantren ”




C. TUJUAN

1. Penulisan makalah pengelolaan pesantren ini bertujuan agar dapat mengetahu elemen –elemen pesantren 
2. Agar dapat mengetahui system pendidikan di pesantren 
3. Dengan adanya makalah ini di harapkan menjadi masukan bagi para pembaca dan generasi penerus islam dan bangsa ini. 




BAB II
PEMBAHASAN

 
A. PENGERTIAN PESANTREN 

  Perkataan pesantren berasal dari kata santri (murid )yang berawalan pe dan berahiran an yang berarti tempat tinggal santri dengan nada yang sama soekarda poerbakawatja pesantren asal katanya adalah santri yaitu orang yang belajar agama islam dengan kata lain pesantren adalah tempat orang berkumpul untuk belajar agama islam .
  Istilah pesantren dalam pemakaian sehari-hari bisa disebut dengan pondok saja atau keduanya digabung menjadi pondok pesantren .secara esensial kedua istilah ini mengandung makna yang sama ,kecuali sedikit perbedaan .asrama yang menjadi tempat santri sehari-hari bisa jadi pembeda antara pondok dan pesantren .pada pesantren santrinya tidak disediakan asrama (pemondokan )dikomplek pesantren tersebut tetapi mereka tinggal di seluruh penjuru desa sekitar pesantren tersebut dimanna cara pendidikan dan pengajaran agama islam diberikan dengan sitem wetonan (nyulok/ pulang pergi ) yaitu para santri datang berduyun-duyun dalam waktu tertentu .
  Dalam perkembangannya perbedan ini ternyata mengalami kekaburan asrama (pemondokan ) yang seharusnya menjadi tempat penginapan bagi santri yang belajar dipesantren untuk memperlancar proses belajarnya dan memjalain hubungan guru dan murid agar lebih akrab yang terjadi dibeberapa pondok justru hanya sebagai tempat tidur semata bagi pelajar-pelajar sekolah umum . mereka menempati pondok bukan untuk talab ‘ilm aldin ,melainkan karena alasan ekonomis. 
  Sebenarnya penggunaan gabungan kedua istilah tersebut secara integral ya’ni pondok dan pesantren menjadi pondok pesantren lebih mengakomodasikan karakter keduanya pondok pesantren menurut M. arifin ,berarti suatu lembaga pendidikan agama islam yang tumbuh serta diakui masyarakat sekitar ,dengan sitem asrama (komplek /pondok )dimana santri-santri menerima pendidikan agama melalui system pengajian atau madrasah yang sepenuhnya berada dibawah kedaulatan dari leader ship seorang atau beberapa orang kiaidengan ciri-ciri khas yang bersifat karismatik serta independent dalam segala hal . 
  Namun penyebutan pondok pesantren dianggap kurang singkat padat. selagi pengertiannya dapat diwakili oleh istilah yang lebih singkat maka para penulis lebih cenderung menggunakan istilah pesantren . lembaga research islam mendefinisikan pesantren adalah suatu tempat yang tersedia untuk para santri dalam menerima pelajaran –pelajaran agama islam sekaligus tempat berkupul dan tempat tinggalnya . 
   
B. ELEMEN-ELEMEN PESANTREN

  Pondok (asrama ), masjid ,santri ,pengajaran kitab-kitab islam dan kiai merupakan lima elemen dasar dari tradisi pesantren ini berarti sebuah lembaga pengajian yang telah berkembang hingga memiliki kelima elemen tersbut akan berubah statusnya menjadi pesantren.

a. Pondok

  Pondok (asrama ) bagi para santri merupakan cirihkhas tradisi pesantren yang membedakannya dengan system pendidikan tradisional di masjid- masjid ,musolla yang berkembang dikebanyakan wilayah islam 
b. Masjid

  Masjid merupakan elemen yang tak dapat dipisahkan dengan pesantren dan dianggap tempat yang paling tepat untuk mendidik para santri terutama dalam praktek sembahyang lima waktu , khutbah dan shalat jum ‘at dan pengajaran kitab kitab klasik .
  Kedudukan masjid sebagai tempat pendidikan dalam tradisi pesantren merupakan manifestasi unifersalisme daari system pendidikan islam trdisional , dengan kata lain kesinambungan system pemdidikan islam yang berpusat pada masjid sejak masjid qubba didirikan dekat madinah pada masa nabi Muhammad saw. Tetap tepancar dalam system pesantren .
c. Santri

