"الله جميل يحبّ الجمال"

Allah Itu Indah, Mencintai Keindahan

Rabu, 21 Juli 2010

BUMI MENURUT PERPEKTIF AL-QUR'AN DAN ILMUAN BARAT

BUMI MENURUT PERPEKTIF AL-QUR'AN DAN ILMUAN BARAT

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Masalah yang terbesar yang mengganggu para ahli pikir adalah bagaimana sebenarnya bumi ini tercipta banyak dugaan dikemukakan sesuai dengan tingkat kemajuan ilmu dan pengetahuan. Pada permulaan abad ke-18 di daerah sebelah timur MESOPOTAMIA yang kini dikenal sebagai Negara irak, para ahli Arkeologi menemukan sisa tulisan pada tanah liat. Ternyata tulisan itu memuat antara lain tentang kejadian bumi. Cerita tentang adanya banjir besar zaman nabi Nuh. Juga terdapat dalam tulisan. Hal itu sangat sesuai dengan cerita-cerita dalam kitab suci atau Al-Qur'an maka untuk lebih mengetahui dan memahami tentang kejadian dan proses pembuentukan bumi, penulis mencoba membuat makalah dengan mengangkat sebuah judul" bumi menurut perpektif Al-Qur'an dan ilmuan barat

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimanakah bentuk bumi?

2. Bagaimana proses terbentuknya bumi?

3. Ada berapa lapisan bumi yang kita tempati sekarang ini?

4. Bagaimanakah keadaan bumi ini saat matahari bervolusi?

C. TUJUAN DAN MANFAAT

Makalah ini disusun dengan maksud untuk memberi pengetahuan kepada pembaca dan untuk lebih mencerdaskan mahasiswa-mahasiswa STAIN (Sekolah Tinggi Agama Islam) dan untuk memberi pemahaman kepada mereka tentang bagaimanakah bumi tercipta.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Bentuk Bumi Menurut Al-Qur'an

"Dia menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yang benar dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam" ( Al-Qur'an, 39:5) dalam AL-Qur'an, kata-kata yang digunakan untuk menjelaskan tentang alam semesta sungguh sangat penting. Kata arab yang terjemahkan sebagai "menutupkan" dalam ayat diatas adalah "takwir" dalam kamus bahasa arab misalnya kata ini digunakan untuk menggambarkan pekerjaan membungkus atau menutup sesuatu di atas yang lain secara melingkar, sebagaimana surban dipakaikan di atas kepala.

Keterangan yang di sebut dalam ayat tersebut tentang siang dan malam yang saling menutup satu sama lain berisi keterangan yang tepat mengenai bentuk bumi pernyataan ini hanya benar jika bumi berbentuk bulat. Ini berarti bahwa dalam Al-Qur'an, yang telah diturunkan di abad ke-7 telah diisyaratkan tentang bentuk bumi yang bulat. Namun perlu diingat bahwa ilmu Astronomi kala itu memahami bumi secara berbeda dimasa itu, bumi di yakini berbentuk bidang datar san semua perhitungan serta penjelasan ilmiah didasarkan pada keyakinan ini, sebaliknya ayat-ayat Al-Qur'an berisi informasi yang telah hanya mampu kita pahami dalam abad terakhir oleh karena Al-Qur'an adalah firman Allah. Maka tidak mengherankan jika kata-kata yang tepat digunakan dalam ayat-ayat ketika menjelaskan jagat raya..

