"الله جميل يحبّ الجمال"

Allah Itu Indah, Mencintai Keindahan

Sabtu, 06 Juni 2009

HAKIKAT DAN TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM

MAKALAH

HAKIKAT DAN TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Islam

Yang Dibina Oleh Bapak Siswanto, M.Pd.I

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

JURUSAN TARBIYAH

APRIL 2009

KATA PENGANTAR

Segala puja teriring puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT dengan karunia dan hidayah-Nya jualah penulis dapat menyelesaikan Makalah ini dengan judul: Filsafat Pendidikan Islam dan dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpah-curahkan kepada seorang reformis sejati; pembawa risalah suci yakni Nabi Muhammad Saw. yang telah membawa umat manusia keluar dari kubangan lumpur jahiliyah menuju jalan yang diridhai oleh Allah SWT.

Akhirnya kepada Allah swt jualah penulis serahkan segalanya serta panjatkan doa semoga amal kebajikan mereka diterima di sisi-Nya, serta diberikan pahala yang berlipat ganda sesuai dengan amal perbuatannya. Penulis berharap semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, serta bagi pembaca pada umumnya.


BAB I

PENDAHULUAN

Sebagai aktivitas yang bergerak dalam proses pembinaan kepribadian muslim, maka pendidikan islam memerlukan asas atau dasar yang dijadikan landasan kerja. Dengan dasar ini akan menentukan arah bagi pelaksanaan pendidikan yang telah diprogram. Dalam konteks ini, dasar yang menjadi acuan pendidikan islam hendaknya merupakan sumber nilai kebenaran dan kekuatan yand dapat menghantar peserta didik kearah pencapaian pendidikan. Oleh karena itu, dasar yang terpenting dari pendidikan islam adalah Al-Qur’an Hadits.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Pendidikan Islam

Pendapat beberapa tokoh pendidikan tentang definisi pendidikan islam antara lain :

1. Drs. Ahmad D. Marimba

Pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama islam menuju terbentuk kepribadian utama menurut ukuran-ukuran islam (insan kamil).

2. Drs. Burhan Somad

Suatu pendidikan dinamakan pendidikan islam jika pendidikan itu bertujuan untuk membentuk individu menjadi bercorak dan berderajat tinggi menurut ukuran Allah dan isi pendidikannya untuk mewujudkan tujuan itu adalah ajaran Allah.

3. Drs. Usman Said

Pendidikan agama islam ialah segala usaha untuk terbentuknya atau membimbing/menuntun rohani jasmani seseorang menurut ajaran islam.

4. Drs. Abd. Rahman Shaleh

Pendidikan agama islam ialah segala usaha yang diarahkan kepada pembentukan kepribadian anak yang merupakan dan sesuai dengan ajaran islam.

5. Dr. H. Zubairin

Pendidikan agama berarti usaha-usaha secara sistematis dan programatis dalam membantu anak didik agar supaya mereka hidup sesuai ajaran islam.[1]

Jadi hakikat pendidikan disini adalah upaya melestarikan dan mempertahankan khazanah pemikiran ulama sebagaimana tertuang dalam kitab-kitab mereka.

B. Unsur-unsur Pendidikan Islam

Menurut Ahmad D. Marimba menyebutkan ada 5 unsur utama dalam pendidikan, yaitu :

1. Usaha (kegiatan) yang bersifat bimbingan.

2. Pendidikan

3. Anak didik

4. Tujuan pendidikan

5. Metode pendidikan.[2]

Baiklah kami akan menguraikan unsur-unsur pendidikan islam lebih detail lagi.

1. Usaha (kegiatan) yang bersifat bimbingan, pimpinan atau penolong.

2. Pendidik

Dari segi bahasa, pendidik sebagaimana dijelaskan oleh WJS Poewadarminta adalah orang yang mendidik.

Pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaannya, mampu melaksanakan tugasnya sebagai makhluk allah, khalifah dipermukaan bumi ini, sebagai makhluk sosial dan sebagai individu yang sanggup berdiri sendiri.[3]

Dalam Bahasa Inggris dijumpai beberapa kata seperti teacher (guru), tutor (guru pribadi) atau dalam B. Arab dijumpai kata Mudarris yang berarti teacher (guru), instructor (Pelatih), lecture (deosen) selanjutnya kata muallim yang juga berarti teacher (guru), instructor (pelatih), trainer (pemandu) selanjutnya kata muaddib berarti educator pendidika atau teacher in koranic school (guru dalam lembaga pendidikan Al-Qur’an).

Beberapa istilah tentang pendidik tersebut mengacu kepada seseorang yang memberikan pengetahuan, keterampilan atau pengalaman kepada orang lain. Kata-kata bervariasi tersebut menunjukkan adanya perbedaan ruang gerak dan lingkungan dimana pengetahuan dan keterampilan tersebut diberikan.

Adapun pengertian pendidik menurut istilah yang lazim digunakan di masyarakat telah dikemukakan oleh para ahli pendidikan Ahmad Tafsir, misalnya mengatakan bahwa pendidik dalam islam sama dengan teori di Barat yaitu siapa saja yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik. Selanjutnya ia mengatakan dalam islam orang yang paling bertanggun jawab dalam mendidik anaknya adalah orang tua (ayah ibu). Tanggung jawab itu disebabkan sekurang-kurangnya oleh 2 hal :

Pertama : Karena kodrat, yaitu orang tua ditakdirkan mendidik anaknya.

