"الله جميل يحبّ الجمال"

Allah Itu Indah, Mencintai Keindahan

Senin, 02 Agustus 2010

Merencanakan Penulisan Karya Ilmiah


Merencanakan Penulisan Karya Ilmiah

BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Sangat penting Peranan Bahasa Indonesia di dalam dunia Pendidikan dan dunia sehari-hari kita. Mengingat hal yang terjadi pada zaman sekarang banyak bagi mereka yang seolah-olah ingin melupakan bahasa Indonesia bahasa persatuan ataupun gengsi dan lain sebagai nya, karena kebanyakan bagi mereka lebih memilih bahasa internasional yang sedang tren saat ini yaitu English Language (Bahasa Inggris). Dan pula banyak dari mereka bagi mahasiswa yang belum mengetahui bagaimana cara membuat makalah / karya ilmiah yang sebenarnya (yang sempurna).
Sehingga dari latar belakang tersebut kami sebagai penulis untuk mendeskripsikan secara detail. Tentang bagaimana cara merencanakan penulisan karya ilmiah yang di ajarkan kepada mahasiswa STAIN Pamekasan pada khususnya. Mengingat salah satu kendala yang dihadapi oleh mahasiswa pembuatan karya ilmiah sebagai salah satu syarat penyelesaian

B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, dapatlah di tarik beberapa rumusan masalah yang menjadi focus penulis dalam menganalisa yaitu sebagai berikut :
1.      Bagaimana merencanakan penulisan karya ilmiah
2.      Bagaimana cara merumuskan tujuan penulisan karya ilmiah

C.     Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dan penyusunan makalah ini yaitu sebagai bahan dan referensi dan untuk mengetahui bagaimana cara mengetahui dan merencanakan penulisan karya ilmiah.

D.    Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan ini bisa mengetahui bagaimana caranya untuk bisa merencanakan dan membuat makalah yang baik.











BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN JUDUL

A.     Pengertian Bahasa
Sebelum membicarakan materi pokok bahasa Indonesia. Perlu kita mengenal beberapa istilah yang biasa di pergunakan untuk bahasa Indonesia yakni.
  1. Bahasa Resmi
Bahasa resmi adalah bahasa yang telah di sahkan dengan undang-undang atau peraturan pemerintah (resmi = rasmi, kamus umum bahasa Indonesia - Poewadarminta). Bahasa resmi ialah bahasa yang telah disahkan dan dipakai dalam administrasi pemerintahan dalam rapat-rapat disekolah-sekolah, dalam pertemuan-pertemuan resmi dan lain-lain.
  1. Bahasa Negara
Bahasa Negara adalah bahasa yang berfungsi mempersatukan semua suku bangsa yang ada di Indonesia. Tanpa adanya satu bahasa yang dapat menghubungkan suku yang satu dengan suku yang lain tak dapat dibayangkan bagaimana kita harus berhubungan di Indonesia yang terdiri dari 13.677 Pulauu (berpnghuni. 6.004 Pulaui) dan terdiri dari ratusan bangsa.
  1. Bahasa Persatuan
Bahasa kesatuan adalah bahasa yang berfungsi mempersatukan semua suku bangsa yang ada di Indonesia. Tanpa adanya satu bahasa yang dapat menghubungkan suku yang satu dengan suku yang lain tak dapat dibayangkan bagaimana kita harus berhubungan di Indonesia yang terdiri dari 13.677 pulau (berpenghuni 6.004 Pulau) dan terdiri dari ratusan bangsa
  1. Bahasa Kesatuan
Bahasa kesatuan adalah bahasa yang telah menjadi satu. Oleh karena itu negara itu negara kita adalah negara kesatuan, maka dengan sendirinya kita menginginkan bahasa Indonesia juga hendaknya menjadi bahasa kesatuan.
  1. Bahasa Nasional
Bahasa Nasional  dalai bahasa yang dipergunakan sebagai wahana untuk menyatakan aspirasi kenasioanalan. Perkataan nasional dari kata "nation" artinya bangsa, kemudian melahirkan nasionalisme, nasionalist, yang mengandung makna "Perjuangan".
B.     Perencanaan Penulisan Karya Ilmiah
Untuk menghasilkan sebuah karya ilmiah yang baik, seorang penulis harus merencanakan nya. Dengan matang. Beberapa langkah yang harus dilalui meliputi:
  1. Memilih topic
  2. Merumuskan tujuan penulisan
  3. mengumpulkan bahan
  4. menyusun kerangka.
Dengan langkah yang sistematis itu, hasil tulisandari seorang penulis di harapkan tidak memiliki cacat yang sekecil-kecilnya.
  1. Pemilihan Topik
Memilih topic berarti memilih apa yang akan menjadi pokok pembicaraan. Topic itu dapat diperoleh dari berbagai sumber yakni : pengalaman, pengamatan, pendapat dan khayalan. Topik-topik karya ilmiah banyak yang bersumber pada pengamatan, pengalaman dan penalaran.
Istilah topic sering dikacaukan dengan tema. Topic adalah medan atau lapangan masalah yang akan digarap dalam karya tulis atau penelitian. Tema adalah pernyataan sentral atau pernyataan inti tentang topik yang akan ditulis. Tema sifatnya masih hipotesis yang masih hipotesis yang masih memerlukan pembinaan atau penolakan dengan cara penelitian.
Dalam memilih topik karya ilmiah, terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan.
a.        Topik yang akan dipilih hendaknya menarik untuk dikaji. Sebuah topik akan menarik apabila
1.      Merupakan masalah yang menyangkut persoalan bersama
2.      Merupakan jalan keluar dari suatu persoalan yang tengah dihadapi
3.      Mengandung konflik pendapat
4.      Masalah yang di kaji hendaknya dapat diselesaikan dalam waktu yang disediakan
b.        Topik jangan terlalu luas dan terlalu sempit
c.        Topik yang di pilih sesuai dengan minat dan kemampuan penulis
d.        Topik yang di kaji hendaknya ada manfaatnya untuk menambah ilmu pengetahuan atau yang berkaitan dengan profesi.
  1. Merumuskan Tujuan Penulisan
Rumusan tujuan Penulisan adalah suatu gambaran atau perencanaan menyeluruh yang akan mengarahkan penulis dalam penulisan selanjutnya dengan menentukan tujuan penulisan. Bahan-bahan apa yang diperlukan Organisasi karangan yang akan diterapkan dan sudut pandang penulis yang dipilih.
Tujuan penulisan dapat dinyatakan dengan dua cara. Jika tulisan yang di kembangkan merupakan tema dari seluruh tulisan. Tujuan penulisan dapat di rumuskan dalam bentuk tesis. Jika tulisan yang dikembangkan bukan merupakan dari seluruh tulisan, maka tujuan penulisan dapat dirumuskan dalam bentuk pernyataan maksud keduanya akan membimbing penulis dalam mengarahkan tulisannya.
Tesis adalah sebuah kalimat yang merupakan kunci untuk seluruh tulisan. Sebuah tesis itu senada dengan kalimat topik dalam suatu paragraph tesis umumnya berbentuk suatu kalimat, baik kalimat tunggal atau kalimat majemuk bertingkat. Sebuah tesis tidak berbentuk kalimat majemuk setera, karena dalam kalimat majemuk secara berisi dua gagasan sentral. Fungsi tesis dalam sebuah karangan sama dengan fungsi topik untuk paragraph pertama dalam karangan ilmiah.
Sebuah tesis hendaknya memiliki sifat terbatas. Mengandung kesatuan dan ketepatan. Rumusan tesis yang terlalu umum berimplikasi terhadap sebuah uraian yang berisi tentang sesuatu tempat memberikan petunjuk tentang apa yang akan dibahas. Dan bagaimana membahas nya.
  1. Mengumpulkan Bahan
Bahan-bahan yang diperoleh dari berbagai sumber sebaiknya di catat dalam kartu-kartu informsi. Pengetahuan ini perlu di lakukan terutama dalam penulisan karya ilmiah yang cukup besar. Seperti : Skripsi, tesis, disertasi atau buku.  Pengetahuan ini bertujuan untuk memudahkan penulis dalam melacak sumber informasiya.
Informasi yang diperoleh dari bacaan dapat di tuliskan dalam berbarapa bentuk, yakni :
1.      Kutipan, Jika kita menyalin kata-kata dari buku tepat seperti aslinya.
2.      Prafase, jika kita mengungkapkan kembali maksud penulis dengan kata-kata sediri
3.      Rangkuman atau ringkasan. Jika kita menyaring yang kit abaca.
4.      Evaluasi atau ulasan, jika kita mengemukakan reaksi terhadap gagasan yang dikemukakan penulis




