"الله جميل يحبّ الجمال"

Allah Itu Indah, Mencintai Keindahan

Selasa, 30 Juni 2009

kurikulum dalam pedidikan islam

makalah

kurikulum dalam pedidikan islam

Diajukan Untuk Memenuhi Matakuliah “Pendidikan Islam”

Yang Dibina Oleh Bapak Mushollin M.pd

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PAMEKASAN

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDY TADRIS BAHASA INGGRIS

MEI 2009





Kata pengantar

Diera modern ini, dimana lembaga-lembaga sudah menggunakan computer untuk mempermudah proses management data dan administrasi bahkan diplosok-plosok desa yang notabennya jauh dari hiruk –pikuk dunia metropolitan tapi, yang menjadi tanda besar: apakah lembaga-lembaga islam yang sudah banyak berdiri baik di perkotaan ataupun pedesaan sudah memerlakukan kurikulum pendidikan islam dengan semestinya atau sebaliknya karena kalau kita tinju kelapangan secara langsung masih banyak lembaga-lembaga baik yang ada diperkotan atau di pedesaan masih cendrung amburadul atau masih belum menggunakan kurikulum yang sesuai dengan kurikulum yang ada dalam pedidikan islam tersebut, maka dari itu kita sebagai insane akademis harus bias mengubah main set dan manegeman yang ada di lembaga pendidik, khususnya lembaga pendidikan islam.

Sebagai ungkapan terakhir, kami ucapkan terima kasih kepada bapak mursalin selaku dosen Pembina mata kuliah ilmu pedidikan islam, yang telah memberikan banyak kesempatan kepada kami untuk menyelesaikan makalah kami yang mana masih sangat mungkin membutuhkan kritik konstruktif kepada kami

Semoga makalah ini dapat bermamfaat bagi mahasiswa umumnya dan penulis sendiri khususnya.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum Pendidikan Islam

Pendidikan islam secara fungsional adalah merupakan upaya manusia muslim merekayasa pembentukan al-insan, al-kamil melalui penciptaan situasi interaksi edukatif yang kondusif. Dalam posisinya yang demikian, pendidikan islam adalah model rekayasa individual dan social yang paling efektif untuk menyiapkan dan menciptakan masyarakat ideal kemasa depan. Sejalan dengan konsep perekayasaan masa depan umat, maka pendidikan islam harus memiliki seperangkat isi atau bahan yang akan ditranspormasikan pada peserta didik agar menjadi milik dan kepribadiannya sesuai dengan identitas islam.

Secara etimologi kurikulum berasal dari bahasa yunani, yaitu currir yang artinya pelari, dan curere yang berarti jarak yang harus ditempuh oleh pelari, istilah ini pada mulanya digunakan dalam dunia olahraga yang berarti “a little race course” (suatu jarak yang harus ditempuh dalam pertandingan olahraga). Berdasarkan pengertian ini, dalam konteksnya dalam pendidikan memberikan pengertian sebagai “circle of intruction” yaitu suatu lingkaran pengajaran dimana guru dan murid terlibat di dalamnya. Sementara pendapat yang lain dikemukakan bahwa kurikulum adalah arena pertandingan untuk menguasai pelajaran, guna mencapai garis penamat berupa diploma, ijazah atau gelar keserjanaan.

Dalam kosakata arab, istilah kurikulum dikenal dengan kata manhaj yang berarti jalan yang terang atau jalan terang yang dilalui manusia pada berbagai kehidupannya. Apabila pengertian ini dikaitkan dengan pendidikan, maka manhaj atau kurikulum berarti jalan terang yang dilalui pendidik atau guru latih dengan orang-orang yang di didik atau yang dilatihnya untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap mereka.

Istilah kurikulum yang berasal dari bahasa latin curriculum semula berarti a running course or race course, especially courier chariat race course dan terdapat pula bahasa prancis courier artinya to run berarti, kemudian istilah itu digunakan untuk sejumlah courses atau mata pelajaran yang harus ditempuh untuk mencapai gelar atau ijazah.

Secara tradisional kurikulum diartikan sebagai mata pelajaran yang diajarkan di sekolah, kurikulum yang dianggap tradisional ini masih banyak dianut sampai sekarang termasuk di indonesia

Saylor dan Alexander merumuskan sebagai the Total Effort of the School Situation (saylor. 1986.h. 3). Definisi ini jelas lebih luas daripada sekedar meliputi mata pelajaran, yaitu segala usaha sekolah untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Selain itu kurikulum tidak hanya mengenai situasi di dalam sekolah tetapi di luar sekolah. Definisi kurikulum yang termasuk luas dianut oleh banyak ahli kurikulum. Smith memandang kurikulum sebagai a sequence of potential expereance of disciplining children and youth in group ways of thinking and acting (smith 1957. h. 3 ). Definisi yang populer ialah the Curriculum of a School is all the Experiences the Pupils Have Under the Guidance of the School yaitu segala pengalaman anak di sekolah di bawah bimbingan sekolah. Kurikulum menurut Harold Rungs adalah the Entive Programe of the School. It is the Essential Means of Educations. It is Everything the Students and Their Teacher Do.