Kedua : Karena kepentingan kedua orang tua, yaitu orang tua berkepentingan terhadap perkembangan anaknya, sukses anaknya adalah sukses orang tua Juga.[4]

Tugas guru menurut S. Nasution menjadi 3 bagian :

1. Sebagai orang yang mengkomunikasikan pengetahuan.

2. Guru sebagai uswah

3. Guru menjadi model sebagai pribadi, apakah ia berdisiplin, cermat berpikir, mencintai pelajarannya atau yang mematikan idealisme dan picik dalam pandangan.[5]

3. Anak Didik

Diantara komponen terpenting dalam pendidikan islam adalah anak didik. Dalam paradigma pendidikan islam peserta didik merupakan orang yang belum dewasa dan belum memiliki sejumlah potensi (kemampuan) dasar yang masih perlu dikembangkan. Disini anak didik merupakan makhluk Allah yang memiliki fitrah jasmani maupun rohani yang belum mencapai taraf kematangan bentuk, ukuran, maupun pertimbangan pada bagian-bagian lainnya. Dari segi rohaniah ia memiliki bakat, kehendak, perasaan yagn dinamis dan perlu dikembangkan.[6]

4. Tujuan Pendidikan

Tujuan adalah sasaran yang akan dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang yang melakukan suatu kegiatan. Karena itu tujuan pendidikan islam yaitu sasaran yang akan dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang yang melaksanakan pendidikan islam.

Menurut Drs. Ahmad D. Marimba, fungsi tujuan itu ada empat macam yaitu :

1. Mengakhiri usaha

2. Mengarahkan usaha

3. Tujuan merupakan titik pangkal untuk mencapai tujuan-tujuan lanjutan dari tujuan pertama.

4. Memberi nilai (sifat) pada usaha-usaha itu.

Sehubungan dengan itu maka tujuan mempunyai arti yang sangat penting bagi keberhasilan sasaran yang diinginkan, arah atau pedoman yang harus ditempuh, tahapan sasaran seta sifat dan mutu kegiatan yang dilakukan karena itu kegiatan tanpa disertai tujuan sasaran akan kabur, akibatnya program dan kegiatannya menjadi berantakan.

Dr. Ahmad D. Marimba mengemukakan dua macam tujuan :

1. Tujuan sementara

Tujuan sementara adalah sasaran sementara yang harus dicapai oleh umat islam yang melaksanakan pendidikan islam. Tujuan sementara disini yaitu tercapainya berbagai kemampuan jasmaniah seperti pengetahuan membaca, menulis, kesusilaan, keagamaan dan sebagainya.

Kedewasaan rohaniah tercapai apabila seseorang telah mencapai kedewasaan jasmaniah.

2. Tujuan akhir

Adapun tujuan akhir pendidikan islam yaitu terwujudnya kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang seluruh aspek-aspeknya merealisasikan atau mencerminkan ajaran islam.

Menurut Drs. Ahmad D. Mirinda aspek-aspek kepribadian itu dapat dikelompokkan ke dalam 3 hal, yaitu :

a. Aspek kejasmanian, meliputi tingkah laku yang mudah nampak dari luar. Misalnya : cara berbuat, cara berbicara dsb.

b. Aspek kejiawaan : aspek yang tidak segera dapat di lihat dari luar. Misalnya cara berpikir, minat dsb.

c. Aspek kerohanian yang luhur meliputi aspek-aspek kejiwaan yang lebih abstrak.

5. Metode Pendidikan

Secara literal metode berasal dari bahasa Greek yang terdiri dari kosa kata yaitu meta yang berarti melalui dan hodos yang berarti melalui dan hodos yang berarti jalan. Jadi metode berarti jalan yang dilalui rumus sebagaimana dikutip oleh Muhammad Noor Syam secara teknis menerangkan bahwa metode adalah :

1. Suatu prosedur yang dipakai untuk mencapai suatu tujuan.

2. Suatu teknik mengetahui yang dipakai dalam proses mencari ilmu pengetahuan dari suatu meteri tertentu.

3. Suatu ilmu yang merumuskan aturan-aturan dari suatu prosedur.[7]

An-Nahlawi mengemukakan beberapa metode yang paling penting dalam pendidikan islam , yaitu :

1. Metode hiwar (percakapan) Qur’ani dan Nabawi

2. Mendidik dengan kisah-kisah Qur’ani dan Nabawi.

3. Mendidik dengan amtsal (perumpamaan) Qur’ani dan Nabawi.

4. Mendidik dengan memberi teladan.

5. Mendidik pembiasaan diri dan pengamalan.

6. Mendidik dengan mengambil ibrah (pelajaran) dan mauidhah (peringatan)

7. Mendidik dengan targhib (membuat senang) dan tarhib (membuat takut).[8]

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pendidikan islam menurut Drs. Ahmad D. Marimba adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama islam menuju terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran islam.

2. Hakikat pendidikan islam adalah upaya melesatarikan dan mempertahankan khazanah pemikiran ulama’ sebagaimana tertuang dalam kitab-kitab mereka.

3. Unsur-unsur pendidikan islam menurut Drs. Ahmad D. Marinda ada 5 :

a. Usaha (kegiatan) yang bersifat bimbingan, pimpinan, penolong.

b. Pendidik

c. Anak didik

d. Tujuan pendidikan

e. Metode pendidikan



[1] Drs. H. Abu Ahmadi dan Dra. Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Rineka Cipata : Jakarta, hal 16.