BAB III
PENUTUP

A.     KESIMPULAN
Perencanaan Penulisan Karya Ilmiah adalah merencanakan dengan  matang suatu topik yang benar-benar dipilih oleh penulis.
Topik karya ilmiah banyak bersumber dari hasil pengamatan. Pengalaman dan penjelasan. Untuk mengambil topik harus yang menarik untuk dibahas, tidak terlalu luas dan terlalu sempit sesuai dengan minat dan kemampuan penulis.

B.     SARAN
Dalam berkomonikasi sehari-hari kita sebagai tuns-tunas bangsa di tuntut untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sesuai dengan EYD yang berlaku.








DAFTAR PUSTAKA

-          Pedoman Penulisan Karya Ilmiah STAIN Pamekasan, Edisi Kedua, 2003
-          Pusat Pembinaan dan Pengembangan bahasa. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang di sempurnakan (Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia 1993.
-          Drs. H. Aziz Djaja

KEAJAIBAN SHALAT BERJEMAAH


KEAJAIBAN SHALAT BERJEMAAH

BAB I
PENDAHULUAN

Shalat berjemaah sangat ditekankan dalam agama islam. Hal ini di karenakan sebagaimana yang telah kita ketahui tentang pahala yang ada dalam shalat berjemaah tersebut sangat banyak dan berlipat ganda. Selain dari segi pahala yang diberikan kepada orang yang berjemaah disitu pula karena ditemukan beberapa hikmah yang terkandung didalamnya.
Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Prof Dr TM, Hasbi Ash Shiddiegy (1983) dalam bukunya yang berjudul "pedoman shalat" disitu beliau mengutip beberapa hadits ang berkaitan dengan keutamaan shalat berjemaah dan juga ancaman bagi orang-orang yang enggan melakukannya. Salah satu haditsnya antara lain:
"barang siapa berwudlu' dan menyempurnakan wudlu'nya kemudian pergi shalat fardlu lalu mengerjakan shalat itu beserta imam (berjemaah) maka ia akan diampuni dosanya (HR. Ibnu khumazah dari utsman)"
Dari hadits diatas sangat jelas bahwa shalat berjemaah sangat dianjurkan oleh agama islam untuk dikerjakan oleh ummat islam itu sendiri. Hal ini bisa dilihat dari 2 sisi:
1)      Dari segi pahala yang akan diberikan kepada mereka yang melakukannya
2)      Ancaman bagi mereka yang enggan melakukannya.
Sholat berjemaah disamping mempunyai pahala yang besar ternyata menurut HARYANTO (1993: 1994) mempunyai dimensi Psikologi tersendiri.
Untuk lebih jelasnya kami akan menjelaskan/ menguraikan dalam makalah yang kami susun ini.


