"الله جميل يحبّ الجمال"

Allah Itu Indah, Mencintai Keindahan

Kamis, 29 Juli 2010

Ideologi Pendidikan Liberal


Ideologi Pendidikan Liberal

BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Pendidikan memiliki peranan penting dalam pengembangan kemampuan seseorang. Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk mendapatkan pengetahuan yang nantinya menjadi bekal dalam kehidupan masyarakat.
Pendidikan juga tidak bisa lepas dari ideologi yang berkembang di tengah-tengah masyarakat. Ideologi ini turut mewarnai pendidikan sehingga pendidikan yang dilakukan di tengah masyarakat memiliki karakteristik tertentu yang identik dengan ideologi tertentu pula. Setidaknya ada tiga ideologi yang berkembang dalam dunia pendidikan, yaitu konservatif, liberal, dan kapitalis.
Perbedaan dari ketiga ideologi tersebut terkait dengan bagaimana pandangan manusia terkait dengan apa yang menimpanya. Hal ini akan berdampak pada metode dan cara pembelajaran yang diberikan oleh pendidikan dengan ideologi tertentu.
Selanjutnya penulis akan membahas tentang ideologi pendidikan liberal.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan ideologi pendidikan liberal?
2.      apa saja corak-corak liberalisme pendidikan?
3.      apa saja ciri-ciri umum liberalisme pendidikan?
4.      Apa landasan pendidikan liberal?
5.      Apa saja dalil-dalil pokok liberalisme pendidikan?
6.      Apa saja komponen-komponen pendidikan liberalisme?
7.      Bagaimana ideologi pendidikan di Indonesia?

C.     Tujuan Masalah
1.      Untuk mengetahui pengertian ideologi pendidikan liberal.
2.      Untuk mengetahui corak-corak liberalisme pendidikan.
3.      Untuk mengetahui ciri-ciri umum liberalisme pendidikan.
4.      Untuk mengetahui landasan pendidikan liberal.
5.      Untuk mengetahui dalil-dalil pokok liberalisme pendidikan.
6.      Untuk mengetahui komponen-komponen pendidikan liberalisme
7.      Untuk mengetahui ideologi pendidikan di Indonesia.






BAB II
PEMBAHASAN

A.     Pengertian Ideologi Pendidikan Liberal
Ideologi adalah sebuah sistem nilai atau keyakinan yang diterima sebagai fakta atau kebenaran oleh kelompok tertentu.[1]
Bagi kaum liberalis pendidikan adalah usaha untuk melestarikan dan meningkatkan mutu tatanan sosial yang ada dengan cara mengajarkan pada setiap anak-anak bagaimana cara mengatasi masalah-masalah kehidupannya sendiri secara efektif.[2]
Liberal atau liberalisme adalah suatu pandangan yang menekankan pengembangan kemampuan, melindungi hak dan kebebasan (freedom), serta mengidentifikasi problem dan upaya perubahan sosial secara inskrimental demi menjaga stabilitas jangka panjang.[3]
Jadi, ideologi pendidikan liberal adalah suatu keyakinan dimana pendidikan yang terbaik adalah yang ada untuk melatih anak agar berfikir secara kritis dan objektif, mengikuti bentuk dasar proses ilmiah, dan melatih anak untuk meyakini hal-hal tersebut berdasarkan pengetahuan ilmiah.

B.     Corak-Corak Liberalisme Pendidikan
Dalam intisarinya, ada 3 corak utama liberalisme pendidikan, yaitu:
1.      Liberalisme Metodis
Kaum liberalisme metodis adalah mereka yang mengambil sikap bahwa selagi metode-metode pengajaran harus disesuaikan dengan zaman supaya mencakup renungan-renungan psikologis, baru dalam hakikat belajar oleh manusia.[4]
2.      Liberalisme Direktif
Liberalisme direktif yang mencakup aliran utama liberalisme pendidikan di Amerika Serikat.
Pada dasarnya, kaum liberalis direktif menginginkan pembaharuan mendasar dalam hal tujuan sekaligus dalam hal cara kerja sekolah-sekolah sebagaimana adanya sekarang.
3.      Liberalisme Non-Direktif
Kaum liberalis non-direktif akan sepakat dengan pandangan bahwa tujuan dan cara-cara pelaksanaan pendidikan perlu diarahkan kembali secara radikal dari orientasi otoritariannya yang tradisional ke arah sasaran pendidikan yang mengajar siswa untuk memecahkan masalah-masalahnya sendiri secara efektif.[5]

C.     Ciri-ciri Umum Liberalisme Pendidikan
1.      Menganggap bahwa pengetahuan terutama berfungsi sebagai sebuah alat untuk digunakan dalam pemecahan masalah secara praktis.
2.      Menekankan kepribadian unik dalam diri tiap individu.
3.      Menekankan pemikiran efektif (kecerdasan praktis)
4.      Memandang pendidikan sebagai perkembangan dari keefektifan personal.
5.      Memusatkan perhatian kepada tata cara pemecahan masalah secara individual maupun berkelompok.
6.      Menekankan perubahan sosial secara tak langsung, melalui perkembangan kemampuan tiap orang berprilaku praktis dan efektif.
7.      Berdasarkan kepada sebuah sistem penyelidikan eksperimental yang terbuka.
8.      Didirikan di atas tata cara pembuktian secara ilmiah rasional.
9.      Menganggap bahwa wewenang intelektual tertinggi terletak pada pengetahuan yang diperoleh dari pembuktian eksperimental.[6]