[2] Prof. Dr. H. Abudin Nata MA. Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Baya Media Pratam, 2005. hlm 9.

[3] Drs. H. Hamdani Ihsan dan Drs. H. A. Fuad Ihsan, Filsafah Pendidikan Islam, Bandung : CV Pustaka Setia, 1998. hlm 93.

[4] Ibidh, hal. 114

[5] Ibidh, hal. 116

[6] Dr. H. Samsul Nizar MA. Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis, Teoritis, dan Praktis. Jakarta ; PT Intermasa, 2002. hlm. 47.

[7] Ibid Samsul Nizar. Filsafat Pendidikan Islam. Hal. 66

[8] Ibid hlm 73.

Nabi Muhammad SAW sebagai Pemimpin Agama dan Pemimpin Negara

Nabi Muhammad SAW

sebagai Pemimpin Agama dan Pemimpin Negara

oleh MOH. FAISOL & SLAMET RIYADI

I. Pendahuluan

Muhammad SAW adalah Nabi dan Rasul terakhir yang diutus Allah SWT., dengan segala kemuliaan yang melekat pada dirinya. Kemuliaan semasa kecil, remaja hingga dewasa. Semasa hidupnya tiada cela yang melekat dalam dirinya yang ada hanyalah suri tauladan yang patut dicontoh oleh seluruh umatnya sebagaimana Allah berfirman dalam Qur’an surat Al Ahzab ayat 21 yang artinya “ô Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu ( QS.33:21 )

Pernyataan itu merupakan sebuah harga mati, yang harus kita yakini bahwa apa yang berasal dari Rasul maka kita sebagai umatnya harus dapat berusaha semaksimal mungkin untuk mencontoh Rasulullah SAW., dalam hal melaksanakan apa yang diperintah dan meninggalkan apa yang telah dilarangnya. Menjadikan Nabi Muhammad SAW., sebagai contoh adalah dalam rangka menjadikan jayanya umat islam itu sendiri, sebagaimana yang disampaikan oleh Robert N. Bellah yang dikutip oleh Emha Ainun Najib bahwa Generasi yang terbaik yang pernah ada didunia ini adalah Generasi Nabi Muhammad dan para Sahabat. Pernyataan itu tentunya bukan perkataan kosong tapi memang sebagai suatu kenyataan yang tidak dapat dibantah oleh siapapun.

Kemudian jika kita telaah lebih lanjut maka akan didapati suatu kenyataan bahwa hal itu terjadi karena ketaatan para sahabat kepada Nabi itu sendiri.

Kemudian bagaimanakah Kehidupan Rasul itu, Bagaimana Rasulullah dalam memimpin Agama sekaligus Kepala, apakah ketika masih di Makkah sudah bisa dikatakan pemimpin Agama dan pemimpin Negara? Kemudian bagaimana munculnya perseteruan dengan Byzantium?. Permasalahan atau pertanyaan tersebut, Pemakalah mencoba untuk menyampaikannya dalam makalah ini


II. PEMBAHASAN

A. RIWAYAT HIDUP NABI MUHAMMAD SAW

I. JAZIRAH ARAB SEBELUM ISLAM

a. Letak Geografis

Tidak ada semenanjung pun yang menyamai luas jazirah Arabia. Jazirah Arabia adalah semenanjung yang paling luas di dunia.
Para ahli geografis Arab menamakan semenanjung Arab itu dengan nama jazirah (pulau). Sebab ketiga sisinya dikelilingi oleh laut.

Letaknya di sebelah barat daya Benua Asia. Sebelah timur jazirah berbatasan dengan Teluk Persia. Sebelah selatannya dibatasi oleh Lautan Hindia dan sebelah baratnya dibatasi oleh Laut Merah. Sedangkan sebelah utaranya merupakan perbatasan yang tidak jelas. Hanya saja para ahli geografis Arab membatasinya mulai dari teluk Aqabah memanjang sampai teluk Persia.


b. Keadaan Iklim dan Penduduk Jazirah Arab

Pada umunya keadaan di jazirah Arabia adalah suatu padang pasir yang kering dan tandus. Keadaan yang sedemikian itu disebabkan oleh pengaruh iklim dan letak geografisnya. Karena itu penduduknya sangat sedikit sekali. Keadaan yang sedemikian itu pula yang menyebabkan penduduknya hidup dengan nomaden (berpindah-pindah) yang tidak mempunyai rasa persatuan sehingga tidak dapat didirikan pemerintah yang teratur.

Bangsa Arab juga mempunyai sifat ikhlas dan taat pada pimpinan kabilahnya. Mereka senang sekali terhadap tamu dan selalu menepati janji dalam peperangan maupun dalam janji persahabatan seperti yang telah mereka tetapkan. Sifat yang kami sebutkan di atas itu selalu mereka banggakan dan mereka abadikan dalam puisi-puisi mereka. Bangsa Arab senang pada persamaan dan hidup bebas. Mereka pada umumnya bersifat tegas dan berani untuk membela kebenaran. Jarang sekali mereka yang mau hidup dalam kehinaan. Mereka selalu bangga dengan keadaannya walaupun keadaannya sangat melarat.