BAB II
PEMBAHASAN

A.     Keutamaan Sholat Berjemaah
Sebelum kita memasuki pada keutamaan shalat berjemaah  kami akan menyinggung sekilas tentang apa shalat itu ? Dan apa itu shalat berjemaah ?.
Shalat menurut bahasa adalah do'a. Sedangkan menurut istilah syara' ialah: beberapa ucapan dan perbuatan yang di awali dengan takbir dan diakhiri dengan ucapan salam, hal mana dikerjakan dengan memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan.[1]
Sedangkan shalat berjemaah adalah shalat yang dikerjakan secara bersama-sama yang terdiri dari imam dan makmum atau dengan kata lain shalat yang dikerjakan bersama-sama 2 orang atau lebih yang terdiri imam dan makmum pula.

Keutamaan Shalat Berjama'ah
Shalat berjema'ah sangat dianjurkan dalam islam, bahkan ada ulama' yang menghukumi hal itu adalah sunnah mu'akkad, artinya perkara sunnah yang sangat dituntut/ dianjurkan untuk melaksanakannya (imam Rafi'i)
Namun ada pendapat yang lebih shahih yaitu" munurut imam an-Nawawi bahwa shalat berjema'ah tsb hukumnya fardlu kifayah (kewajiban yang bersifat kolektif)[2]
Jadi shalat berjema'ah hukumnya adalah fardlu kifayah, artinya apabila dalam sebuah komunitas/ masyarakat ada yang mengerjakan shalat dengan cara berjema'ah maka gugurlah kewajiban yang lain yang tidak melakukannya. Namun bila dalam masyarakat tsb tidak ada satu/dua orang pun yang mengerjakan shalat berjema'ah tersebut . maka dosalah semua masyarakat itu, disebabkan karena tidak ada satu orang pun yang mengerjakannya.
Oleh karena itu shalat berjemaah iu sangat besar dibandingkan dengan shalat sendirian yang hal ini sesuai dengan janji yang akan diberikan kepada orang yang mengerjakannya , misalnya akan diampuni dosanya, pahala dilipat gandakan sampai 27 kali dari pada shalat sendiri, dan mereka berada dalam tanggungan Allah.
Dari beberapa pendapat yang ada tentang disyariatkanntya shalat bersama/ tentang keutamaan shalat berjema'ah ada banyak hadist yang menyebutkan keutaman –keutamaan itu yang diriwirayatkan oleh para sahabat tabi'in dan lain-lain yang hal itu merupakan  dasar hukum disyariatkannya shalat berjema'ah.

B.     Dasar-Dasar Hukum Shalat Berjemaah
Ada beberapa hadits yang menjelaskan tentang disyaratkannya shalat berjema'ah/ hadits yang menjadi dasar hukum shalat berjemaah antara lain:
عن عبدالله بن عمر رض الله عنهما أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : صلاة الجماغة افضل من صلاة الفد يسبع وعشرين درجة. متق عليه.

Artinya : Dari Abdullah bin umar r.a sesungguhnya rasulullah SAW bersabda: shalat berjemaah itu lebih utama dari pada shalat sendirian dengan 27 derajat (HR, Bukhari Muslim).

Dari hadits  diatas yang telah diriwayatkan oleh imam bukhari dan muslim jelas bahwa shalat berjema'ah lebih utama dari dari pada shalat sendirian yang mana keutamaannya itu diungkapkan dari pahala yang diperoleh perbandingan antara satu dengan dua puluh tujuh derajat.
وعن ابى هريرة رضى الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : اثقل الصلاة على المنافقين : صلاة العشاء وضلاة الفجر. ولو يعلمون ما فيهما لأتوهما ولوحبوا. منفق عليه.

Artinya : Dari Abu Hurairah r.a. ia berkata , rasulullah SAW bersabda: paling beratnya shalat bagi orang munafik adalah shalat isya' dan shalat subuh ( berjema'ah, dan seandainya mereka tahu pahala dari 2 waktu shalat tersebut niscahaya mereka akan mendatanginya walaupun dengan keadaan merangkak. ( HR., Bukhari Muslim).
Hadits diatas  jelas bahwa shalat berjema'ah kita disyariatkan dan dianjurkan dalam agama islam. Kalau kita sadar dan menyadari  bahwa itu adalah kemurahan Allah kepada umat muhammad ( umat islam), namun sangat disayangkan masih banyak orang yang tidak menyadari hingga mereka pun enggan untuk melaksanakannya.
Dan masih banyak hadits-hadits yang lain yang berkaitan dengan shalat berjema'ah.