B. Proses Terbentuknya Bumi Menurut Beberapa Ilmuan Barat

Menurut Immanuel kant (1755) dari Jerman dalam bukunya" Al Gemeine Naturgeschichte und theorie Des hirumels nach neautonischen grardsatsen behadelt:, mencoba mengemukakan pikiran tentang kejadian bumi berdasarkan teori Newtn tentang gravitasi, Kant mengatakan bahwa, asal segalanya ini adalah dari gas yang bermacam-macam, yang tarik menarik membentuk kabut besar. Terjadinya benturan masing-masing gas, menimbulkan panas pijarlah. Dan itulah asal dari pada matahari. Matahari berputar kencang dan di khatulistiwanya mempunyai kecepatan linier paling besar, sehingga terlepaslah fragmen-fragmen. Fragmen-fragmen inilah yang tadinya pijar melepaskan banyak panas dan mengembun kemudian cair dan bagian luarnya makin padat, demikianlah terjadi planet-planet termasuk bumi kita ini.

Menurut piere de laplace (1796) sarjana prancis, seorang filosof dan ahli matematika, mengemukakan pula adanya kabut, meskipun sama sekali tidak kenal dengan kant, ia beranggapan bawa kabut asal itu telah berputar dan pijar di khatulistiwa terjadi penumpukan awan. Jika massa ini mendingin maka terlepaslah sedikit sedikit material dari induknya. Framen tadi jadi dingin dan mengembun, berpeluh menelilingi induknya. Kemudian myusul terlepasnya frgmen yang kedua dan ketiga sembilan planet yang kini beredar dianggap terjadi dengan cara yang sama induknya adalah matahari[1]

Menurut Jeans dan Jeffries (1930) sebagian menyokong hipotesis planetesimal, sambil memperbaiki keberatan-keberatannya. Mereka berpikir adanya bintang besar yang mendekat. Kira-kira seperti bulan dengan bumi , yaitu bulan menyebabkan adanya pasang dan surut lautan. Bulan tak cukup kuat menarik air menjulur jauh akan tetapi matahari yang mendekati bintang besar itu menjauh, lidah api dari matari asal itu putus dari induknya, pecah berkeping-keping seraya mengembun dan menbeku menjadi planet-planet serta planetoida.[2]

C. LAPISAN BUMI

Menurut Sues dan Wiechert (1919) lapisan bumi terdiri dari 4 lapisan:

1. Kerak bumi, tebalnya 30-70 km terdiri dari batuan basal dan acid (basa atau PH tinggi, dan acid atau asam PH rendah)

2. Selubung bumi atau sisik silikat (si) tebalnya 2.200 KM, massa jenisnya 3,6-4. selubung bumi bersama kerak bumi disebut lithosfera.

3. Lapisan Chalkosfera, tebalnya 1.700 KM, masa jenisnya 6.4 terdiri dari oksida. Besi dan surfida besi

4. Inti bumi, atau barisfera. Merupakan bola dengan jari-jari 3500 KM, massa Jennis X 9,6 terdiri besi dan nikel.

Khun dan Pittman (1940) mengemukakan bahwa sesungguhnya bumi beraal dari matahari, maka inti bumi seharusnya juga seperti material matahari, yaitu terdiri sebagian besar dari hydrogen. Karena tekanan dalam inti bumi sangat besar. Maka atom-atom hydrogen bersifat padat.

Holmes (1936) membagi kerak bumi kedalam 3 bagian:

  1. Bagian atas setebal 15km, massa jenisnya2,7 dan disebut magma-granit.
  2. Lebih kedalam tebalnya 25km. Massa jenisnya 3,5 dan disebut magma-basal.
  3. Bagian terbawah kerak bumi, setebal 20 km massa jenisnya 3,5 dan disebut magma peridotit dan eklogit.

Bumi ini selain berlapis-lapis juga mempunyai selumut gas yang disebut atmosfer,para ilmuan menemukan bahwa atmosfer terdiri dari beberapa lapisan tersebut berbeda dalam cirri-ciri fisik seperti tekanan dan jenis gasnya. Lapisan atmosfer yang terdekat dengan bumi disebut trofosfer. Ia membentuk sekitar 90% dari keseluruhan masa atmosfer.