Pada umumnya bangsa Arab kepercayaannya pada agama sangat lemah. Mereka hanya percaya pada agama dan adat istiadat yang diwarisi oleh nenek moyangnya saja. Mereka berlaku baik itu hanya terdorong oleh sifat mulia saja. Mereka selalu mengelu-elukan segala budi pekerti itu dalam syair dan puisi mereka.


c.Hubungan Jazirah Arabia dengan Agama Samawi

Sejak lama jazirah Arab menjadi pusat tempat turunnya wahyu Allah, Sejak lama beberapa orang Nabi telah diutus di jazirah Arabia. Allah pernah menyebutkan hal ini dalam al-Qur’an “Dan ingatlah seorang suudara Aad (Nabi Hud) ketika memberikan peringatan kepada umatnya dibukit AHQAF.

”Yang di maksud disini adalah Nabi Hud yang diutus oleh Allah kepada kaum Aad. Kaum Aad adalah bangsa Arab Baidah yang tinggal di bukit AHQAF seperti yang dikatakan oleh para ahli sejarah. Bukit AHQAF letaknya dekat Hadramaut. Yaitu suatu negeri yang gersang dan mati. Negeri ini di masa kaum Aad tinggal disana merupakan negeri yang subur sekali dan penduduknya sangat kuat sekali. Namun mereka dibinasakan oleh Allah dengan angin samun yang dapat menghancurkan seluruh isi negeri itu (lihat kisah ini di surat al-Haqqah ayat 5-7).


d. Sejarah dan Asal-usul Berhala di Mekkah

Sepeninggal Ibrahim dan Ismail pada mulanya bangsa Quraisy masih taat pada syariat Allah yang diajarkan oleh Ibrahim dan Ismail. Mereka masih tetap menyembah Allah yang Esa sampai zamannya Amru bin Amir al-Khuzai. Amru bin Amir al-Khuzai adalah orang pertama yang menyesatkan bangsa Quraisy untuk menyembah berhala dan membuat syariat yang menyimpang dari Syariat Allah yang dibawa oleh Ibrahim dan Ismail. Pada mulanya Amru bin Amir ini pergi ke kota Syam. Di sana ia melihat suatu kaum yang menyembah berhala yang terbuat dari batu dan kayu. Amru sangat tertarik sekali pada cara persembahan berhala itu. Sehingga dia membawa sejumlah berhala ke kota Mekkah dan mengajak penduduknya untuk menyembahnya.


e. Kelahiran Nabi

Tepat pada hari Senin tanggal 12 Rabiul Awal bertepaan 20 April 571 M alam semesta bergembira dengan kelahiran seorang bayi suci yang akan menjadi Nabi akhir zaman. Sedang menurut ahli ilmu falaq Mesir, Mahmud Basya, kelahiran nabi adalah tanggal 9 rabiul Awal tahun Gajah, betepatan dengan 20 April 571 M. Bayi suci itu tak lain adalah Nabi kita Muhammad. Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qusaiy bin Kilab bin Murra bin Kaab bin Luaiy bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin Nadher bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrika bin Ilyas bin Mudhor bin Nizar bin Maad bin Adnan. Nasab Adnan kerakhir dengan nasab Ismail bin Irahim a.s.

Ketika bayi suci itu lahir ibunya segera mengirimkan pada kakeknya Abdul Muthalib. Dengan wajah yang berseri-seri bayi suci itu diterima dan segera ditimang-timang dalm Ka’bah. Beliau berdoa dalam Ka’bah sambil bersyukur kepada Allah atas karunia-Nya yang maha besar itu. Kemudian beliau memberi bayi suci tersebut dengan nama Muhammad walaupun nama Muhammad merupakan sesuatu yang asing sekali bagi bangsa Arab. Namun beliau mengharapkan agar bayi itu kelak akan dipuji baik di langit dan di dunia (Muhammad artinya terpuji).


f. Masa Muda Muhammad sebelum kerasulan dan Cara Hidupnya

Ayah Muhammad SAW., meninggal sebelum ia dilahirkan dan ibunya meninggal ketika ia masih kecil. Dia kemudian diasuh oleh kakeknya, Abdul Muthalib, dan setelah kakeknya meninggal dia tinggal bersama pamannya, Abu Thalib pamannya itu:
Sangat mencintai kemenakannya sehingga dia lebih menyikainya dari pada anaknya sendiri. Dia melihat dalam diri Muhammad terdapat sifat keluhuran, cerdas, suka berbakti, baik hati, dan oleh karena itu dia menjadi semakin dekat dengannya.


g. Muhammad sebagainya pengembala kambing

Haikal lebih lanjut menyelami tradisi bahwa Muhammad adalah seorang pengembala kambing pada masa mudanya. Pengambala kambing yang berhati terang, mendapat desempatan untuk memikir dan merenung dalam udara terbuka bebas di siang hari, dan dalam kemilau bintang ketika malam tiba. Dan berbagai ragam fenomena alam semesta, dan dia melihat jati dirinya sendiri adalah bagian yang tak terpisahkan dari alam semesta ini.


II. Masa kerasulan nabi muhammad saw

Ketika Nabi Muhammad genap berusia empat puluh tahun, di waktu dunia sedang diliputi oleh kabut kesesatan dan umat manusia sedang berada dalam lembah kebiadaban yang sukar untuk ditolong, di saat itulah Allah menurunkan tanda ditutusnya Nabi Muhammad. Demikianlah Sunatullah jika dunia sedang tenggelam dalam kebejadan maka Allah menolong dengan mengutus seorang Nabi.