C.     SYARAT-SYARAT MENJADI IMAM
Sebagaimana dari definisi shalat berjema'ah bahwa komponen yang ada yaitu harus ada imam dan makmum . maka dari tiu sangat penting untuk mengangkat imam makmum dan bagaimanakah kriteria yang yang cocok/ yang harus diipilih menjadi seorang imam.
Ternyata untuk menjadi seorang imam harus memenuhi kriteria tertentu, sesuai dengan hadits nabi yang hal itu dapat disimpulkan, secara gradasi mempunyai persyaratan sebagai berikut:
1)      Fasih baca'an Al-qur'annya
Orang yang menjadi imam harus orang yang paling fasih bacaan al-qur'annya baik dari  segi makhraj, lahjah dan hafalannya dll.
2)      Orang-orang yang mengerti hadits nabi.
3)      Lebih dahulu hijrahnya, kalau tidak ada maka dipilih
4)      Orang yang lebih  tua
Dari segi umur maka harus dipilih adalah orang lebih tua dari yang lain karena mungkin orang yang lebih tua itu lebih berpengalaman dari pada yang lebih muda.
5)      Diutamakan tuan rumah dari pada tamu
Jika seorang yang bertamu , maka yang lebih utama menjadi imam adalah tuan rumah (orang yang memiliki rumah) tsb karena tuan rumah itu lebih tahu mana tempat yang lebih baik untuk ditempati lebih berhak kepada rumah yang ia miliki dari pada seorang tamu yang hanya tinggal beberapa sa'at saja.
6)      Imam adalah salah seorang dari mereka yang disenangi dalam komunitas tsb bukan yang dibenci, tidak  disukai atau ditolak.
" Dari Abdullah bin Amr ra nabi bersabda : ada 3 golongan yang tidak diterima shalatnya : (1) orang yang maju kedepan kaum untuk menjadi imam, sedangkan mereka membencinya . (2) orang yang biasa mengakhirkan shalat   ( waktunya telah habis) (3) orang yang yang memperbudak orang yang merdeka."
Karena jika seorang imam itu dibenci oleh makmumnya maka suasana hari yang tenang yang akan  menimbulkan kekhusu'an dalam diri seorang makmum itu tidak akan tercapai.
Disamping itu makmum suatu saat  akan menjadi  imam hingga seorang makmum harus mempersiapkan diri untuk menjadi imam. Di samping itu pula pada saat sebelum shalat maka ada tingkah laku imam yang dapat kita kaj :
a.       Sebelum melakukan shalat imam harus memperhatikan jama'ahnya seperti memeriksa shaf, meluruskan barisan (shaf ) dll.
b.      Imam adalah manusia biasa sehingaa dimungkinkan untuk lupa, hal ini ada prosedur untuk mengingatkan atau mengganti imam oleh makmum, antara lain:
-         Jika imam lupa maka makmum dengan segara wajib untuk engngat kan
-         Bila imam melakukan kesalahan terutama baca'an maka makmum harus segermembenarka.
-         Kalau imam batal maka secara otomatis  ia harus mundur, meskipun makmum tidak tahu kalau imam tersebut batal ia harus mundur dengan baik-baik dan dengan prosedur yang benar. Kemudian makmum yang paling depan menggantikan imam dan langsung meneruskan apa yang kurang dari imam yang lama tanpa membuat kesalahan  baru.

D.    PSIKOLOGI SHALAT BERJEMAAH
Shalat berjemaah  disamping mempunyai pahala yang sangat banyak hingga dilipat dengan derajat , shalat juga mempunyai aspek psikologi  diantara aspek psikologi dalam shalat berjemaah antara lain sebagai berikut :


  1. Perasaan kebersama'an

Shalat berjema'ah disamping mempunyai pahala yang sangat besar juga mempunyai nlai social / kebersama'an menurut jamaluddin ancok (1989) dan  utsman najati (1985) aspek kebersamaan dalam shalat berjema'ah mempunyai nilai  terapeutik, dapat menghindarkan seseorang dari rasa terisolir, terpencil tidak dapat bergabung dengan kelompok. Tidak diterima / dilupakan
  1. Tidak ada jarak personal
salah satu kesempurnaan shalat berjema'ah itu adalah lurus dan rapatnya barisan (shaf) para jemaahnya. Ini berarti tidak ada jarak opersonal antara satu dengan yang lainnya dalam shalat berjemaah jarak personal ini boleh dikata tidak ada , karena pada sa'at para jama'ah mendirikan shalat mereka harus rapat dan meluruskan barisan demi keutama'an shalat. Sebagai mana hadits nabi yang artinya:
"Samaratakanlah shafmu, karena menyamaratkan shaf itu merupakan kesempurna'an shalat." (HR. Bukhari muslim).
  1. Melatih saling ketergantungan
Shalat berjemaah yang utama adalah dilakukan di masjid/ musolla, dan hal ini mengajarkan nilai-nilai seperti yang dikemukakan oleh covery yaitu saling membutuhkan atau ketergantungan satu jama'ah dengan jama'ah lainnya.
  1. Membantu pemecahan masalah
Adapun pemecahan masalah  yang dikaitkan dengan shalat, baik itu shalat sendirian dan secara khusus berjema'ah antara lain sebagai berikut:
-         Shalat, dzikir, doa adalah shalat satu rangkaian yang tidak dapat terpisahkan, shalat bisa berarti do'a permohonan sehingga ketiganya dapat disimpulkan sebagai sarana pemecahan masalah dalam kehidupan seseorang . ia dapat melakukan shalat sesuai dengan  permasalahan misalnya ingin rezeki yang bertambah ( shalat dhuha) menghadapi 2 pilihan yang sulit ( shalat istikharah) dll.
-         Para takmir masjid biasanya mengadakan kultum (kuliah tujuh menit) setiap selesai shalat yang tentunya salah satu pokok pembahasannya adalah mengenai permasalahan manusia , hingga hal ini akan membantu memecahkan masalah
-         Di masjid kita akan bertemu dengan teman, tetangga baik yang sudah dikenal atau belum atau anggota jama'ah yang lain
Dan masih banyak lagi aspek psikologi dalam shalat berjema'ah