  Dalam sebuah tradisi pesantren terdapat dua kelompok santri yaitu :
1. santri mukim yaitu santri(murit )yang berasal dari daerah yang jauh dan menetab dalam komplek pesantren .
2. santri kalong (nyulok /pulangpergi )yang bersal dari desa –desa disekeliling pesantren yang biasanya tidak menetab didalam pesanteren . untuk mengikuti pelajaran dipesantren mereka bolak-balik dari rumahnya sediri kepesantren tersebut 
d. pengajaran kitab-kitab islam 

  kitab –kitab islam (pelajaran tentang agama islam ) adalah elemen yang membedakan pendidikan di pesantren dengan pendidikan disekolah-msekolah umum diluar pesantren . sehingga dengan belajar di pesantren para santri tidak hanya mendapatkan ilmu- ilmu umum tetapi sekaligus dengan mendapatkan ilmu-ilmu agama yang memang sangat di prioritaskan dipesantren sebagai bekal ketika mereka ( para santri) ketika keluar dari pesantren tersebut . dalaam ilmu agama islam pendidikan akhlaqul karimah juga sangat di tekankan karena hal itu yang memang diperintahkan allah dan rasulnya yang tercamtum dalam sebuah hadis. 




Artinya :sesungguhnya saya diutus (oleh allah ) untuk menyempurnakan akhlaq yang mulya  
e. kyai 

  kyai (gelar yang diberikan masyarakat kepada seorang yang ahli dalam bidang agama islam selain dengan penyebutan kyai masyarakat kadang- kadang menyebutnya dengan seorang alim/ ulama’ ) merupakan elemen yang paling esensial dari suatu pesantren , ia sering kali bahkan kadang- kadang dia merupakan pendiri sebuah pesantren itu sediri ,sehingga sudah sewajarnya bila pertumbuhan dan perkembangan sebuah pesantren semata –mata bergantung kepda kemampuan para kiainya . tetapi dalam perkembangannya sekarang pesantren sudah mulai membuat organisasi dan stuktur kepengurusan sehingga pertumbuhan dan perkembangan pesantren tidak hanya menjadi tanggung jawab dan tergantung pada kemampuan para kyainya saja tetapi juga tanggung jawab para pengurusnya untuk mengembangkan pesantren tersebut . 
  .

   
C. SISTEM PENDIDIKAN PESANTREN

  Pesantren merupakan lembaga pendidikan islam tertua di Indonesia . pada mulanya pesantren didirikan oleh para penyebar islam di negri ini kendati bentuk pendidikannya belum selengkap sekarang . pada tataran substantive pesantren telah berdiri pada awal masa islam di Indonesia tetapai pada dataran bentuk mengalami perubahan yang sangat signifikan .
  Perbedaan persepsi para akhli tentang keberadaan pesantren sebenarnya lebih dipengaruhi oleh fektor – factor tersebut . bagi mereka yang memahami pesantren dari segi substansinya , akan cenderung menegaskan bahwa pesantren itu lahirnya beriringan dengan masuknya islam di Indonesia . sedangkan bagi mereka yang mengamatinya dari para meter pesantren yang ada sekarang ini tentu saja memandang kwhadiran pesantren baru saja pada abat beklakangan ini. 

1.SISTEM PENDIDIKAN INDEPENDEN

  Baik dalam pandangan kelompok pertama maupun kedua pesantren memiliki karakteristik tertentu . setidaknya karakter itu tidak dimiliki oleh system pendidikan lainnya ,tetapi pesantren juga mengadopsi nilai-nilai yang berkembang dimasyarakat . keadan ini oleh Abdurrahman wahid di sebut sub kultur . ada tiga elemen yang mampu membentuk pesantren sebagai sub kultur 
1. pola kepemimpinan pesantren yang mandiri , tidak terkooptasi oleh Negara 
2. kitab-kitab rujukan umum yang selalu digunakan dari berbagai abad 
3. system nilai (value system ) yang digunakan adalah bagian dari masyarakat luas. 