III. Kepemimpinan Rasul di Makkah

Sebagai seorang utusan Allah SWT, sudah tentu Muhammad SAW. Menjadi penyebar ajaran-Nya kepada umat manusia. Kegiatan penyampaian wahyu dan ajakan beriman kepada Allah biasanya disebut dakwah. Beliau melaksanakan fungsi dakwah ini tidak kurang dari 23 tahun.
Semakin bertambahnya jumlah pengikut nabi, semakin keras tantangan dilancarkan kaum Quraisy, menurut Ahmad Syalabi, ada lima faktor yang mendorong orang Quraisy menentang seruan Islam itu.

(1) Mereka tidak dapat membedakan antara kenabian dan kekuasaan. Mereka mengira bahwa tunduk kepada Seruan Muhammad berarti tunduk kepada kepemimpinan Bani Abdul Muthalib. Yang terakhir ini tidak mereka inginkan.

(2) Nabi Muhammad menyerukan persamaan hak antara bangsawan dan hamba sahaya. Hal ini tidak disetujui oleh kelas bangsawan Quraisy.

(3) Para pemimpin Quraisy tidak dapat menerima ajaran tentang kebangkitan kembali dan pembalasan di akhirat.

(4) Taklid kepada nenek moyang adalah kebiasaan yang berurat berakar pada bangsa Arab.

(5) Pemahat dan penjual patung memandang Islam sebagai penghalang rezeki.

IV. PENUTUP

  1. Kesimpulan

Dari pemaparan makalah ini maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Nabi Muhammad SAW dalam kehidupannya merupakan sebagai stereotip yang harus dijadikan pegangan umat Islam dalam hal menjalankan kehidupan di dunia ini. Perilaku Rasul adalah contoh terbaik dalam kehidupan sehingga harus dapat diikuti semaksimal mungkin oleh umatnya. Karena segala perikehidupan yang baik itu sudah dicontohkan semua oleh Rasul baik dari hal –hal kecil sampai contoh hal yang besar.

  1. Penutup

Untuk mengakhiri penulisan ini penulis mengucapkan Alhamdulillah (segala puji syukur hanya milik Allah ) atas terselesaikanya makalah ini. Kemudian dalam penulisan akhir ini penulis juga hanya dapat menyampaikan bahwa dalam menilai sejarah terutama sejarah islam maka tentunya ada hal yang bernilai positif dan negatif maka dalam hal ini tentunya ambilah nilai-nilai positif terutama yang telah dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW kepada kita dan meninggalkan sejauh-jauhnya jika terdapat nilai-nilai yang ada dalam peran yang telah dilakukan oleh umat islam.

V. Daftar Pustaka

Abu Hasan Ali An-Nadwi (2007) Sirah Nabawiyah, (terj. H. Bey Arifin dan Yunus Ali Muhdhar : Riwayat Hidup Rasulullah), Surabaya: Bina Ilmu cet. Ke-4

Antonie Wesselss (2006) Biografi Muhammad, (Jakarta: Litera antar Nusa)

Badri Yatim (2003) Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada)

A.Syalabi (1983) Sejarah dan Kebudayaan Islam, (Jakarta: Pustaka AlHusna)
Muhammad Husain Haekal (1990) Sejarah Hidup Muhammad, (Jakarta: Litera Antarnusa Cet.12)

Harun Nasution (1985) Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jilid I, (Jakarta: UI Press), Cetakan ke lima

Hasan Ibrahim Hasan (tt) Sejarah dan Kebudayaan Islam, (Yogyakarta: Penerbit kota Kembang)

Perkembangan Masa Remaja

Perkembangan Masa Remaja

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

“PSIKOLOGI PERKEMBANGAN “




BAB I

PENDAHULUAN

1.1.1. Latar Belakang

Kita sekarang tidak dapat berhenti dengan hanya mengatakan bahwa Remaja itu merupakan peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Dan masalah-masalah yang menyangkut kelompok Remaja kian hari kian bertambah. Berbagai tulisan, ceramah dan seminar yang mengupas berbagai segi kehidupan Remaja dan hubungan Remaja dengan orang tuanya, menunjukkan betapa seriusnya masalah ini dirasakan oleh masyarakat. Dengan perkataan lain, masalah Remaja sudah menjadi kenyataan sosial dalam masyarakat kita. Terlebih lagi jika dipertimbangkan bahwa Remaja sebagai generasi penerus yang akan mengisi berbagai posisi dalam masyarakat yang akan mendatang, yang akan meneruskan kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara di Masa depan.

1.1.1 Rumusan Masalah

  1. Pengertian Remaja ?
  2. Apakah makna Remaja itu ?
  3. Ciri-ciri masa Remaja ?
  4. Apa saja tugas-tugas perkembangan pada masa Remaja ?
  5. Apa saja tindakan-tindakan yang dilakukan pada masa Remaja ?

1.1.2 Tujuan

  1. Mengatahui Remaja
  2. Mengetahui ciri-ciri Remaja
  3. Mengetahui tugas-tugas perkembangan pada masa Remaja
  4. Untuk mengetahui secara mendalam tentang kerakteristik Remaja


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 A. Siapakah Remaja Itu ?