BABIII
PENUTUP


1.      KESIMPULAN
Dari apa -apa yang telah kami uraikan , dapat kita simpilukan bahwa:
a.       Shalat berjema'ah adalah shalat yang diilakukan secara bersama sama , 2 orang atau lebih yang terdiri dari imam dan makmum
b.      Keutamaan shalat berjema'ah dari pada shalat sendirian dengan 27 derajat pahalanya
c.       Disyariatkannya shalat berjemaah itu banyak hadits nabi yang menjelaskan sebagaimana hadits yang telah driwayatkan oleh imam bukhori dan imam muslim
d.      Dalam shalat berjema'ah sangat penting mengangkat seorang imam namun tidak sembarang orang bisa menjadi imam. menjadi imam shalat haruslah
-         Fasih bacaan al-qur'annya
-         Orang yang mengerti hadits nabi
-         Orang yang lebih tua umurnya dll
e.       Dimensi psikolohgi shalat berjemaah antara lain
-         Perasaan kebersamaan
-         Tidak ada jarak personal
-         Melatih saling ketergantungan
-         Membantu pemecahan masalah

2.      SARAN
Dengan melakukan melaksanakan shalat berjema'ah di samping yang dijanjikan sangat besar, disamping itu pula  shalat berjema'ah dapat memupuk ikhuwah islamiah, menyambung tali  silaturrahim dan menambah keakraban antar sesama umat islam




DAFTAR PUSTAKA
- Sentot, haryanto, Drs, psikologi shalat, mitra pustaka jogyakartaa juli 2001
- Asy Dyeh Muhammad bin Qosi Al –Ghazaly, terjemah fat hul qorib,jilid I Al- Hidayah, Surabaya.
- Hafidz bn Ajar Al Asgalani, Bulughul Marom, Al –Hidayah, Surabaya


[1] Asy-Syeh Muhammad Bin Qosim Al Ghzy, Terjemaah Fat-Hul Qorib Jilid I.hlm 112
[2] Ibid.,Hlm 173

TEORI EVOLUSI DARWIN



TEORI EVOLUSI DARWIN

BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Apakah seluruh jenis binatang dan tumbuh-tumbuhan muncul dengan bentuk seperti ini? Ataukah seluruh binatang dan tumbuh-tumbuhan itu berasal dari spesies (naw‘) yang sangat sederhana dan hina, lalu mereka mengalami perubahan bentuk lantaran faktor lingkungan dan natural yang beraneka ragam?
Sejak dahulu kala manusia selalu mempertanyakan asal-usul kehidupan dan dirinya. Jawaban sementara atas pertanyaan tersebut ada tiga altenatif, yaitu penciptaan, transformasi, atau evolusi biologi.
Definisi evolusi biologi bermacam-macam tergantung dari aspek biologi yang dikaji. Beberapa definisi yang umum dijumpai di buku-buku biologi, antara lain: evolusi pada makhluk hidup adalah perubahan-perubahan yang dialami makhluk hidup secara perlahan-lahan dalam kurun waktu yang lama dan diturunkan, sehingga lama kelamaan dapat terbentuk species baru: evolusi adalah perubahan frekuensi gen pada populasi dari masa ke masa; dan evolusi adalah perubahan karakter adaptif pada populasi dari masa ke masa. Evolusi telah mempersatukan semua cabang ilmu biologi.
Idea tentang terjadinya evolusi biologis sudah lama menjadi pemikiran manusia. Namun, di antara berbagai teori evolusi yang pernah diusulkan, nampaknya teori evolusi oleh Darwin yang paling dapat teori . Darwin (1858) mengajukan 2 teori pokok yaitu spesies yang hidup sekarang berasal dari spesies yang hidup sebelumnya, dan evolusi terjadi melalui seleksi alam. Perkembangan tentang teori evolusi sangat menarik untuk diikuti. Darwin berpendapat bahwa berdasarkan pola evolusi bersifat gradual, berdasarkan arah adaptasinya bersifat divergen dan berdasarkan hasilnya sendiri selalu dimulai terbentuknya varian baru.
Dalam perkembangannya teori evolusi Darwin mendapat tantangan (terutama dari golongan agama, dan yang menganut paham teori penciptaan – Universal Creation), dukungan dan pengkayaan-pengkayaan. Jadi, teori sendiri juga berevolusi sehingga teori evolusi biologis yang sekarang kita kenal dengan label “Neo Darwinian” dan “Modern Sintesis”, bukanlah murni seperti yang diusulkan oleh Darwin. Berbagai istilah di bawah ini merupakan hasil pengkayaan yang mencerminkan pergulatan pemikiran dan argumentasi ilmiah seputar teori evolusi: berdasarkan kecepatan evolusi (evolusi quasi dan evolusi quantum); berdasarkan polanya (evolusi gradual, evolusi punctual, dan evolusi saltasi) dan berdasarkan skala produknya (evolusi makro dan evolusi mikro).

