"الله جميل يحبّ الجمال"

Allah Itu Indah, Mencintai Keindahan

Selasa, 20 Juli 2010

PEACE EDUCATION

PEACE EDUCATION

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belakangan ini masyarakat dunia dihantui rasa khawatir karena banyak peristiwa dan aksi kekerasan yang muncul seperti anarkisme perang, hingga terorisme global. di Indonesia, kasus berbeda tapi serupa juga tidak sedikit bisa dijumpai. Hal itu tampak seperti dalam berbagai kasus konflik dan anarkisme akibat perbedaan pandangan, pendapat, pikiran ideologi, etnik dan bahkan agama yang selalu saja muncul ditengah-tengah kondisi bangsa yang hingga kini terus didera masalah dan krisis berkepanjangan diberbagai bidang kehidupan, termasuk krisis dalam dunia pendidikan.

Dalam dunia pendidikan misalnya tantangan yang dihadapi bukan pekerjaan yang ringan dan mudah tetapi sangat komplek. Kompleksitas masalah tersebut dapat dilihat dari berbagai dimensi diantaranya adalah rendahnya kualitas mutu pendidikan nasional, gonta-gantinya kurikulum dan masalah ujian nasional, hingga ancaman tantangan dan peluang mewujudkan "masyarakat damai" melalui instansi pendidikan.

Melihat "benang kusut" dunia pendidikan seperti itu, tentu semua pihak, baik pemerintah maupun pihak lainnya perlu segera memikirkan dan mencari solusi alternatif atas ruwetnya problematika pendidikan di Indonesia.

B. Rumusan Masalah

· Apa yang dimaksud dengan konsep peace education ?

· Siapa saja sasaran konsep peace education ?

· Apa yang perlu dilakukan guna mengubah budaya kekerasan kedalam bentuk budaya damai.

C. Tujuan

· Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan konsep education

· Untuk mengetahui siapa saja sasaran konsep education

· Untuk mengetahui apa yang perlu dilakukan guna mengubah budaya kekerasan kedalam bentuk budaya damai

BAB II

PEMBAHASAN

Dalam kontek nasional kita sebagai bangsa masih lemah dilihat dari banyak aspek yang nyata-nyata lemah salah satunya bidang pendidikan. Kualitas pendidikan bangsa ini sebagai mana hasil publikasi the political and economic risk consultary (PERC) menunjukkan fakta demikian[1]. Apalagi ditambah dengan banyaknya konflik yang terjadi di belahan bumi Indonesia, misalnya kasus di Maluku, Ambon, Aceh, sebagai bangsa barbar dari pada bangsa yang beradap[2]

Transformasi karakter dan budaya manusia hanya bisa dilakukan dengan perubahan pola pikir. Perubahan pola pikir ke arah perdamaian hanya dapat dilakukan dengan pendidikan perdamaian (peace aducation)[3].

A. Pengertian

Sebelum memasuki uraian tentang konsep peace education itu sendiri tidak ada salah nya bila kita membahas apa kosep itu dan apa pula yang dimaksud peace education.

Konsep ialah definisi sedangkan definisi ialah pengertian atau semua penyebutan ciri esensi suatu obyek dengan membuang semua ciri eksidensinya. Ciri esensi ialah ciri pokok, sedangkan ciri eksidensi ialah ciri yang tidak pokok. Ciri eksidensi boleh ada boleh tidak, tidak mengganti ada tidaknya obyek itu[4].

Sedangkan peace education yang dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai pendidikan perdamaian, menurut Prof Siu, tersusun dari dua kata yaitu pendidikan dan perdamaian.[5]

Di bawah ini disajikan beberapa pengertian dan pendidikan (peace education):

1. Peace education ialah sebuah proses untuk mendapatkan pengetahuan dana pengembangan sikap, dan tingkah laku untuk tidak dalam keharmonisan dengan orang lain.[6]

2. Peace education ialah model pendidikan yang mengupayakan pemberdayaan masyarakat agar mampu mengatasi konflik atau masalah nya sendiri dengan cara kreatif dan tak dengan cara kekerasan[7]

3. secara esensial, peace education ialah pendidikan yang mengajarkan rasa saling menghargai, mencintai , fairness, dam keadilan. Hal ii segala dengan rumusan pemikir pendidikan asal Amerika serikat. Ian hafi, bahwa "peace education is based on a philosophy that teachers nonviolence,. Love, compassion, trust, folirness. Cooperation and reverence for the human family and all rife on our plomet."[8]