Lapisan di atas troposfer disebut stratosfer. Lapisan ozon adalah bagian dari stratosfer dimana terjadi penyerapan sinar ultraviolet. Lapisan diatas stratosfer disebut mesosfer. Termosfer berada diatas mesosfer. Gas terionisasi membentuk suatu lapisan dalam termosfer yang disebut lonosfer. Bagian terluar atmosfer bumi membentang dari sekitar 480 km hingga 960 km. bagian ini dinyatakan dalam ayat Al-Qur'an dalam surat Alfushilat ayat ke 12" dia kepada tiap-tiap langit urusannya dengan kata lain, Allah dalam ayat ini menyatakan bahwa dia memberikan kepada setiap langit tugas atau fungsinya masing-masing. Sebagaimana dapat dipahami, tiap-tiap lapisan atmosfer ini memiliki fungsi penting yang bermanfaat bagi kehidupan ummat manusia.

Seluruh makhluk hidup lain di bumi. Setiap lapisan mempunyai fungsi khusus, dari pembentukan hujan hingga perlindungan terhadap radiasi sinar-sinar berbahaya, dari gelombang radio hingga perlindungan terhadap dampak meteor yang berbahaya.

D. Masa Depan Bumi Saat Matahari Berevolusi

Bintang Raksasa Merah,impress artis. Sumber : Universetoday

Perubahan iklim dab pemanasan global yang terjadi akhri-akhir ini menjadi salah satu efek yang sangat signifikan dalam perubahan kondisi Bumi selama beberapa decade dan abad ke depan. Namun, bagaimana dengan nasib bumi jika terjadi pemanasan bertahap saat Matahari menuju masa akhir hidupnya sebagai katai putih? Akankah bumi bertahan, ataukah masa tersebut akan menjadi masa akhir kehidupan bumi?

Milyaran tahun lagi, matahari akan mengembang menjadi bintang raksasa merah. Saat itu, ia akan membesar dan menelan orbit bumi. Akankah bumi ditelan oleh matahari seperti halnya Venus dan merkurius? Pertanyaan ini telah menjadi diskusi panjang dikalangan astronom. Akankah kehidupan di Bumi tetap ada saat matahari menjadi Kitai Putih?

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan K.-P.Schr "oder dan Robert Connon Smith, ketika matahari menjadi bintang raksasa merah, ekoator bahkan seudah melebihi jarak Mars. Denga demikian, seluruh planet dalam di Tata Surya akan ditelan olehnya. Akan tiba saatnya ketika peningkatan fluks Matahari juga meningkatkan temperatur rata-rata di Bumi sampai pada level yang tidak memungkinkan mekanisme biologi dan mekaniseme lainnya tahp terhadap kondisi tersebut.

Saat Matahari memasuki tahap akhir evolusi kehidupannya, ia akan mengalami kehilangan massa yang besar melalui angin bintang. Dan saat matahari bertumbuh (membesar dalam ukurun), ia akan kehilangan massa sehingga planet-planet yang mengitarinya bergerak spiral keluar. Lagi-lagi pertanyaan bagaimana dengan Bumi? Akankah Matahari yang sedang mengembang itu mengambil alih planet-planet yang bergerak spiral, atau akankah Bumi dan bahkan Venus bisa lolos dari dari cengkeramanya?

Perhitungan yang dilakukan K.-P Shroder dan Robert Cannon Smith menunjukkan, saat matahari menjadi bintang raksasa merah di usianya ke 7,59 milyar tahun, Ia akan mulai mengalami kehilangan massa. Matahari pada saat itu akan mengembang dan memiliki radius 256 kali rsiusnya saat ini dan masanya akan tereduksi sampai 67% dari masanya sekarang. Saat mengembang, matahari akan menyapu Tata Surya bagian dalam dengan cepat, hanya dalam 5 juta tahun. Setelah itu ia akan langsung masuk pada tahap pembakaran helium yang juga akan berlangsung dengan sangat cepat, hanya sekitar 130 juta tahun. Matahari akan terus membsar melampaui orbit Merkirus dan kemudian Venus. Nah, pada saat Matahari akan mendekati Bumi, ia akan kehilangan massa 4.9 x 1020 ton setiap tahunannya (setara dengan 8% massa Bumi).