Seringkali dengan gampang Orang mendifisinikan Remaja sebagai periode transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa, atau masa usia belasan tahun, atau jika seseorang menunjukkan tingkahlaku tertentu seperti susah diatur, mudah terangsang perasaannya dan sebagainya. Tetapi mendefinikan Remaja ternyata tidak semudah itu.

Istilah adolescence atau Remaja berasal dari kata Latin yang berarti “tumbuh” atau “Tumbuh Menjadi Dewasa.” Bangsa primitif-demikian pula orang-orang zaman purbakala-memandang masa buber dan masa Remaja tidak berbeda dengan periode-periode lain dalam rentang kehidupan; anak dianggap sudah dewasa apabila sudah mampu mengadakan reproduksi.

Istilah adolescence, seperti yang dipergunakan saat ini, mempunyai arti yang lebih luas, mencakup kematangan mental, emosional, Social, dan fisik. Pandangan ini diungkapkan oleh piaget (121) dengan mengatakan; ”Secara psikologi, masa Remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarkat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada pada tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah baik integrasi dalam masyarakat (dewasa) mempunyai banyak aspek efektif, kurang lebih berhubungan dengan masa puber. termasuk juga perubahan intelektual yang mencolok. Tranformasi intelektual yang khas dari cara berpikir Remaja ini memungkinkannya untuk mencapai integrasi dalam hubungan social orang dewasa, yang kenyataannya merupakan ciri khas yang umum dari periode perkembangan”.

2.2 B. Remaja menurut hukum

Konsep tenteng “remaja”, bukanlah berasal dari bidang hukum, melainkan berasal dari bidang ilmu-ilmu sosial lainnya seperti Antropologi, Sosiologi, Psikologi, dan Paedagogi. Kecuali itu konsep “remaja” juga merupakan konsep yang relatif baru, yang muncul kira-kira setelah era industrialisasi merata di negara-negara Eropa, Amerika serikat dan negara-negara maju lainnya. Dengan perkataan lain, masalah remaja baru menjadi pusat perhatian ilmu-ilmu sosial dalam 100 tahun terakhir ini saja.

3.1 C. Makna Remaja

Fase remaja merupakan sugmen perkembangan individu yang sangat penting, yang diawali dengan matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga mampu bereproduksi. Menurut konopka (Pikunas , 1976) masa remaja ini meliputi:

a remaja awal: 12-15 tahun; (early adolescence) seorang remaja pada tahap ini terheran-heran akan perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan-dorongan yang menyertai perubahan itu. Mereka mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis dan mudah terangsang secara erotis. Dengan dipegang bahunya saja oleh lawan jenis, ia sudah berfantasi erotis. Kepekaan yang berlebih-lebihan ini ditambah dengan berkurangnya kendali terhadap “ego” menyebabkan para remaja awal ini sulit mengerti dan dimengerti orang dewasa.

b Remaja madya; 15-18 tahun; (middle adolescence) pada tahap ini remaja sangat membutuhkan kawan-kawan. Ia senang kalau banyak teman yang menyukainya. Ada kecendrungan “narcistic”, yaitu mencintai diri sendiri, dengn menyukai teman-temanyang punya sifat-sifat yang sama dengan dirinya. Selain itu ia berada dalam kondisi kebingungan karena ia tidak tahu harus memilih yang mana: peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimis atau pesimis, idealis atau materialis dan sebagainya. Remaja harus membebaskan diri dari Oedipoes Complsx(perasaan cinta [pada ibu sendiripaa masa kanak-kanak) dengan mempererat hubungan dengan kawan-kawan dari lain jenis.

c remaja akhir: 19-22 tahun. (late adolescence) Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai dengan pencaian 5 hal, yaitu:

1. Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intellek.

2. Egonya yang mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang lain dan dalam pengalaman-pengalaman baru.

3. terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi

4. Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain.

5. Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya (private self) dan masyarakat umum (th public).

Sementara salzman mengemukakan, bahwa remaja merupakan masa perkembangan sikap tergantung (dependence) terhadap orang tua kearah kemandirian (independence), minat-minat seksual, perenungan diri, dan perhatian terhadap nilai-nilai estetika dan isu-isu moral.

4.1 C. Tahun-Tahun Masa Remaja

Lazimnya masa Remaja dianggap mulai pada saat anak secara seksual menjadi matang dan berakhir saat ia mencapai usia matang secaara hukum. Namun, penelitian tentang perubahan perilaku , sikap dan nilai-nilai sepanjang masa Remaja tidak hanya menunjukkan bahwa setiap perubahan terjadi lebih cepat pada awal masa Remaja daripada tahap akhir masa Remaja, tetapi juga menunjukkan bahwa perilaku, sikap dan nilai-nilai pada awal masa Remaja berbeda dengan pada akhir masa Remaja. Dengan demikian secara umum masa Remaja dibagi menjadi dua bagian ,yaitu awal masa Remaja dan akhir masa Remaja.

Garis pemisah antara awal masa Remaja dan akhir masa Remaja terletak kira-kira disekitar usia 17 tahun; usia saat mana rata-rata setiap Remaja memasuki sekolah menengah tingkat atas. Ketika Remaja duduk dikelas terakhir, biasanya orang tua menganggapnya hampir dewasa dan berada diambang perbatasan untuk memasuki dunia kerja orang dewasa, melanjutkan ke pendidikan tinggi atau menerima pelatihan kerja tertentu..Status disekolah juga membuat Remaja sadar akan tanggung jawab yang sebelumnya belum pernah terpikirkan kesadaran akan setatus formal yang baru, baik di rumah maupun di sekolah yang mendorang sebagian besar Remaja untuk berprilaku lebih matang.