B. Rumusan Masalah
Topic rumusan malasah yang akan dibahas dibawah ini meliputi perkembagan teori evolusi Darwin dan implikasi dari teori evolusi biologi Darwin terhadap cara pandang kita tentang keberadaan makhluk dan alam semesta. Dan pandangan islam mengenai teori evolusi Darwin

C. Tujuan
Tujuan dari penulisan ini adalah kita ingin menemukan sumber kehidupan manusia. Apakah seluruh jenis binatang dan tumbuh-tumbuhan muncul dengan bentuk seperti ini dan dengan karakteristik dan keistimewaan yang independen dari sejak awal mereka diciptakan.

D. Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah tidak lain ingin mengetahui sumber kehidupan manusia, dan seluruh jenis binatang dan tumbuh-tumbuhan.
Yang kedua untuk mendambahkan wawasan bagi kami sebagai mahasiswa tentang sumber kehidupan manusia, dan seluruh jenis binatang dan tumbuh-tumbuhan















BAB II
PEMBAHASAN

A.     Teori Evolusi Darwin
a.      Perkembangan Teori Evolusi
Banyak hal dan pemikiran ahli lain yang mempengaruhi perkembangan teori Darwin, antara lain:
Ekspedisi ke lautan Galapagos ditemukan bahwa perbedaan bentuk paruh burung Finch disebabkan perbedaan jenis makanannya.
Geolog Charles Lyell (1830) menyatakan bahwa batu-batuan di bumi selalu mengalami perubahan. Menurut Darwin, hal-hal tersebut kemungkinan mempengaruhi makhluk hidupnya. Pikiran ini juga didasarkan pada penyelidikannya pada fosil.
Pendapat ekonom Malthus yang menyatakan adanya kecendrungan kenaikan jumlah penduduk lebih cepat dari kenaikan produksi pangan. Hal ini menimbulkan terjadinya suatu persaingan untuk kelangsungan hidup. Oleh Darwin hal ini dibandingkan dengan seleksi yang dilakukan oleh para peternak untuk memperoleh bibit unggul.[1]
Pendapat beberapa ahli seperti Geoffroy (1829), WC Wells (1813), Grant (1826), Freke (1851), dan Rafinisque (1836).
Tahun 1858 Darwin mempublikasikan The Origin yang memuat 2 teori utama yaitu:
1.      Spesies yang hidup sekarang berasal dari spesies lain yang hidup di masa lampau.
2.      Evolusi terjadi melalui seleksi alam.
Menurut Darwin, agen tunggal penyebab terjadinya evolusi adalah seleksi alam. Seleksi alam adalah “process of preserving in nature favorable variations and ultimately eliminating those that are ‘injurious’”
Secara umum, tanggapan ahli lain terhadap teori Darwin adalah:
a.       Mendapat tantangan terutama dari golongan agama, dan yang menganut paham teori penciptaan (Universal Creation).
b.      Mendapat pembelaan dari penganut Darwin antara lain , Yoseph Hooker dan Thomas Henry Huxley (1825-1895).
c.       Mendapat kritik dan pengkayaan dari banyak ahli antara lain Morgan (1915), Fisher (1930), Dobzhansky (1937), Goldschmidt (1940) dan Mayr (1942).
Dengan berbagai perkembangan dalam perkembangan dalam ilmu biologi, khususnya genetika maka kemudian Teori Evolusi Darwin diperkaya. Seleksi alam tidak lagi menjadi satu-satunya agen penyebab terjadinya evolusi, melainkan ada tambahan faktor-faktor penyebab lain yaitu: mutasi, aliran gen, dan genetic drift. Oleh karenanya teori evolusi yang sekarang kita seirng disebut Neo-Darwinian atau Modern Systhesis.
Secara singkat, proses evolusi oleh seleksi alam (Neo Darwinian) terjadi karena adanya:
a.       Perubahan frekuensi gen dari satu generasi ke generasi berikutnya.
b.      Perubahan dan genotype yang terakumulasi seiring berjalannya waktu.
c.       Produksi varian baru melalui pada materi genetic yang diturunkan (DNA/RNA).
d.      Kompetisi antar individu karena keberadaan besaran individu melebihi sumber daya lingkungan tidak cukup untuk menyokongnya.
e.       Generasi berikut mewarisi “kombinasi gen yang sukses” dari individu fertile (dan beruntung) yang masih dapat bertahan hidup dari kompetisi.
B. Implikasi Teori Evolusi Darwin
1.       Asal Usul Spesiesm
Teori utama Darwin bahwa spesies yang hidup sekarang berasal dari spesies lain yang hidup di masa lampau dan bila diurut lebih lanjut semua spesies makhluk hidup diturunkan dari nenek moyang umum yang sama. Seperti yang juga diperkirakan oleh Darwin.[2] Teorinya akan ditentang banyak pihak. Para penentang teori ini dikategorikan dalam tiga kelompok utama:
a.       Kelompok yang berpendapat bahwa teori Darwin tersebut tidak cukup “ilmiah”.
b.      Kelompok “Creationist” yang berpendapat bahwa masing-masing spesies diciptakan khusus oleh yang Maha Kuasa untuk tujuan tertentu.
c.       Kelompok penganut filsafat “idealist” yang berpendapat bahwa spesies tidak berubah. Variasi yang ada merupakan tiruan tidak sempurna dari pola umum “archetypes”. Goethe mengabstaksikan satu archetype atau Urbild untuk semua tanaman (Urplanze) dan beberapa Bauplane untuk hewan.
Untuk para penentangnya dari dua kelompok pertama di atas Darwin cukup menandaskan bahwa keajaiban-keajaiban atau intervensi dari kekuatan supranatural dalam pembentukan spesies adalah tidak ilmiah. Dalam menanggapi kelompok Idealist (seperti Owen dan Lois Agassiz) Darwin mampu menangkis dengan baik. Pada Origin edisi pertama, Darwin (1959) di halaman 435, menyimpulkan bahwa penjelasan Owen pada masalah archetype adalah “interesting” dan “unity of type”nya merupakan “hukum” biologi yang penting. Kemudian setelah Owen lebih keras lagi menentang teorinya. Darwin pada edisi berikutnya menambahkan “…tetapi itu bukan penjelasan ilmiah”. Menurut Darwin penjelasan tentang “homologi” dan “unity of types” terkait dengan nenek moyang adalah ilmiah, sementara penjelasan terkait dengan archetype tidak ilmiah. Oleh karena Darwin memandang masalah ini sebagai proses, sementara konsep archetype adalah timeless. Secara umum Darwin adalah penganut paham Materialisme.
2.       Seleksi Alam
Darwin mengemukakan bahwa seleksi alam merupakan agen utama penyebab terjadinya evolusi. Darwin (dan Wallace) menyimpulkan seleksi dari prinsip yang dikemukakan oleh Malthus bahwa setiap populasi cendrung bertambah jumlahnya seperti deret ukur, dan sebagai akibatnya cepat atau lambat akan terjadi perbenturan antar anggota dalam pemanfaatan sumber daya khususnya bila ketersediaannya terbatas. Hanya sebagian, seringkali merupakan bagian kecil, dari keturunannya bertahan hidup: sementara besar lainnya tereliminasi.[3]