B. Konsep Peace Education

Upaya mewujudkan masyarakat damai yang harmonis merupakan tanggung jawab bersama, termasuk pendidikan. sebab, pendidikan mempunyai peran yang sangat vital tak saja sebagai transfer of knowledge, tetapi juga sebagai "ruru damari" hal ini pening km akhir-akhir ini sering muncul konflik sosial dan kekerasan yang mengakibatkan masyarakat resah, takut, cemas, dan tak lagi merasakan suasana damai. Damai seolah menjadi "impian " bagi banyak orang terutama bagi mereka yang berada didaerah konflik seperti di Papua, Aceh, Ambon, dan Poso[9].

Fenomena tersebut juga mengajarkan betapa pentingnya pendidikan perdamaian (peace education) untuk diajarkan di dalam dunia pendidikan. Pendidikan perdamaian ini berdasarkan pada filosofy yang mengajarkan anti kekerasan, cinta, perasaan saling menyakini, percaya, keadilan, kerja sama. Saling menghargai dan menghormati sesama mahluk hidup di dunia ini. Hal ini adalah praktek sosial dengan nilai berbagai dimana sikap orang bisa memiliki kontribusi yang signifikan[10].

Mengapa model pendidikan perdamaian perlu dikembangkan dan diberlakukan? Salah satu alasan mendasar adalah sejarah yang mengandung konflik di negara ini yang selalu berujung dendam, bukan damai. Bila kita mau menengok sejarah Indonesia, maka realitas konflik sosial yang terjadi sering kali mengambil bentuk kekerasan sehingga mengancam persatuan dan eksistensi bangsa. Tanpa pendidikan perdamaian, maka konflik sosial yang destructive akan terus menjadi suatu ancaman yang serius bagi keutuhan dan –persatuan bangsa[11].

Bagi daerah yang tertimpa konflik, pendidikan perdamaian bisa diarahkan pada tiga segment besar masyarakat, yaitu:[12]

1) Mantan combatan

Untuk mantan combatan baik laki-laki maupun perempuan, pemerintah melalui Dinas pendidikan dan Dinas Sosial bisa berperan untuk memberikan materi pendidikan perdamaian dengan mengandung kelompok masyarakat sipil yang konsep terhadap peace building

2) Aparatur pemerintah terutama polisi dan tentara

Pendidikan perdamaian operator pemerintah bisa dilakukan oleh instansi terkait bekerja sama dengan kalangan akademisi.

3) Masyarakat biasa

a. Anak- anak

Pendidikan perdamaian untuk anak-anak bisa dilakukan melalui sekolah-sekolah dengan memasukkan kurikulum pendidikan perdamaian ke kurikulum instansi pendidikan umum maupun agama, misalnya dalam bentuk muatan local. Di sinilah kemudian dinas pendidikan memainkan peranannya

b. Laki-laki dewasa

Pendidikan perdamaian untuk laki-laki bisa dilakukan misalnya melalui forum-forum pengajian di madrasah-madrasah dan musyawarah gampang. Disini diharapkan dinas sosial bekerja sama dengan lembaga agama atau adat bisa mempermainkan peranannya

c. Perempuan dewasa

untuk perempuan, pendidikan perdamaian bisa dilakukan melalui forum pengajian perempuan atau penyuluhan langsung dilapangan, disini, kelompok masyarakat sipil yang sudah terbiasa dengan program gender mainstreaming bisa memainkan perannya.

Secara global, konsep pendidikan perdamaian perlu dilaksanakan dalam tingkat: individu, keluarga, masyarakat, dan dunia, konsep pendidikan perdamaian ini juga mengarah pada pemberdayaan masyarakat melalui skill, attitudes, and knowledge: to build, maintain, and restore relationships at all levels of human interaction, to develop positive approaches towards deating with conflicts-from the personal to the internasional, to create safe environments, both physically and emotionally. That nurtures each individual, to create a safe world and pustice and human rights, to build a sustainable and protect it from exploitation and war.[13]