Karena rata-rata laki-laki lebih lambat matang daripada anak perempuan , maka laki-laki mengalami periode awal masa Remaja yang lebih singkat maskipun pada usia 18 tahun ia sudah dianggab dewasa, seperti halnya anak perempuan. akibatnya, seringkali laki-laki tampak kurang matang untuk usianya dibandingkan dengan perempuan. Namun, dengan adanya status yang lebih matang di rumah dan di sekolah, biasanya laki-laki cepat menyesuaikan diri dan menunjukkan perilaku yang lebih matang, yang sangat berbeda dengan perilaku Remaja yang lebih muda.

Awal masa Remaja berlangsung kira-kira dari umur 13 tahun sampai 16 atau 17 tahun, dan akhir masa Remaja bermula dari umur 16 atau 17 tahun sampai 18 tahun, yaitu usia matang secara hukum. Dengan demikian akhir masa Remaja merupakan periode yang sangat singkat.

Awal masa Remaja biasanya disebut sebagai “usia belasan,” kadang-kadang bahkan disebut “usia belasan yang tidak menyenangkan.” maskipun Remaja yang lebih tua sebenarnya mulai tergolong “anak belasan tahun,” sampai ia mencapai usia 21 tahun, namun istilah belasan tahun yang secara populer dihubungkan dengan pola prilaku khas Remaja muda jarang dikenakan pada Remaja yang lebih tua. Biasanya disebut “ permuda“ atau “pemudi” atau malahan disebut “kaulamuda” yang menunjukkan bahwa masyarakat belum melihat adanya perilaku yang matang selama awal masa Remaja (101).

5.1 D. Ciri-Ciri Masa Remaja

Seperti halnya dengan semua periode yang penting semua rentang kehidupan, namun kadar kepentinganya berbeda-beda. Ada beberapa periode yang lebih penting daripada beberapa periode lainnya, karena akibatnya yang langsung terhadap sikap dan perileku, dan ada lagi yang penting karena akibat-akibat jangka panjangnya. Pada periode Remaja, baik akibat langsung maupun akibat jangka panjang tetap penting. Ada periode yang penting karena akibat fisik dan ada lagi karena akibat pisikologis . pada periode Remaja kedua-duanya sama – sama penting.

5.2 E. Perkembangan Pada Masa Remaja

Semua tugas perkembangan pada masa Remaja dipusatkan pada pusaka penanggulangan sikap dan pola perilaku yang kekanak-kanakan dan mengadakan persiapan untuk menghadapi masa dewasa.

Tugas perkembangan pada masa Remaja membentuk perubahan besar dalam sikap dan pola perilaku anak. Akibatnya, hanya sedikit anak laki-laki dan anak perempuan yang dapat diharapkan untuk menguasai tugas-tugas tersebut selama awal masa Remaja, apalagi mereka yang matangnya terlambat. Kebanyakan harapan yang ditumpukan pada hal ini adalah bahwa Remaja muda akan meletakkan dasar-dasar bagi pembentukan sikap dan pola perilaku.

Penelitian singkat mengenai tugas-tugas perkembangan masa Remaja yang penting akan mengembangkan seberapa jauh perubahan yang akan dilakukan dan masalah yang akan timbul dari perubahan itu sendiri. Pada dasarnya, pentingnya menguasai tugas-tugas perkembangan dalam waktu yang relatif singkat yang dimiliki oleh Remaja amerika sebagai akibat dari perubahan usia kematangan yang sah menjadi 18 tahun. Menyebabkan banyak tekanan yang mengganggu para Remaja.

Seringkali sulit bagi para Remaja untuk menerima keadaan fisik bila sejak kanak-kanak mereka telah mengagungkan konsep mereka tentang penampilan diri pada waktu masa Remaja nantinya.diperlukan waktu untuk memperbaiki konsep ini untuk mempelajari cara-cara memperbaiki penampilan diri sehingga lebih sesuai dengan apa yang dicita-citakan.

Menerima peran seks dewasa yang diakui masyarakat tidaklah mempunyai kesulitan bagi anak laki-laki; mereka telah mendorong dan diarahkan sejak awal masa kanak-kanak. tetapi hal berbeda bagi anak perempuan, sebagai anak-anak, mereka diperbolehkan bahkan didorong untuk memainkan peran sederajat, sehingga usaha untuk mempelajari peran feminim dewasa yang diakui oleh masyarakat dan menerima peran tersebut. Seringkali merupakan tugas pokok yang menyesuaikan diri selama bertahun-tahun.

Karena adanya pertentangan dengan lawan jenis yang seiring perkembangan selama masa kanak-kanak dan masa puber, maka mempelajari hubungan baru dengan lawan jenis berarti harus berawal dari nol dengan tujuan untuk mengetahui hal ihwal lawan jenis dan sebagaimana harus bergaul dengan mereka. Sedangkan pengembangan hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya sesama jenis juga tidak mudah.

Bagi Remaja yang sangat mendambakan kemandirian, usaha untuk mandiri secara emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lain merupakan perkembangan yang mudah. Namun, kemandirian, emosi tidaklah sana dengan kemandirian perilaku. Banyak Remaja yang ingin mandiri juga membutuhkan rasa aman yang diperoleh oleh ketergantungan emosi pada orang tua atau orang-orang dewasa lain. Hal ini menonjol pada Remaja yang statusnya dalam kelompok sebaya yang tidak menyakinkan atau yang kurang memiliki hubungan yang akrab dengan anggota kelompok.