D.    Landasan Pendidikan Liberal
Berikut ini landasan pendidikan liberal, diantaranya sebagai berikut:
1.      Seluruh kegiatan belajar bersifat relatif terhadap sifat-sifat dan isi pengalaman personal.
2.      muncul dari proses-proses perkembangan personal, dan seluruh tindakan belajar yang punya arti penting cenderung untuk bersifat subjektif.
3.      Seluruh kegiatan belajar pada puncaknya mengakar pada keterlibatan dalam pengertian inderawi yang aktif.
4.      Seluruh kegiatan belajar pada dasarnya merupakan proses pengujian gagasan-gagasan, dalam situasi-situasi pemecahan masalah secara praktis.
5.      cara terbaik untuk mempelajari sesuatu dan sebagai implikasinya, juga cara terbaik untuk hidup.
6.      Pengalaman kejiwaan yang paling dini merupakan pengalaman yang dialami oleh orang yang belajar pada waktu ia masih kanak-kanak, termasuk latihan-latihan emosional dan kognitif.
7.      tindakan belajar dikendalikan oleh konsekuensi-konsekuensi emosional dan perilaku personal.[7]

E.     Dalil-dalil Pokok Liberalisme Pendidikan
1.      Seluruh hasil kegiatan belajar adalah pengetahuan personal melalui pengalaman personal.
2.      Seluruh hasil kegiatan belajar bersifat subjektif dan selektif.
3.      Seluruh hasil kegiatan belajar berakar pada pada keterbatasan pengertian inderawi
4.      Seluruh hasil belajar hasil kegiatan belajar didasari proses pemecahan masalah secara aktif dalam polatrial dan error
5.      Cara belajar terbaik diatur oleh penyelidikan kritis yang diarahkan oleh perintah-perintah eksperimen yang mencirikan metode ilmiah
6.      Pengalaman paling dini adalah yang paling berpengaruh terhadap perkembangan selanjutnya.
7.      Kegiatan belajar diarahkan dan dikendalikan oleh konsekuensi-konsekuensi emosional dan perilaku.   
8.      Sifat-sifat hakiki dan isi pengalaman sosial mengarahkan dan mengendalikan sifat-sifat hakiki dan isi pengalaman personal
9.      Penyelidikan kritis dari jenis yang punya arti penting hanya bisa berkembang dalam masyarakat yang terbuka dan democratis.
10.  Jika dalam kondisi-kondisi yang optimal, anak yang berpotensi rata-rata bisa menjadi efektif secara personal dan bertanggung jawab secara sosial[8]    

F.      KOMPONEN-KOMPONEN PENDIDIKAN LIBERALISME
Pengaruh liberalisme dalam pendidikan dapat melihat komponen-komponennya, diantaranya, sebagai berikut:
-         Komponen pertama, adalah komponen pengaruh filsafat barat tentang model menuju manusia universal yaitu manusia yang "rational liberal".
Pengaruh liberal ini kelihatan dalam pendidikan yang mengutamakan prestasi melalui proses persaingan antar murid. Perangkingan untuk menentukan murid terbaik adalah implikasi dari paham pendidikan ini.
-         Komponen kedua adalah positivisme. Positivisme sebagai suatu paradigma ilmu sosial yang dominan ini juga menjadi dasar bagi model pendidikan liberal. Karena positivisme pada dasarnya adalah ilmu sosial yang dipinjam dari pandangan, metode dan teknik ilmu alam memahami realitas.
Dengan kata lain, positivisme mensyaratkan pemisahan fakta dan nilai dalam rangka menuju pada pemahaman obyektif atas realitas sosial[9].               



BAB III
PENUTUP

A.     KESIMPULAN
Pada pradigma pendidikan liberal ini, fokus utama terletak pada bagaimana membuat anak didik memiliki kemampuan sehingga mereka bisa bersama ditengah sistem yang berlaku pada masyarakat. Pendidikan liberal tidak melihat masalah yang berkembang dalam masyarakat karena sistem sosial masyarakat tersebut tetapi karena ketidaksiapan manusia dalam menghadapi sistem. Sehingga itu akan mengakibatkan dan keterampilan yang berguna sebanyak-banyaknya  kepada anak didik, dan menariknya ideologi pendidikan inilah yang sekarang sedang berkembang ditengah-tengah masyarakat global
      
B.     SARAN 
Tak ada gading yang tak retak




DAFTAR PUSTAKA

-         O'neil William F. Ideologi-ideologi Pendidikan.Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002.
-         Pengantar Pendidikan [http:// Lena Unindrabiozal.Blogspot.com,03,2008]
-         Ideologi Pendidikan Sebuah Pengantar. [http://.Al-Fauzi. Blogspot.com,02,2008
-         Pendidikan Liberal,[http:// Aristhu. 03.files wordpress.com,10,2006]]     





[1] William F. O'neil, Ideologi-Ideologi Pendidikan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002), hlm., 33.
[2] Pengantar Pendidikan (http://Lena.Unindrabioza.Blogspot.Com,02,2008)
[3] Ideologi Pendidikan Sebuah Pengantar (http://Al-Fauzi.blogspot.com, 02, 2008)
[4] Ibid., hlm., 444.
[5] Ibid., hlm., 451.
[6] Ibid., hlm., 456.
[7] Ibid., hlm., 352-354.
[8]  Ibid. 355
[9]  Ideologi Pendidikan [http:// Al-Fauzi.blogspot: com,02,2008] 

Terbentuknya Alam Semesta Dan Penghuninya Dalam Perspektif Barat


Terbentuknya Alam Semesta Dan Penghuninya Dalam Perspektif Barat

BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang Masalah
Makalah ini berjudul terbentuknya alam semesta dan penghuninya. Dengan judul ini kami bisa tahu bagaimana terbentuknya alam semesta dan penghuninya dalam perspektif barat, sedangkan yang kita tahu selama ini hanya terbentuknya alam semesta dan penghuninya dalam perspektif Indonesia (Islam). Terbentuknya alam semesta dan penghuninya dalam perspektif barat sangat berbeda sekali dengan perspektif Islam (Indonesia).