Dengan berkembangnya ilmu genetika, teori itu diperkaya sehingga muncul Neo Darwinian. Menurut Lemer (1958), definisi seleksi alam adalah segala proses yang menyebabkan pembedaan non random dalam reproduksi terhadap genotype; atau allele gen dan kompleks gen dari generasi ke generasi berikutnya.
Anggota populasi yang membawa genotype yang lebih adaptif (superior) berpeluang lebih besar untuk bertahan daripada keturunan yang inferior. Jumlah individu keturunan yang superior akan bertambah sementara jumlah individu inferior akan berkurang dari satu generasi ke generasi lainnya. Seleksi alampun juga masih bekerja, sekalipun jika semua keturunan dapat bertahan hidup dalam beberapa generasi. Contohnya adalah pada jenis fauna yang memiliki beberapa generasi dalam satu tahun. Jika makanan dan sumberdaya yang lain tidak terbatas selama suatu musim, populasi akan bertambah seperti deret ukur dengan tidak ada kematian di antara keturunannya. Hal itu tidak berarti seleksi tidak terjadi, karena anggota populasi dengan genotype yang berbeda memproduksi keturunan dalam jumlah yang berbeda atau berkembang mencapai matang seksual pada kecepatan yang berbeda. Musim yang lain kemungkinan mengurangi jumlah individu secara drastic tanpa pilih-pilih. Jadi pertumbuhan eksponensial dan seleksi kemungkinan akan dilanjutkan lagi pada tahun berikutnya. Pebedaan fekunditas, sesungguhnya juga merupakan agent penyeleksi yang kuat karena menentukan perbedaan jumlah individu yang dapat bertahan hidup atau dan jumlah individu yang akan mati, yang ditunjukkan dalam angka kematian (Dobzhansky, 1970).[4]
Darwin telah menerima, namun dengan sedikit keraguan, slogan Herbert Spencer “survival of the fittest in the struggle for life” sebagai altenatif untuk menerangkan proses seleksi alam, namun saat ini slogan itu nampaknya dipandang tidak sepenuhnya tepat. Tidak hanya individu atau jenis yang terkuat tetapi mereka yang lumayan pas dengan lingkungan dapat bertahan hidup dan bereproduksi. Dalam kondisi seleksi yang lunak atau halus semua individu atau jenis pembawa genotype yang bermacam-macam dapat bertahan hidup ketika populasi berkurang. Individu yang fit (individu yang sesuai dengan lingkungan dapat bertoleransi dengan lingkungan) tidak harus mereka yang paling kuat, paling agresif atau paling bertenaga, melainkan mereka yang mampu bereproduksi menghasilkan keturunan dengan jumlah terbanyak yang viable dan fertile.[5]
Seleksi alam tidak menyebabkan timbulnya material baru (bahan genetic yang baru yang di masa mendatang akan datang diseleksi lagi), melainkan justru menyebabkan hilangnya suatu varian genetic atau berkurang frekuensi gen tertentu. Seleksi alam bekerja efektif hanya bila populasi berisi dua atau lebih genotype, yang mana dari varian itu ada yang akan tetap bertahan atau ada yang tereliminasi pada kecepatan yang berbeda-beda. Pada seleksi buatan, breeder akan memilih varian genetic (individu dengan genotype) tertentu untuk dijadikan induk untuk generasi yang akan datang. permasalahan yang timbul adalah dari mana sumber materi dasar atau bahan mentah genetic penyebab keanekaragaman genetic pada varian-varian yang akan obyek seleksi oleh alam. Permasalahan itu terpecahkan setelah T.H Morgan dan kawan-kawan meneliti mutasi pada lalat buah Drosophilia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses mutasi menyuplai bahan mentah genetic yang menyebabkan terjadinya keanekaragaman genetic dimana nantinya seleksi alam bekerja (Dobzhansky, 1970).
Implikasi dari teori evolusi melalui ala mini sangat luas, tidak hanya mencakup bidang filsafat namun juga social-ekonomi dan budaya:
Penggantian cara pandang bahwa dunia tidak statis melainkan berevolusi. Paham creationisme berkurang pengaruhnya.
Penolakan terhadap teleology kosmis.
Penjelasan “desain” di dunia oleh proses materialistic seleksi alam, proses yang mencakup interaksi antara variasi yang tidak beraturan dan reproduksi yang sukses bersifat oportunistik yang sepenuhnya jauh dari dogma agama.
Penggatian pola pikir Essensialisme oleh pola pikir populasi.
Memberikan inspirasi yang disalahgunakan untuk tujuan yang tidak baik seperti gerakan Nazi di Jerman, Musolini di Italia, kebijakan “eugenic” di Singapura di masa Lee Kuan Yu dan berkembangnya ekonomi liberal yang dikemas dengan label Social-Darwinian.
C. Islam Dan Teori Darwin
Secara ilmiah teori evolusi Darwin utama belum dapat dikatakan runtuh, karena sebelum ditemukan bukti-bukti empiris yang bertentangan dengan kesimpulan teori tersebut, maka pernyataan dalam teori itu masih dianggap benar. Akan tetapi sampai saat ini banyak kalangan masih meragukan kebenaran teori itu terutama dari kalangan agama.
Saat ini Indonesia kebanjiran buku-buku Islam yang diproduksi Dr. Harun Yahya yang “menyerang” teori Darwin. Dari segi teologis ada kekuatiran bahwa teori Darwin akan mengusir Tuhan dari kehidupan, namun Haidar Bagir, pakar filsafat Islam, tidak sepenuhnya sependapat dengan Harun Yahya. Bagir (2003) menanggapinya dengan mengatakan “Sikap kita terhadap keyakinan Darwinian mengenai sifat kebetulan dan materialistic asal-usul kehidupan yang terkandung dalam teori itu sudah jelas. Kita menolaknya. Tidak demikian halnya dengan kesimpulan utama teori ini mengenai sifat-sifat evolusioner kehidupan. Karena betapapun demikian, tetap saja Tuhan bisa dipercayai sebagai Dzat di balik semua gerakan evolusi itu…”. Tentang prinsip survival of the littest, Bagir justru membenarkannya dan kita harus mengambil hikmahnya, karena hal itu sesuai dengan kenyataan sehari-hari dan didukung oleh tidak bertentangan dengan kandungan Alqur’an. Dingin dari dari dua sisi yaitu aspek teologis dan sisi etis.


BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat kami simpulkan sebagai berikut:
Teori utama Darwin mengatakan bahwa spesies yang hidup sekarang berasal dari spesies lain yang hidup di masa lampau dan bila diurut lebih lanjut semua spesies makhluk hidup diturunkan dari nenek moyang umum yang sama.
Darwin mengemukakan bahwa seleksi alam merupakan agen utama penyebab terjadinya evolusi. Darwin (dan Wallace) menyimpulkan seleksi dari prinsip yang dikemukakan oleh Malthus bahwa setiap populasi cendrung bertambah jumlahnya seperti deret ukur, dan sebagai akibatnya cepat atau lambat akan terjadi perbenturan antar anggota dalam pemanfaatan sumber daya khususnya bila ketersediaannya terbatas.









DAFTAR PUSTAKA


-         Bagir Haidar. Islam dan Teori Evolusi (Butir-butir tanggapan terhadap Harun Yahya), Harian Republika, 14 Maret 2003, Jakarta.
-         Bowler, P. J. Evolution: The History of an Idea, University of California Press. 1989, Los Angeles.
-         Darwin, Charles. The Origin of Species by Means of Natural Selection or The Preversation of Favoured Race in The Struggle for Life, Penguin Books, 1859,  London.
-         Dobzhansky, T. Genetics of The Evolutionary Process, Columbia University Press, 1970, New York.






[1] Internet, Bagir Haidar. Islam dan Teori Evolusi (Butir-butir tanggapan terhadap Harun Yahya), arlisbest1.multiply.com/journal/item/21 - Cached – Similar, 03 11 09
[2] Internet, Bowler, P. J. Evolution: The History of an Idea, http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20071108020012AAwPFfY,03 11 09
[3] Buku, Darwin, Charles. The Origin of Species by Means of Natural Selection or The Preversation of Favoured Race in The Struggle for Life,  (London. Penguin Books, 1859,) hlm 35 
[4] Internet, Kaye, H. L. The Social Meaning of Modern Biology, Yale University Press, arlisbest1.multiply.com/journal/item/21 - Cached – Similar, 03 11 09
[5] Buku, Dobzhansky, T. Genetics of The Evolutionary Process, Columbia University Press, (New York, Columbia University Press, 1970), hlm,. 20
mohon ... klo udah baca posting kami, jangan lupaaaaaaaaaaaa kasi komentar yaaa .... n saran konstruktif ....................


thanks yaa atas komentar kaliaaannnnnnnnnnnnnnn !!!!!