Perjalanan evolusi Matahari sejak lahir masa hidupnya sebagai bintang Katai Putih. Saat ini Matahari berada di deret Utama (Main Sequence).

Setelah mencapai tahap akhir sebagai raksasa merah, Matahari akan menghamburkan selubungnya dan inti Matahari akan menyusut menjadi objek seukuran Bumi yang mengandung setengah massa yang pernah dimiliki Matahari. Saat itu, Matahari sudah menjadi Bintang katai putih. Bintang kompak ini pada awalnya sangat panas dengan temperature lebih dari 100 ribu derajat namun tanpa energi nuklir, dan ia akan mendingin dengan berlalunya waktu seiring dengan sisa planet dan asteroid yang masih mengelilinginya.

E. ZONA HIBITASI YANG BARU

Saat ini Bumi di dalam zona habitasi/layak huni dalam Tata Surya. Zona layak huni atau hibitasi merupakan area di dekat bintang dimana planet yang berada disitu memiliki air berbentuk cair dipermukaannya dengan temperature rata-rata yang mendukung adanya kehidupan. Dalam pertuhingan yang dilakukan oleh schroder smith, temperatur planet tersebut bisa menjadi sangat ektrim dan tidak nyaman untuk kehidupan, namun syarat utama zona habitasinya adalah keberadaan air yang cair.

Terbitnya bintang raksasa merah. Impresi artis. Sumber: jeff bryant's space art. Tak dapat dipungkiri, saat matahri raksasa merah, zona habitasi akan lenyap denga cepat. Saat matahari melampaui orbit numi dalam beberapa juta tahun, ia akan menguapkan lautan dibumi dn radiasi matahari akan memusnahkan hydrogen dari air saat itu tidak lagi tidak memiliki lautan. Tetapi suatu saat nanti ia akan mencari kembali. Nah saat bumi tidak lagi berada dalam area habitasi, lantas bagaimana dengan kehidupan di dalamnya? Akankah mereka bertahan atau mungkin beradaptasi dengan kondisi yang baru tersebut? Atau itulah akhir dari perjalanan kehidupan di planet bumi.

Yang menarik meskipun bumi tak lagi berada dalam zona habitasi, planet-planet lain di luar bumi akan masuk dalam zona habitasi, planet-planet lain di luar bumi akan masuk dalam zona habitasi baru milik matahari dan kereka akan beruah menjadi planet layak huni. Zona habitasi yang baru dari matahari akan berada pada kisaran 49,4 SA- 71,4 SA. Ini berarti areanya akan meliputi juga area sabuk kuipert, dan dunia es yang ada disana saat ini akan meleleh. Dengan demikian objek-objek di sekitar pluto yang tadinya mengandung es sekarang justru memiliki air dalam bentuk cairan yang dibutuhkan mendukung kehidupan, bahkan bisa jadi Eris akan menumbuhkan kehidupan baru dan menjadi rumah yang baru bagi kehidupan.

Bagaimana dengan bumi ?

Apakah ini akhir perjalanan planet bumi? Ataukah bumi akan selamat? Berdasarkan perhitungan schroder dan smith bumi tidak akan bisa menyelamatkan diri. Bahkan meskipun bumi memperluas orbitmya 50% dari orbit yang sekarang ia tetap tidak memiliki peluang untuk selamat. Matahari yang sedang mengembang akan menelan bumi sebelum ia mencapai batas akhir masa sebagai raksasa merah. Setelah menelan bumi, matahari akan mengembang 0,25 SA lagi dan masih memiliki waktu 500 ribu tahun untuk terus bertumbuh

Matahari yang menjadi raksasa merah akan mengisi langit seperti ang tampak dari bumi. Gambar ini, menunjukkan topografi bumi yang sudah meleleh menjadi lava. Tampak siluet bulan dengan latar raksasa merah. Copyright William K. Hartman. Saat bumi ditelan, ia akan masuk kedalam atmosfer matahari. Pada saat itu. Bui akan Mengalami tabrakan dengan partikel-pertikel gas. Orbitnya akan menyusut dan ia akan bergerak spiral kedalam. Itulah akhir dari kisah perjalanan bumi.