Hilda Taka menekankan bahwa definisi kurikulum hendaknya jangan terlampau luas sehingga menjadi kabur dan tak fungsional. Ia berpendirian bahwa kurikulum adalah a plan for learning. Pengembang kurikulum harus tau tujuan apa yang dapat tercapai dalam kondisi yang bagaimana, sehingga tercapai proses belajar yang efektif.

B. Asas-asas kurikulum pendidikan islam

Suatu kurikulum pendidikan, termasuk pendidikan islam hendaknya mengandung beberapa unsur utama seperti: tujuan, isi mata pelajaran, metode pengajaran dan metode penilaian.

Mohammad al-thoumy al-syaibany mengemukakan bahwa asas-asas yang menjadi pembentukan kurikulum pendidikan islam itu adalah:

1. Asas Agama

Seluruh system yang ada dalam masyarakat islam, termasuk system pendidikannya harus meletakkan dasar falsafah, tujuan dan kurikulumnya pada ajaran islam yang meliputi aqidah, ibadah, muamalat dan hubungan yang berlaku di dalam masyarakat. Hal ini bermakna bahwa semua itu pada akhirnya harus mengacu pada dua sumber utama syariat islam, yaitu alquran dan sunnah, sementara sumber-sumber lainnya yang sering digolongkan oleh para ahli seperti ijma’, qias, kepentingan umum dan yang dianggap baik (ihtihsan) adalah merupakan penjabaran dari kedua sumber di atas.

2. Asas psikologis

Asas ini memberi arti bahwa kurikulum pendidikan islam hendaknya disusun dengan mempertimbangkan tahapan-tahapan pertumbuhan dan perkembangan yang dilalui oleh anak didik.

3. Asas falsafah

Dasar ini memberikan arah dan kompas tujuan pendidikan islam, dengan dasar filosofis, sehingga susunan kurikulum pendidikan islam mengandung suatu kebenaran, terutama dari sisi nilai-nilai sebagai pandangan hidup yang diyakini kebenarannya. Secara umum pendidikan islam beranjak dari konsep ontology, epistimologi dan aksiologi.

4. Asas sosial

Pembentukan kurikulum pendidikan islam harus mengacu ke arah realisasi individu dalam masyarakat, pola yang demikian bahwa semua kecendrungan dan perubahan yang telah dan bakal terjadi pada perkembangan masyarakat manusia sebagai mahluk harus mendapat tempat kurikulum pendidikan islam.

Berdasarkan pada asas-asas tersebut di atas, maka pendidikan islam menurut an-nahlawi harus pula memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Sistem dan perkembangan kurikulum hendaknya selaras dengan fitrah insani sehingga mempunyai peluang untuk mensukseskannya dan menjaganya dari penyimpangan serta menyelamatkannya.

2. Kurikulum hendaknya diarahkan untuk mencapai tujuan akhir pendidikan islam, yaitu: ikhlas, taat beribadah kepada Allah, di samping merealisasikan tujuan aspek psikis, fisik social, budaya maupun intelektual.

3. Pentahapan serta penghususan kurikulum hendaknya memperhatikan periodesasi perkembangan peserta didik maupun yunitas (kekhasan) terutama karakteristik anak-anak dan jenis kelamin (laki-laki dan perempuan).

4. Dalam berbagai pelaksanaan, aktivitas contoh dan nas yang ada dalam kurikulum harus memelihara kebutuhan nyata kehidupan masyarakat dengan tetap bertopang pada cita ideal islam seperti syukur dan harga diri sebagai umat islam.

5. secara keseluruhan struktur dan organisasi keseluruhan hendaknya tidak menimbulkan pertentangan dengan pola hidup islam.

6. Hendaknya kurikulum bersifat realistik atau dapat dilaksanakan sesuai dengan situasi dan kondisi dalam kehidupan tertentu.

7. Hendaknya metode pendidikan/pengajaran dalam kurikulum bersifat luwes sehingga dapat disesuaikan dengan berbagai situasi dan kondisi serta perbedaan individual, minat serta kemampuan siswa untuk menangkap dan mengolah bahan pelajaran.