B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini meliputi :
-         Bagaimana terbentuknya alam semesta dan penghuninya dalam perspektif barat ?
-         Apakah ada perbedaan terbentuknya alam semesta dan penghuninya dalam perspektif barat dengan perspektif Islam (Indonesia).

C.     Tujuan Penyusunan Makalah
Makalah ini bertujuan untuk memecahkan bagaimana proses terbentuknya alam semesta dan penghuninya dalam perspektif barat.

D.    Manfaat
Adapun manfaat yang akan diperoleh dalam makalah ini adalah bisa mengetahui bagaimana proses terbentuknya alam semesta dan penghuninya dalam perspektif barat dan bisa menambah wawasan kita untuk berpikir lebih luas.



BAB II
PEMBAHASAN

A.     Pengertian Alam Semesta
Alam semesta menurut orang Babylonia (+ tahun 700-600 SM) merupakan suatu ruangan atau selungkup dengan bumi yang datar sebagai lantainya dan langit dan bintang sebagai atapnya yang didalamnya terdapat kehidupan yang biotic dan abiotik, serta didalamnya terjadi segala peristiwa alam baik yang dapat diungkapkan manusia maupun yang tidak.

B.     Teori Terbentuknya Alam Semesta
Alam semesta terjadi pada tahun lampau bersamaan dengan berbagai letusan besar.
1.      Teori Dentuman Atau Ledakan
Mengutamakan bahwa adanya suatu massa yang sangat besar dijagat raya dan mempunyai jenis yang sangat besar, meledak dengan hebatnya akibat adanya reaksi inti, massa yang meledak berserekan dan mengembang dengan sangat cepat serta menjauhi pusat ledakan, massa yang berserakan itu berbentuk kelompok dengan berat jenis relatif kecil dari massa semula yang kita kenal sebagai galaksi-galaksi ini terus bergerak menjauhi titik Intinya.
2.      Teori Ekspansi Dan Kontraksi
Dalam jangka waktu 30.000 juta tahun dalam masa ekspansi, terbentuklah galaksi beserta bintang-bintangnya. Ekspansi tersebut didukung oleh adanya tenaga yang bersumber dari reaksi inti hydrogen yang pada akhirnya membentuk berbagai unsur lain yang kompleks pada masa kontraksi, terjadi galaksi dan bintang-bintang yang terbentuk menyusut dengan menimbulkan tenaga berupa panas yang sangat tinggi.

C.     Terjadinya Galaksi
Galaksi adalah calon bintang atau kelompok bintang yang jumlahnya ribuan juta dan terdapat di alam semesta.
Menurut Fowler, kira-kira 12.000 juta tahun, galaksi jumlahnya ribuah tidaklah seperti galaksi yang ada pada saat ini. Pada saat itu galaksi masih merupakan kabut gas hydrogen yang sangat besar. Kabut gas hydrogen mengadakan kontraksi sehingga bagian luar dari kabut gas hydrogen banyak yang tertinggal. Pada tempat-tempat yang berotasinya lambat atau berat jenisnya yang besar, terbentuknya bintang-bintang.
Menurut macamnya galaksi dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
ð     Galaksi berbentuk spikal
ð     Galaksi berbentuk elips
ð     Galaksi berbentuk tak beraturan

D.    Terjadinya Bumi Dan Sistem Tata Surya
Mula-mula Ptolomeus ilmuan Yunani abad ke-II M berpendapat bahwa semua benda di angkasa bergerak mengelilingi bumi yang disebut teori geosentris. Kemudian dibetulkan oleh Nicolai Copernicus astronom Polandia dengan teorinya heliosentris mengatakan bahwa semua benda angkasa bergerak mengelilingi matahari, dengan orbit yang berbentuk leingkaran. Johanes Keplier, astronom dan matematikawan Jerman berpendapat bahwa orbit bumi dalam mengelilingi matahari berbentuk elips. Galelio dengan bantuan teleskop membenarkan teori Copernicus yang telah diralat oleh kepler. Issac Newton, dengan teori gravitasinya menjelaskan bahwa bumi dan planet-planet mengorbit karena prinsip gravitasi.
a)      Immanuel Kant (1724-1804)
Dalam bukunya Allgemeine Naturgeschichechte und theorie de himmels nach newtonischen grundsatzen behandelt (sejarah umum dan teori tentang tata surya berdasarkan hukum Newton) mengatakan jika bumi (planet-planet serta bintang) proses terjadinya selalu menurut hukum alam.
b)      Piere Simon Marquis De Laplace (1749-1827)
Terdapat kabut asal yang telah berputar, berpijar dan panas. Putaran kabut itu perlahan menjadi dingin karena gaya gravitasi, bentuk gumpalan gas dibagian tengah tidak begitu besar sehingga terjadi pemisahan fragmen-fragmen tersebut berbentuk seperti cincin atau gelang yang bergerak mengelilingi kabut induknya. Gelangan fragmen pertama terlepas dari induknya. Terlepas pula cincin fragmen yang kedua, ketiga, dan seterusnya sampai kesembila. Cincin itu semakin mendingan, menyusut, lalu membentuk planet.
c)      Hipotesis Planetesimal
Lebih kurang 100 tahun setelah teori kabut Kant, Laplace, Thomas C chmaberlin (geologiawan) dan Forest R. Moulton (astronom) dari Cicago, USA mengemukakan teori baru yang disebut teori planetesimal, yaitu pada awalnya ada matahari kemudian didekati bintah sehingga terjadilah gaya tarik menarik dan terjadilah peledakan hebat yang menyebabkan banyak gas mencuat keluar dari atmosfer matahari, sehingga berbentuk seperti kabut pilin (spiral), lalu mengembun dan membeku menjadi planetsimal.
d)      Hipotesis Pasang-Surut Gas.
Sir James M. Jeans Dan Hardz Jeffrey mengemukakan bahwa matahari didekati oleh bintang yang besar tetapi tek saling bertabrakan. Karenagaya tarik-menarik, terjadilah tonjolan lidah api yang berpijar dan merupakan gas yang panas sehingga disebut hipotesis pasang-surut gas.
e)      Bumi Dan Perkembangannya
Setelah bumi dan planet terlepas dari matahari, bumi masih dalam keadaan stadia kabut. Kabut ini mulai-mula berbentuk tenaga penyinaran (cahaya), bukan berbentuk materi atau zat kemudian energi atau tenaga berubah menjadi materi. Kabut kosmos ini mula-mula merupakan kabut gelap yang temperaturnya hanya beberapa derajat di atas titik nol mutlak.