Sedikit berandai-andaibagaiomana menyelamatkan bumi? Jika bumi berada pada jarak 1.15 SA (saat ini 1 SA) maka ia akan dapat selamat dari fasa pengembangan matahari tersebut. Nah bagaimana bisa membawa bumi ke posisi itu?? Meskipun terlihat seperti kisah fiksi ilmiah, namun schroder dan smith menyarankan agar teknologi mada depan dapat mencari cara untuk menambah kecepatan bumi agar bisa bergerak spiral keluar dari matahari menuju titik selamat tersebut.

Yang menarik untuk dikaji adalah, umat manusia sering kali gemar berbicara tentang masa depan bumi milyaran tahun ke depan, pada hal di depan mata, kerusakan itu mulai terjadi. Bumi ini mulai saat ini sudah mengalami kerusakan awal akibat ulah manusia, dan hal ini akan terus terjadi. Bisa jadi akhir perjalanan bumi bukan disebabkan oleh evolusi Matahari, tapi ulah manusia itu sendiri. Tapi jadi juga manusia akan menemukan caranya sendiri untuk lolos dari situasi buruk yang akan dihadapi.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas dapat dipahami bahwa bumi terbentuk melalui beberapa proses dan dilapisi bermacam-macam lapisan diantaranya (troposfer statosfer azonosfet, misosfer, termosfer, ionosfer, eksosfer)

B. Saran

1. Makalah ini dapat dijadikan proses pembelajaran khususnya dalam mengetahui proses terjadinya alam semesta.

2. Makalah ini dapat dijadikan acuan bagi pembaca untuk mendapatkan tambahan nama sain dalam bidang astronomi

3. Memadukan teori-teori rasional dengan memadukan dalil-dalil Al-Qur'an yang akurat

DAFTAR PUSTAKA

Drs. Abdullah Aly, 1991. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta. PT.Bumi Aksara.

Emo Kastania A. 1987. Menjelajah Ke Atom Sampai Bintang. Jakarta.Gramedia.

http://duajuta.com/2008/08/29/tujuh-lapisan atmosfer-bumi-menurut-al-Qur'an/

http://duajuta.com/2008/08/09/bentuk-bulat-bumi-menurut-al-Qur'an/

Mawardi, dan Hidayati, Nur, IAD, ISD, IBD, Bandung : Pustaka Setia, 2007.

Darwadjo, Hendro, IAD, Universitas Terbuka Dekdikbud, Jakarta, 1986

Kasmata, EMO A, IAD, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi, Jakarta : UI, 1983.

Djalal Abdul, Ulumul Qur'an, Pustaka Setia, Jakarta, 2001

Drs. H. Ahmad Syadali,M.A. dkk, Ulumul Qur'an, Pustaka Setia, Bandung, 2006.

Syadali Ahmad, Ulumul Qur'an, Pustaka Setia. Bandung, 2007.



[1] Drs Abdul Aly, Ilmu Alamiah Dasar 1991 Hlm 47-48..

[2] Emo kastania A,Menjelajah Ke Alam Atom Sampai, Fak. Ekonomi UI, 1987 Hlm 58

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mohon ... klo udah baca posting kami, jangan lupaaaaaaaaaaaa kasi komentar yaaa .... n saran konstruktif ....................


thanks yaa atas komentar kaliaaannnnnnnnnnnnnnn !!!!!