2. SISTEM PENDIDIKAN ADAPTIS 

  Adanya perubahan zaman yang begitu cepat menyadarkan para kalangan pesantren untuk melakukan tindakan –tindakan yang bermamfaat bagi kelangsungan dan pengembangan pesantren .adapun bentuk tindakan reaksi maupun respons yang di tempuh kyai dan para pengurus merupakan pilihan tebaik baginya terlepas dari adanya penilaian negative dari pihak lain. 
  Oleh karena itu pesantren terpolarisasikan ketika menghadapi perubahan zaman itu . ada pesantren yang bersifat lunak adayang bersifat keras ,ada yang terbuka dan adapula yang tertutup .ada yang mengidentifikasikan zaman sekarang dengan zaman yang edan dan jahiliyah moderen , tetapi tidak sedikit yang melakukan trasformasi , dengan kata lain menurut abdurrahman wahid adyang menutup diri dari perkembangan mmasyarakat luar tetapi adayang justru mengiptimalkan proses penciptaan solidaritas yang kuat antara pesantren dengan masyarakat .adadua cara yang yang dilakukan pesantren dalam merspons perubahan zaman diantanya adalah :
a. merevisi kurikulumnya dengan memesukkan semakin banyak mata pelajaran umum yang taadinya hanya sebagian saja bahkan ada yang menyempurnakannya dengan keterampilan umum.
b. Membuka kelembagaan dan fasilita –fasilitas pendidikannya bagi kepentingan pendidikan umum .
  Mulai decade 1970 an , terjadi perubahan yang cukup besar pada system pendidikan pesantren . jika sebelunya system pendidikan pesantren dikenal sebagai bentuk sitem pendidikan non sekolah (kelas tradisional ) yang muncul kemudian justru bentuk system pendidikan sekolah :mulai dari madrasah ibtidaiyah, stanawiya , dan aliyah , SD,SLTP,SLTA umum ,perguruan tinggi keagamaan bahkan perguruan tinggi umum .jika semula penyelenggaraan pendidkan dipondok pesantren dilakukan secara tradisional , kini diselenggarakan dengan system moderen seperti sekolah agama di kembangkan Departemen Agama . system ini adalah sub sistm pendidikan nasional . oleh karena itu tidak sedikit pesantren di Indonesia yang mengadopsi system pendidikan formal yang diselengarakan oleh pemerintah. pesantren yang masih salafi murni tidak banyak lagi , pesantren besar biasanya sudah berkembangmenjadi pesantren khalafi . sementara itu pesantren yang maish bertahan pada bentuk salafi biasanya kurang mampu berkembang secara kondusif .  





BAB III

PENUTUP


KESIMPULAN 


  Pesantren sebagai lembaga yang mengiringi dakwah islamiyah di Indonesia memiliki persepsi yang plural .pesantren bisa dipandang sebagai lembaga ritual , lembaga pembinaan moral , lembaga dakwah ,dan yang paling popular adalah sebagai institusi pendidikan islam yang mengalami konjungtur dan romantika kehidupan dalam menghadapi berbagai tantangan internal maupun eksternal yang berbeda-beda antar pesantren satu dengan yang lainnya sesuai dengan kebutuhannya (sesuai dengan perkembangan zaman)


DAFTAR PUSTAKA

1. Prof. Dr. H. Haidar putra daulay, MA.sejarah pertumbuhan dan pembaruan pendidikan islam di Indonesia .(Rawa mangun Jakarta :kencana prenada media group cet I 2007 
2 Prof.Dr. Mujamil Qomar,M.Ag. pesantren dari trasformasi metodologi menuju demokratisasi institusi (ciracas Jakarta :penerbit erlangga,) 
3.Kunto wijoyo ,paradikma islam interpretasi untuk aksi ,(Bandung :Mizan,1991) 
4. Zamakhsyari Dhofier,tredisi pesantren studi tentang pandangan hidup kyai ,(Jakarta :IKAPI,LP3ES 1994)




Kumpulan Definisi- Definisi Evaluasi Pembelajaran

TUGAS

EVALUASI PEMBELAJARAN P A I 
Kumpulan Definisi- Definisi Evaluasi Pembelajaran

 


Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah 
 “Evaluasi Pembelajaran P A I “ 





Dosen Pengampu 
Drs. Abd. Mukhid, Mpd.


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
PAMEKASAN MADURA

2008





PENGERTIAN EVALUASI PEMBELAJARAN

1. menurut EDWIND DAN GERALDE 
Evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu  

2. Menurut muhibbin syah 
Evaluasi adalah penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah di tetapkan dalam sebuah program. 

3. Anas sudijono 
Evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu  

4. Grondlund
Penilaian adalahh sebagai proses sistematik pengumpulan , pengana lisaan dan penafsiran informasi untuk menentukan sejauh mana siswa mencapai tujuan  

5. Undang – undang no 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional  
Evalusi hasil belajar adalah pemantauan terhadap proses , kemajuan ,dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan . 


mohon ... klo udah baca posting kami, jangan lupaaaaaaaaaaaa kasi komentar yaaa .... n saran konstruktif ....................


thanks yaa atas komentar kaliaaannnnnnnnnnnnnnn !!!!!