E.     Matahari
Matahari bukanlah benda padat, tetapi merupakan lapisan dari beberapa macam gas dengan tekanan dan temperature yang sangat tinggi. Matahari melepaskan lapisan luar, menghasilkan awan besar (nebula planet), dan sisanya mendingin, menyusut dan menjadi blackhole, gila bahan bakar habis ferkurad, bintang (matahari) menjadi labil, meledak dan menjadi supernova.

F.      Bumi
Dibandingkan dengan planet lain, bumi merupakan planet yang istimewa. Medan magnet bumi dapat menangkap Dzarah yang merusak (electron_ yang berasal dari matahari dan angkasa luar sehingga Dzarah tersebut terkumpul dalam zona yang disebut Sabuk Van Allen.

G.    Bulan
Bulan beredar mengelilingi bumi sekali dan juga berotasi sekali. Gravitasi bumi memperlambat perputaran bulan revolusi dan rotasi terjadi pada waktu yang sama. Gravitasi bulan menyebabkan pasang naik di bawah Bulan, sementara pasang surut naïf terjadi pula pada sisi bumi yang berlawanan.
Gravitasi bulan kurang lebih sama dengan 1/i6 temperatur pada siang hari 100 0C dan pada waktu malam, temperaturnya turun sampat 150 0C bulan tidak mempunyai atmosfer dan juga air sehingga merupakan daerah yang kering dan mati.




BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
1.      Alam Semesta menurut orang Babylonia merupakan suatu ruangan atau selungkup dengan bumi yang datar sebagai lantainya dan langit dan bintang sebagai atapnya.
2.      Menurut teori terbentuknya alam semesta ada 2 macam yaitu :
a)      Teori dentuman dan ledakan
b)      Teori ekspansi dan kontraksi
3.      Terjadinya Galaksi
Menurut macamnya galaksi dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
-         Galaksi berbentuk spiral
-         Galaksi berbentuk Elips
-         Galaksi berbentuk tak beraturan.
4.      Terjadi bumi dan sistem tata surya banyak tokoh yang menjelaskan terjadinya bumi dan tata surya diantaranya : Immanuel Kant dan Piere Simon Marquis.



DAFTAR PUSTAKA

Mawardi, dan Hidayati, Nur, IAD, ISD, IBD, Bandung : Pustaka Setia, 2007.

Darwadjo, Hendro, IAD, Universitas Terbuka Dekdikbud, Jakarta, 1986

Kasmata, EMO A, IAD, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi, Jakarta : UI, 1983.

Ahmadi, Abu dan A. Supatmo. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Rineka Cipta. 2004

Aly, Abdullah, Eny Rahma, Ilmu Alamiah  Dasar, Bumi Aksara, 1996, Jakarta.

Baiquni, Ahmad, Al-Qur'an dan Ilmu Pengatahuan Kealaman , Dana Bhakti Prima Yasa ; 1996, Cet 1, Jakarta

Hamzah, Ali. Fahmi Basyas, Ilmu Alamiah Dasar, IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta,1998, Jakarta.

Handayani MM, Sri, Buku Ajar Ilmu Alamiah Dasar,____________,________

Jasin, Maskoeri. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta : Rajawali Persada. 1987.

Mas'ud, Ibnu dan Paryono, Joko. Ilmu Alamiah Dasar. Bandung: Pustaka Setia. 1999.

Mawardi dan Hidayati, Nur. llmu Alamiah Dasar. Ilmu Sosial Dasar. Ilmu Budaya Dasar. Bandung : Pustaka Setia. 2004.

Firmansyah, Farid,Ilmu Alamiah Dasar, Pamekasan : STAIN Pamekasan, 2007

Susanto Edi, ilmu Alamiah Dasar, STAIN Pamekasan, 2006, Pamekasan.

Yasin. Maskoeri, Ilmu Alamiah Dasar,RT. Raja Grafindo Persada, 2005, Jakarta.  

TEORI PENCIPTAAN ALAM SEMESTA.


TEORI PENCIPTAAN ALAM SEMESTA.

BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Sebagai umat Islam kita semua sudah sangat memahami bahwa perintah pertama yang diterima Nabi Muhammad Saw. Dari Allah SWT adalah "Membaca" tapi kita belum menghayati betul apa yang terkandung dibalik perintah itu, bahwasanya semua yang telah terjadi di alam semesta ini semua ciptaan-Nya yang sudah dijelaskan dalam Al-Qur'an.
Al-Qur'an adalah kita suci yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad Saw sebagai wahyu sekaligus sebagai Mu'jizat dan didalamnya juga mengandung beberapa kemu'jizatan diantaranya Al-Qur'an selalu benar dan singkron dengan ilmu pengetahuan modern yang baru ditemukan seperti sekarang.
Al-Qur'an adalah sumber dari segala ilmu, suatu ungkapan yang tidak hanya terdengar dikalangan umat Islam saja, tetapi juga sering terucap juga oleh para cendikiawan dan ilmuan barat, dalam menghadapi situasi tertentu dan tidak seorang pun dapat menyangkal bahwa dalam Al-Qur'an tidak hanya diletakkan dasar-dasar peraturan kehidupan manusia dalam hubungan ibadah dengan Tuhan-Nya dan Tindakan dengan alam sekitarnya, tetapi juga dinyatakan tentang ciptaan alam termasuk manusia di dalamnya. Dan ini semua tidak lepas dari tujuan Allah untuk menunjukkan kuasa-Nya pada manusia agar manusia bisa berpikir dan menemukan hakekat penciptaan alam dan dirinya sendiri.
"sesungguhnya dalam penciptaan tata kerja langit dan bumi, malam dan siang, bahtera yang berlayar dilaut dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu dia hidupkan bumi sesudah matinya dan dia sebarkan di bumi segala jenis hewan dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi, sesungguhnya terdapat tanda-tanda ke-Esaan dan kebesaran Allah bagi kaum yang berpikir".(Qs. Al-Baqaroh : 164).
Di makalah ini penulis akan menjelaskan tentang asal usul alam semesta di tinjau dari teks Al-Qur'an dan penelitian para ilmuah pada realitas yang ada.
Dengan harapan keberadaan Al-Qur'an sebagai mu'jizat bisa menjadi kepercayaan atau keimanan di hati manusia.

B.     Rumusan Masalah
Disini hal-hal yang akan kami bahas meliputi :
1.      Teori penciptaan alam semesta.
2.      Alam semesta perspektif Al-Qur'an
3.      Konsep-konsep alam semesta.

C.     Tujuan Dan Manfaat
Setelah kami merumuskan beberapa permasalahan tersebut, maka kami mencoba membahas beberapa masalah tersebut, karena kami ingin lebih dalam mengetahui dan memahami tentang proses terjadi alam semesta melalui berbagai konsep yang telah disampaikan oleh beberapa ahli kaitannya dengan proses terjadinya alam semesta yang telah disampaikan dalam Al-Qur'an sekaligus untuk menambah keyakinan kami bahwa Al-Qur'an benar-benar kitab yang selalu sesuai dengan keadaan zaman dimana manusia hidup dan bermasyarakat. Selain itu agar kami dapat mengetahui bahwa Al-Qur'an tidak hanya mengajarkan keagamaan saja, tetapi lebih dari pada itu Al-Qur'an juga mampu mengajarkan umatnya untuk berpikir realistis dan kritis terhadap penemuan-penemuan baru dizaman ini dan semua itu telah ada dalam Al-Qur'an bagi mereka yang berpikir.
Dengan demikian, maka makalah ini kami harapkan bisa memberikan sedikit pengetahuan terhadap teman-teman mahasiswa lainnya sebagai tambahan bahan kajian dalam masalah proses terjadinya alam semesta khususnya bagi kami yang mungkin sedikit sekali mengetahui dan menyakini tentang bagaimana alam semesta ini ada.