Selanjutnya, untuk mendesain pendidikan perdamaian secara praktis operasional tentu tak mudah. Tetapi, paling tak mau mencoba atau memiliki potical will untuk mendesainnya sesuai dengan prinsip-prinsip pendidikan damai yang relevan dengan kondisi dan situasi masyarakat kita adalah langkah awal yang perlu di lakukan. Pendidikan moral pancasila atau kewiraan, kepramukaan dan ke warga negaraan (civic education) sesungguhnya dilakukan sebagian dari proses usaaha membangun cara hidup damai saling hormat-menghormati untuk memperkuat wawasan kebangsaan (nasional).[14] Singkat nya penting peran pendidikan perdamaian adalah mendukung people power untuk membangun perdamaian.[15]

C. Agenda Peace Education Era Millenium

Perwarahan bumi Indonesia menjelma sebagai mimpi buruk tatkala berbagai konflik yang penuh dengan kekerasan bertebaran di belahan bumi Indonesia. Budaya timur yang diidentikkan dengan keramaian. Toleransi, ke gotong royong, kasih sayang, santun, dan seabrek nilai baik lain seperti nya telah terkubur dalam perut bumi terdalam[16]. Apa yang harus di benahi guna mengembalikan citra Indonesia yang terlanjur buruk dalam kancah dunia internasional? Ada empat arti kekerasan. Keempat tingkat itu (http,// www. Peace. Ca/ mgmtnote.hlm) meliputi:[17]

1) Knowledge (change knowledge)

2) Aktitude (change aktitudes- miutivation)

3) Individual (change individual bahaviur)

4) Group (ordazational) behayior (change group behavior)

Apa yang harus kita perbuat pada tahun 2 mendatang demi kedamaian

Pertama: Perdebatan untuk menjadi individu yang baik, yaitu orang yang mengatasi untuk kebaikan secara keseluruhan itu merupakan pola perilaku yang di bangun dari kebaikan-kebaikan individu.

Kedua: Membangun kembali nilai-nilai figuritas dimana elite politik sosial sebagai tempat bercermin, karena, akhir-akhir ini hampir semua ini cermin itu telah retak yang menyebabkan wajah sendiri tak enak dipandang.

Ketiga: Apabila kita dapat menciptakan sejarah, jadilah pribadi yang unggul.

Keempat: Mengembalikan orientasi kerja elite politik dan elite pengusaha kemisi penularan tugas pokok dan fungsinya, bukan menuntut hal-halnya. Untuk perlu ada kejujuran. Moralitas yang baik, dan memiliki kinerja yang pantas menjadi panutan.[18]

Pendidikan untuk perdamaian dunia hanya mungkin terwujud didalam suatu pendidikan yang dimulai di dalam masyarakat local yang berbudaya.[19] Pendidikan perdamaian hanya sebuah contoh kecil dari upaya membangun pintu masuk bagi perbedaan dalam rangka menghadirkan sebuah perdamaian Indonesia yang luhur. Pendidikan kita akan melahirkan generasi baru Indonesia yang mampu mengafirmasi secara positif dan melihat sesamanya secara par cum pari (setara), semoga…![20]

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

· Konsep ialah definisi. Sedangkan definisi adalah pengertian atau penyebutan semua ciri esensi suatu obyek dengan membuang semua ciri eksidensinya. Peace Education ialah sebuah model pendidikan yang mengajarkan arti kekerasan, cinta, perasaan saling mengasihi, percaya, keadilan kerja sama, saling menghargai dan menghormati sesama makhluk hidup di dunia ini.

· Secara global, konsep peace education perlu ditanamkan dalam tingkat. Individu. Keluarga, masyarakat dan dunia. Namun, bagi daerah yang tertimpa konflik, konsep education bisa di arahkan pada tiga sidemen besar polisi dan tentara, dan masyarakat biasa.

· Ada empat tingkatan guna mengubah budaya kekerasan kedalam bentuk damai dan anti kekerasan, yaitu: meningkatkan pengetahuan, dorongan dalam mengubah kelakuan, mengubah kelakuan pribadi, mengubah kelakuan psfgerkelompok.

B. Saran

Seperti yang telah diuraikan tadi di awal bahwa pendidikan perdamaian (peace education) bukan satu-satunya cara dalam membangun pintu masuk bagi perbedaan dalam rangka menghadirkan sebuah perdamaian. Oleh karena itu, kita sebagai makhluk yang berfikir perlu mengupayakan pintu lain guna membuka perdamaian melalui pendidikan, khususnya dan dalam aspek lainnya pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Danim, Sudarwan. Agenda Pembaruan Sistem Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003

Daryanto. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Renata Cipta, 2005.