Kemandirian ekonomis tidak dapat dicapai sebelum Remaja memilih pekerjaan dan mempersiapkan diri untuk bekerja. Kalau Remaja memilih pekerjaan yang memerlukan periode pemulihan yang lama, tidak ada jaminan untuk memperoleh kemandirian ekonomis bilamana mereka secara resmi menjadi dewasa nantinya. Secara ekonomis mereka masih harus tergantung selama beberapa tahun sampai pelatihan yang diperlukan untuk bekerja sesuai dengan yang dijalaninya.

Sekolah dan pendidikan tinggi menekankan perkembangan keterampilan intelektual dan konsep yang penting bagi kecakapan sosial. Namun, hanya sedikit Remaja yang mampu menggunakan keterampilan dan konsep ini dalam situasi praktis. Mereka aktif dalam pelbagai aktivitas ektra kurikuler menguasai praktek demikian namun mereka yang tidak aktif karena harus bekerja setelah sekolah atau karena tidak diterima oleh teman-teman tidak memperoleh kesempatan ini.

Sekolah dan pendidikan tinggi juga mencoba untuk membentuk nilai-nilai yang sesuai dengan nilai-nilai kedewasaan, orang tua berperan banyak dalam pengembangan ini. Namun nilai-nilai dewasa bertentangan dengan nilai-nilai teman sebaya, maka Remaja harus memilih yang terakhir bila mengharapkan dukungan teman-teman yang menuntukan kehidupan sosial mereka.

Berhubugan dengan masalah pengembangan nilai-nilai yang selaras dengan dunia nilai orang dewasa yang akan dimasuki adalah tugas untuk mengembangkan perilaku sosial yang bertanggung jawab. Sebagian besar Remaja ingin diterima oleh teman-teman sebaya, tetapi hal ini seringkali diperoleh dengan perilaku yang oleh orang dewasa dianggap tidak bertanggung jawab. Misalnya, kalau menghadapi masalah menolong atau nenipu teman dalam ujian, maka Remaja harus memilih antara standart dewasa dan standart teman-teman.

Kecendrungan kawin menyebakan persiapan perkawinan merupakan tugas pengembangan yang paling penting dalam tahun-tahun Remaja. Meskipun sosial mengenai perilaku seksual yang berangsur-angsur mengendur dapat mempermudah persiapan perkawinan dalam aspek seksual, tetapi aspek perkawinan yang lain hanya sedikit dipersiapkan dirumah, disekolah dan diperguruan tinggi. Dan lebih-lebih lagi persiapan tentang tugas-tugas dan tanggung jawab kehidupan keluarga. Kurangnya persiapan ini merupakan salah satu penyebab dari ”masalah yang tidak teselesaikan” yang oleh Remaja di bawa kedalam masa Remaja.

8.1 F. Perubahan Fisik Selama Masa Remaja

Pertumbuhan fisik jauh dari sempurna pada saat masa puber berakhir, dan juga belum sepenuhnya sempurna pada akhir masa awal Remaja. Terdapat penurunan dalam laju pertumbuhan dan perkembangan internal lebih menonjol dari pada perkembangan eksternal. Hal ini tidak mudah di amati dan diketauhi sebagaimana halnya pertumbuhan tinggi dan berat tubuh atau perkembagan ciri-ciri seks sekunder.

BAB III

PENUTUP

9.1 A. kesimpulan

Remaja merukan nilai penting yang harus diperhatikan dalam kehidupan karena remaja mempunyai ciri-ciri yang sangat mencolak baik pisik ataupun psikis. Remaja merupakan masa-masa transisi peralihan antara masa kanak-kanak kemasa dewasa dan itu sangan dampak sifat dan prilakunya dan pengaruh pada orang0orang yang ada disekitarnya dan perkembangannya mengarahkan dala bentuk kemandirian dan kematangan dalam berfikir.

9.2 B. Saran

Dalam perkembangan remaja merupakan salah satu perjalanan yang bisa mempengaruhi dalam kehidupannya, oleh sebab itu butuh arahan serta didikan agar bisa melewati masa-masa transisi itu dengan baik dalam pisik maupun psikis sehingga bisa mengatasi dan mngaplikasikan perubahan-perubahan itu dal kehidupan sehari-hari.

Sayangnya kita memperhatikan kehidupan Remaja karena yang jelas mayoritas keluarga menerima dan menanggapi kehidupan Remaja agar supaya mereka bisa menerima dan lebih memahami kehidupan masa Remaja yang itu berpengaruh sekali bagi keluarga dan masyarakat umum.

DAFTAR PUSTAKA

  • , Dr.H.Syamsu Yusuf LN., M.Pd Pisikologi perkembangan, Anak dan Remaja., PT Remaja Rosdakarya, Bandung
  • Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, PT Erlangga, Jakarta
  • Prof. Dr. Sarlito Wirawan Saryono Psikologi Remaja, , PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

mohon ... klo udah baca posting kami, jangan lupaaaaaaaaaaaa kasi komentar yaaa .... n saran konstruktif ....................


thanks yaa atas komentar kaliaaannnnnnnnnnnnnnn !!!!!