BAB II
PEMBAHASAN

A.     Teori Penciptaan Alam Semesta
1.      Teori Kabut
Teori ini disebut istilah Nibualai teori yang bertitik tolak dari adanya suatu kumpulan kabut yang berputar perlahan-lahan, bagian kabut itu lama-kelamaan berubah menjadi kumpulan gas yang kemudian menjadi struktur alam semesta ini.
Ferre Simon De Lap Lace, mengatakan bahwa alam semesta berasal dari kabut panas berpilin, karena pilinannya itu gumpalan kabut membentuk bentulan bulat seperti bola yang besar dimana makain kecil bola itu makin cepat pilinannya akibatnya bentuk bola itu memepat pada kutubnya dan melebar pada bagian equatornya, bahkan kemudian sebagian masa gas di equatornya itu menjauhi dari gumpalan Intinya sehingga membentuk struktur alam semesta.[1]
2.      Teori Pasang Surut
Jeans dan Jeffri melukiskan bahwa terjadinya alam semesta merupakan masa matahari yang lepas membentuk bentukan cerutu yang mencorok kearah bintang akibatnya bintang makin menjauhi masa, masa tersebut terputus-putus dan membentuk gumpalan gas disekitar matahari gumpalan-gumpalan itulah yang kemudian membeku menjadi struktur pelengkap susunan alam semesta.
3.      Teori Ledakan
Teori ini disebut dengan istilah Bang teori, bertitik tolah pada asumsi adanya suatu masa yang sangat besar meledak dengan hebat karena adanya reaksi inti. Masa itu kemudian berserakan dan mengembangkan dengan sangat cepatnya menjauhi pusat ledakan.
Gamo Alfhor dan Herman mengatakan pada saat ledakan Maha dahsyat itu terjadi semua materi terlempar ke seluruh jagat raya kesemua arah yang kemudian membentuk bintang-bintang dan glaksi, karena tidak mungkin materi seluruh alam itu berkumpul di suatu tempat dalam ruang tanpa gaya grafitasi yang sangat kuat. Maka disimpulkan kemudian bahwa "Ledakan Besar" itu terjadi ketika seluruh materi Cosmos keluar dengan kerapatan yang sangat besar dan suhu yang sangat tinggi, alam semesta lahir dari singolaritas fisis dengan keadaan ekstern.[2]
4.      Teori Ekspansi Dan Kontraksi
Teori ini berlandaskan pada pemikiran bahwa ada suatu siklus dari alam semesta, yaitu masa-ekspansi dan masa kontruksi yang diduga siklus tersebut berlangsung dalam durasi 30.000 juta tahun. Dalam masa depang ekspansi kemudian terbentuklah galaksi serta bintang-bintangnya. Ekspansi ini didukung oleh adanya tenga yang bersumber dari reaksi inti hidrogen yang pada akhirnya membentuk berbagai unsur lain yang kompleks. Pada masa kontraksi, galaksi dan bintang-bintang yang terbentuk meredup dan unsur-unsur yang terbentuk menyusul mengeluarkan tenaga berupa panas yang tinggi-tinggi.[3]
Teori ini juga dikemukakan oleh Edwin Hubble, dia menyatakan bahwa alam semesta memuai seperti gelembung gas panas yang secara tiba-tiba melepas dari ruang hampa. Dia melakukan sebuah percobaan melalui teropong bintang raksasa pada tahun 1929 bahwa disitu menunjukkan adanya pemuaian adanya alam semesta. Ini berarti alam semesta merekspansi dan ekaspansi itu menurut Gamau melahirkan sekitar 100 miliyar galaksi yang masing-masing galaksi rata-rata memiliki 100 miliyar bintang.
5.      Teori Awan Debu
Pada tahun 1940 seorang ahli astronomi Jerman bernama Carl Font Wisaiker mengembangkan suatu teori yang dikenal dengan teori awan debu yang mengemukakan bahwa alam semesta terbentuk dari gumpalan awan gas dan debu. Lebih 5000 juta tahun yang lalu, salah satu gumpalan awan itu mengalami pemanpatan. Pada proses pemanpatan itu partikel-partikel debu tertarik kebagian pusat awan itu membentuk gumpalan bola dan mulai berpilin. Lama-kelamaan gumpalan gas itu memipih bentuk cakram yang tebal dibagian tengah dan tipis dibagian tepinya bagian tengah cakram gas itu berpilin lebih lambat dari bagian tepinya. Partikel-partikel dibagian tengah itu kemudian saling menekan sehingga menimbulkan panas dan menjadi pijar bagian inilah yang kemudian menjadi matahari sedangkan bagian luar berpusing sangat cepat, sehingga terpecah menjadi gumpalan gas dan debu yang lebih kecil. Bagian inilah yang kemudian membeku dan menjadi sturuktur alam semesta.
6.      Teori Planetesimal
Pada tahun 1843 sampai 1928 seorang ahli biologi bernama Thomas C. Chamberlin dan Fores R. Molton mengemukakan bahwa matahari telah ada sebagai salah satu dari bintang-bintang yang banyak. Pada suatu masa ada sebuah bintang berpapasan pada jarak yang tidak terlalu jauh. Akibatnya terjadilah peristiwa pasang naik pada permukaan matahari maupun bintang yang sebagian dari masa matahari itu tertari kearah bintang.
Pada waktu bintang menjauhi sebagian masa dari matahari itu jatuh kembali kepermukaan matahari dan sebagian lagi terhambur ke ruang angkasa sekitar matahari. Hal inilah yang dinamakan planetisimal yang kemudian menjadi struktur alam semesta.   
B.     Alam Semesta Perspektif Al-Qur'an
Dari kedua teori yang sudah disebutkan di atas, kaitannya dengan isyarat Allah dalam Al-Qur'an bahwa alam semesta tadinya merupakan satu gumpalan, dia berfirman dalam surat Al-Ambiya' ayat 30.


Artinya : "Tidakkah orang kafir memperhatikan bahwa langit dan bumi tadinya merupakan satu yang padu (gumpalan) kemudian kami memisahkannya, kami jadikan air segala sesuatu yang hidup, maka mengapa mereka tidak juga beriman?".[4]

Al-Qur'an tidak menjelaskan secara detail bagaimana terjadinya pemisahan itu, namun apa yang dikemukakan di atas tentang perpaduan alam semesta ini dibenarkan oleh para ilmuan yang telah terkenal dengan teori ledakan besar atau Big-Bang.
Juga tentang meluasnya alam semesta, Al-Qur'an mengungkapkan dalam surat Adz-Zariyah ayat 47.

Artinya : "Dan langit kami bangun dengan kekuasaan (kami) dan sesungguhnya kai benar-benar meluaskan / mengembangkannya"[5]


Dewasa ini, meluasnya alam semesta dikenal dengan istilah "The Expanding Universe" seperti diketahui bahwa alam semesta yang penuh dengan gugusan bintang dan galaksi tersebut berjualan tahun perjalanan cahaya dari bumi.
Edwin P. Hubble merumuskan bahwa galaksi-galaksi tersebut disamping berotasi juga bergerak menjauhi bumi, sebelumnya penemuan tersebut dianggap sebagai suatu kesalahan, tapi lam kelamaan bisa diterima oleh banyak ilmuan. Menurut "The Expanding Universe" alam semesta bersifat seperti balon atau gelombang karet yang sedang ditiup ke segala arah dengan kecepatan luar biasa. Ini sesuai dengan pemaparan Al-Qur'an dalam surat Al-Ghasyiyah ayat : 17-18.
Ÿ
Artinya : "Tidakkah mereka memperhatikan bagaimana unta diciptakan dan langit ditinggikan".[6]

Kekuatan yang terlibat dalam pembangunan alam ini tidak dapat dibayangkan, yaitu kira-kira terdiri dari 10.000 milyar bintang yang masing-masing masanya sekitar massa matahari. Dan kenyataan ini menggusarkan para fisikawan pada umumnya karena penciptaan alam ini dari ketiadannya memerlukan adanya yang maha pencipta.
Maka disinilah letak perbandingan konsepsi fisika tentang penciptaan alam dengan ajaran yang ada didalam Al-Qur'an.