Muhatmin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di sekolah, Madrasah dan Perguruan Tinggi. Jakarta: PT Raja Grafinda Persada, 2007.

Suyanto. Dinamika Pendidikan Nasional dalam Peraturan Dunia Global. Jakarta : Pusat Studi Agama dan Peradapan (PSAP), 2006.

Trlaar. Paradigma Baru Pendidikan Nasional . Jakarta: PT Rinata Cipta, 2000.

LAMPIRAN

Akbar Metrid, Urgensi Pendidikan Perdamaian di Aceh. http: // www. Adetinstitute-Akbar-2505007- urgensi –pendididkan- di-aceh. Htm, 25 mei 2007.

Chirul Mahfud, Mengembangkan Model Pendidikan Perdamaian

Izak Lattu, Kemendesakan. Pendidikan Perdamaian Agama-Agama (http: // izakthl. Edublogs. Org /

Ridwan al-makassary, Peace Building untuk masyarakat Indonesia poska konfik: suayu kerangka konseptual untuk aksi (http: / www. Csrc. Or. Id / artikel / index. Php? Detail= 072303011312, 23 maret 2007 )

Yosi Arbianto, Ide Dari Konflik Ambon Yang Tak Kunjung Usai (http://www. Jawapos. Co. id / radar / index. Php? Act = detail& rid = 18040,7 Agustus 2008)

http://bima-esw. Org/INDONESIA/Pendidikan / pnddkn-htm



[1] Suyatno, Dinamika Pendidikan Nasioanal: dalam peraturan dunia global (Jakarta: Pusat Studi Agama dan peradaban (PSAP), 2006)., hlm., 146

[2] Sudirwan Danim, Agenda Pembaruan Sistem pendidikan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), hlm., 167

[3] Akbar Meirio, Urgensi Pendidikan Perdamaian di Aceh (http://www.acehinstitute-akbar-250507-Urgensi-pendidikan-perdamaian-di-Aceh, 25 Mei 2007), hlm.,116

[4]Daryanto, Evaluasi Pendidikan. ( Jakarta :PT Renata Cipta, 2005 ) hlm, 116

[5]Yosi Arbianto, ide dari konflik Ambon yang tak kunjung usai (http: //www.Jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&180, 7 Agustus 2008)

[6]http: // bima- esw. Org / INDONESIA / pendidikan / pnddkn-htm

[7] Muhaiamin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di sekolah, madrasah dan Perguruan Tinggi (Jakarta : PT. rapigrafindo persada, 2007 )hlm, 137

[8] Yosi Arbianto, ide dari konflik Ambon yang tak kunjung usai (http: //www.Jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&180, 7 Agustus 2008)

[9] Chirul Mahfud, Mengembangkan Model Pendidikan Perdamaian

[10] http: // bima- esw. Org / INDONESIA / pendidikan / pnddkn-htm

[11] Chirul Mahfud, Mengembangkan Model Pendidikan Perdamaian

[12] Akbar Mario. Urgensi Pendidikan Perdamaian di Aceh.

[13]Yosi Arbianto, ide dari konflik Ambon yang tak kunjung usai (http: //www.Jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&180, 7 Agustus 2008)

[14]Ibid

[15] Ridwan al-makassary, Peace Building untuk masyarakat Indonesia poska konfik: suatu kerangka konseptual untuk aksi (http: / www. Csrc. Or. Id / artikel / index. Php? Detail= 072303011312, 23 maret 2007 )

[16]Danim, Agenda Pembaruan, hlm., 169

[17]Suyanto, Dinamika Pendidikan, hlm., 147

[18] Danim, Agenda Pembauan, hlm., 169

[19] Tilaar, Paradigma Ban Pendidikan Nasional (Jakarta: PT: Rineka Cipta, 2000) hlm.,18

[20] Izak Lattu, Kemerdekaan Pendidikan Perdamaian Agama-Agama (http://izaklattu,edublogs.org /2007/10/29/kemerdekaan-pendidikan-perdamaian-agama-agama/,29 Oktober 2008)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mohon ... klo udah baca posting kami, jangan lupaaaaaaaaaaaa kasi komentar yaaa .... n saran konstruktif ....................


thanks yaa atas komentar kaliaaannnnnnnnnnnnnnn !!!!!