C.     Konsepsi-Konsep Alam
1.      Konsepsi Alam Semesta Newton
Di dalam galaksi, terdapat 100 milyar bintang yang ada umumnya sebesar matahari, sampai pada abad ke-20 orang masih beranggapan bahwa alam kita ini tidak mempunyai batas atau tidak terbatas, dan oleh karenanya besar alam ini tidak terhingga, sebab apabila ia terbebas akan "Mata Bintang-Bintang" yang ada ditepi, yaitu yang dekat dengan perbatasan tersebut tentunya hanya akan mengalami tarikan gaya gravitasi ke satu sisi saja, yakni ke pusat alam semesta karena sisi tepi hampir tidak ada bintangnya, jadi bintang-bintang di tepi akan bergerak ke pusat dan akan berkumpul disana, jika waktu yang cukup lama memberikan kesempatan untuk berlangsungnya proses menyatu itu dan alam tanpa batas itulah yang menjadi ajaran Newton.
Disamping itu perkembangan ilmu kimiawi yang sejak lama mengkaji proses-proses kimiawi mengajarkan bahwa dalam reaksi yang bagimanapun materi itu kekal. Maka bisa ditarik sebuah kesimpulan bahwa konsepsi Newton itu adalah besarnya alam semesta tidak terhingga dan materinya tidak akan pernah tiada, eksistensi alam ini juga tidak terhingga lamanya.[7]
Konsepsi Newton ini telah menghancurkan konsepsi kuno yang menganggap bahwa alam ini dikelilingi oleh bola langit yang raksasa tempat menempelnya bintang-bintang. Namun, konsepsi Newton bertentangan dengan kenyataan observasi abad ke-20, serta ajaran Agama yang menyatakan bahwa alam semesta tidak kekal, dan diciptakan Tuhan pada saat tertentu. Konsepsi kuno itu pun juga salah bahwa bola langit yang dipercayai keberadaannya tidak berkembang atau tidak meluas itu bertentangan dengan Al-Qur'an surat Adz-Zaariyaat ayat 47. karena memang janggal kalu semua bintang-bintang berada dipermukaan bola langit. Ayat ini pula yang membantah konsepsi Newton tentang tidak terhingga alam semesta, sebab sesuatu yang tidak terhingga besarnya seperti alam konsepsi Newton, tidak dapat dibesarkan atau diluaskan lagi begitu pula tentang kekekalan alam semesta tersebut. Ia dibantah oleh Al-Qur'an yang menjelaskan scenario hancurnya alam semesta dalam surat Al-Anbiya', ayat : 104 :
"Pada Hari kami gulung ruang waktu (alam semesta) laksana menggulung lembaran tulis, sebagaimana kami telah memulai awal penciptaan, itulah janji yang akan kami tepati, sesungguhnya kamilah yang akan melaksanakannya".[8]
Disitulah sebenarnya arti dari kata kalimat yang akan terjadi pada waktu yang Allah tentukan, dan itu pun terjadi secara rahasia, dan tiba-tiba, serta waktunya sudah dekat. Seperti yang digambarkan dalam Al-Qur'an surat Al-Mu'min ayat : 59 yaitu
"Sesungguhnya hari kiamat itu pasti datang, tidak ada keraguan tentangnya, akan tetapi kebanyakan manusia tidak beriman (mempercayainya)".[9]
2.      Konsepsi Alam Semesta Einstein
Berbeda dari Newton, Einstein mempunyai sebuah konsepsi yang didasarkan pada fisika relativistic yang dikembangkannya sejak tahun 1905 dalam kegiatannya mengembangkan teori relativitas umum Einstein menemukan bahwa ruang alam mengalami kelengkungan sebagai akibat dari adanya grafitasi yang ditimbulkan massa materi yang berada di dalamnya. Dalam penelitiannya yang lebih seksama dan melibatkan jarak kosmologis yang cukup besar, serta gaya gravitasi yang cukup kuat seperti yang ditimbulkan oleh matahari, prediksi Einstein itu tampak nyata.
Menurut Einstein alam kita ini melengkung sedemikian rupa sehingga ia menutup pada dirinya sendiri dan alam semesta menurut Einstein tidak terbatas, namun besarnya sehingga bergantung pada besar jari-jarinya. Menurut konsepsinya, sekalipun ada gerakan-gerakan dan perubahan-perubahan di alam semesta secara keseluruhan alam semesta tidak berubah. Dan konsepsi ini hancur ketika Edwin Hubble yang menggunakan teropong bintang besar menemukan teori ekspansi. Karena memang apa yang dikemukakan Einstein tidak sesuai dengan Al-Qur'an surat Adz-Zariyaat ayat 47, di penjelasan terhadulu. Dalam ayat itu jelas dinyatakan bahwa Allah meluasa langit dan Allah membesarkan ruang alam itu, sehingga alam ini tidak statis seperti yang dikatakan Einstein.
3.      Konsep Alam Semesta Dalam Al-Qur'an
Konsep-konsep alam semesta dalam Al-Qur'an sangat banyak dan berfariasi tergantung dari pengetahuan mufassirnya. Al-Qur'an dengan ayat-ayatnnya diturunkan 15 abad yang lalu mengandung uraian secara garis besar tentang penciptaan alam semesta, seperti yang sudah disebutkan di depan semua itu semata-mata sebagai bimbingan dan petunjuk bagi manusia tentang kekuasaan Allah sesuai dengan ayat 190 surat Ali Imron yaitu kategori "Ulum Albab".[10]
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi serta silih bergantinya malam dan siang, terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi para Ulum Albab".[11] Yang dilanjutkan dalam ayat 191 surat Ali Imron Berikutnya :
"Yakni mereka yang mengingat (berzikir kepada) Allah ketika berdiri, sambil duduk, dan sambil berbaring, serta memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata) ya Tuhan kami, tidaklah engkau menciptakan ini semua dengan sia-sia, Maha Suci Engkau. Maka peliharalah kami dari adzab Neraka".[12]


BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Dari semua paparan di depan kami dapat menyimpulkan bahwa kemukjizatan Al-Qur'an benar-benar ada, terbukti dengan adanya kesingkronan antara penjelasan Al-Qur'an tentang ilmu alam dan penelitian-penelitian para ilmuan barat yang sudah menemukan bukti-bukti nyatanya, nah, disinilah dpat kita yakini bahwa Al-Qur'an itu memang benar-benar murni wahuu dan firman Allah, bukan semata-mata buatan Nabi Muhammad seperti anggapan non Islam pada umumnya, melainkan Al-Qur'an adalah wahyu Allah kepada Nabi Muhammad sebagai mu'jizat dan bukti kenabiannya.
Dalam Al-Qur'an terdapat banyak ilmu, ilmu fiqih, ilmu bahasa, ilmu kalam, ilmu etika, dan ilmu-ilmu lainnya, dimana memang dari tujuannya Al-Qur'an adalah sebagai pembimbing dan penuntut umat manusia, terutama umat Islam sendiri sebagai pemilik Al-Qur'an.
Dan meskipun Al-Qur'an tidak menjelaskan secara detail bagaimana terjadinya penciptaan alam semesta, namun apa yang ada dan yang disampaikan Al-Qur'an dalam ayat-ayatnya sudah dibenarkan diakui oleh para ilmu barat. Sehingga banyak para fisikawan yang tertarik untuk mempelajari Al-Qur'an lebih dalam karena meskipun Al-Qur'an sudah 15 abad yang lalu diturunkannya tapi Al-Qur'an selalu bisa menyesuaikan teks-teksnya dengan zaman, dan sampai sekarang belum ada yang bisa mengalahkan satu ayat pun yang ada didalam Al-Qur'an.
Diantara ayat-ayat yang menjelaskan tentang kejadian alam dalam Al-Qur'an sedikit sudah kami sebutkan di depan yaitu tentang awal penciptaan dunia, yang bersangkut paut dengan teori-teori ahli astronomi dan teori-teori ilmuah lain seperti Einstein, Newton, Edwin P. Hubble dan Gamow, namun terdapat beberapa perbedaan dalam teori mereka, dan yang sepenuhnya benar hanyalah Al-Qur'an itu sendiri.


DAFTAR PUSTAKA

Makmur, Tanodijaja, Bumi Dan Antariksa, Jakarta Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan 1995.
Baikuni, Ahmad, Al-Qur'an Dan Ilmu Pengetahuan Kealaman, Jakarta : PT. Dana Bhakti Primayasa, 1996.
Baikuni, Ahmad, Al-Qur'an Dan Ilmu Pengetahuan Kealaman, Jakarta : PT. Dana Bhakti Primayasa, 1995.
Mustofa, Agus, Ternyata Akhirat Tidak Kekal, Bandung : Patma Press, 2005.
Shihab, M. Qurays, Mu'jizat Al-Qur'an. Bandung : Mizan 2003
Susanto, Edi, Buku Ajar Ilmu Alamiah Dasar, Pamekasan : STAIN Pamekasan, 2006.
Depag, Pendidikan Agama Islam Dan Ilmu Pengetahuan Teknologi, Depag RI., 2006.
Purwanto, Agus, Keterpaduan Materi Pendidikan Agama Islam Dan IPTEK. Bandung : PT. Remaja Rosda 2005.
Cony, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung : Remaja Rosda Karya : 2002.
Abdul Wadud, Qur'an Hadist, Semarang : PT Karya Thoha Putra, 1997.


[1] Makmur Tanodijaja, Bumi Dan Antariksa, (Jakarta : Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, 1995). hlm., 98-99
[2] Ahmad Baikuni, Al-Qur'an Dan Ilmu Pengetahuan Kealaman, (Jakarta : PT. Dana Bhakti PriMaya, 1996) hlm., 211
[3] Edi Susanto, Ilmu Alamiah Dasar, (Pamekasan : STAIN Pamekasan). hlm., 16
[4] Terjemahan Al-Qur'an Pada Surat Al-Anbiya' : ayat, 30
[5] Terjemahan Al-Qur'an Pada Surat Adz-Dzariyaat : 47
[6] Terjemahan Al-Qur'an Pada Surat Al-Ghasyiyah ayat 17-18
[7] Achmad Baiquni, Msc, Al-Qur'an Dan Ilmu Pengetahuan Kealaman, hlm., 93
[8] Terjemahan Al-Qur'an surat Al-Anbiyaa' Ayat : 104
[9] Terjemahan Al-Qur'an surat Al-Mu'min ayat 59
[10] Ahmad Baiquni, MSC, Al-Qur'an Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi, (Jakarta : PT. Dana Bhakti Primayasa)..hlm., 29
[11] Terjemahan Al-Qur'an surat Ali-Imron : ayat 190
[12] Terjemahan Al-Qur'an surat Ali-Imron : ayat 191
mohon ... klo udah baca posting kami, jangan lupaaaaaaaaaaaa kasi komentar yaaa .... n saran konstruktif ....................


thanks yaa atas komentar kaliaaannnnnnnnnnnnnnn !!!!!