8. Hendaknya kurikulum itu efektif dalam arti berisikan nilai edukatif yang dapat membentuk sikap islam dalam kepribadian anak.

9. Kurikulum harus memperhatikan asfek-asfek tingkahlaku amaliah islami, seperti pendidikan untuk berjihat dan dakwah islamiah serta membangun masyarakat muslim dilingkungan sekolah.

C. Prinsip-Prinsip Kurikulum.

1. Prinsip pertama

pertautan yang sempurna dengan agama.termasuk ajaran dan nilainya .Maka setiap yang berkaitan dengan kurikulum ,termasuk falsafah,tujuan,kandungan,metode mengajar,cara-cara perlakuan dan hubungan yang berlaku dalam lembaga pendidikan harus berdasarkan agama islam.

2. Prinsip Kedua

Prinsip kedua adalah prinsip menyeluruh (unipersal) pada tujuan dan kandungan kurikulum .Kalau tujuan harus meliputi semua aspek pribadi pelajar,maka kandungannyapun harus meliputi semua yang berguna untuk membina pribadi pelajar,maka kandungannyapun harus meliputi semua yang berguna untuk membina pribadi pelajar yang berpadu dan membina aqidah, akal dan jasmaniyah. Begitu juga yang bermanfaat bagi masyarakat dalam perkembangan spiritual, kebudayaan, sosial, ekonomi dan politik. Termasuk ilmu agama,bahasa kemanusiaan, fisik, professional, seni rupa dan lani-lain

3. Prinsip ketiga

Prinsip ketiga adalah keseimbangan yang relative antara tujuan dan kandungan kurikulum. Kalau perhatian pada aspek spiritual dan ilmu syariat lebih besar, maka aspek spiritual tidak melampaui aspek penting yang lain dalam kehidupan, juga tidak boleh melampaui ilmu, seni dan kegiatan yang harus diadakan untuk individu dan masyarakat, ini karena agama yang menjadi sumber ilham kurikulum dalam menciptakan falsafah dan tujuannya.

4. Prinsip keempat

Prinsip keempat adalah berkaitan dengan bakat, minat, kemampuan dan kebutuhan pelajar, begitu juga alam sekitar fisik dan social tempat kita hidup dan berinteraksi untuk memperoleh pengetahuan, kemahiran, pengalaman dan sikapnya.

5. Prinsip kelima

Prinsip kelima adalah pemeliharaan perbedaan individual antara pelajar dalam bakat, minat, kemampuan, kebudayaan dan masalahnya, dan juga pemeliharaan perbedaan dan kelainan diantara alam sekitar dan masyarakat. Pemeliharaan ini dapat menambah kesesuaan kurikulum dengan kebutuhan pelajar dan masyarakat serta menambah fungsi dan gunanya sebagaimana dalam menambahkan keluwesannya.

6. Prisip keenam

Prinsip keenam adalah prinsip perkembangan dan perubahan islam yang menjadi sumber pengambilan falsafah, prinsip, dasar kurikulum, metode mengajar pendidikan islam mencela sifat meniru (taklid) secara membabibuta ataupun bertahan pada sesuatu yang kunu yang diwarisi dan mengikutinya tampa selidik. Islam mengalami perkembangan dan perubahan yang berlaku dalam kehidupan.

7. Prinsip ketujuh

Prinsip ketujuh adalah prinsip pertautan antara mata pelajaran, pengalaman dan aktiva yang terkandung dalam kurikulum. Begitu juga pertautan antara kandungan kurikulum dan kebutuhan murid, kebutuhan masyarakat, tuntutan zaman tempat belajar berada, begitu juga dengan perkembangan yang logis yang tidak melupakan kebutuhan, bakat dan minat murid.

Prof. h.m. Arifin m.ed, mengemukakan bahwa prinsip-prinsip yang harus diperhatikan pada waktu menyusun kurikulum mencakup empat macam, yaitu:

a. Kurikulum pendidikan yang sejalan dengan idealitas islam adalah kurikulum yang mengandung materi (bahan) ilmu pengetahuan yang mampu berfungsi sebagai alat untuk tujuan hidup islami.

b. Untuk berfungsi sebagai alat yang efektif mencapai tujuan tersebut kurikulum harus mengandung tata nilai islami yang interistik dan eksterinsik mampu merealisasikan tujuan pendidikan islam.

c. Kurikulum yang bercirikan islami itu diproses melalui metode yang sesuai dengan nilai yang terkandung di dalam tujuan pendidikan islam.

d. Antara kurikulum, metode dan tujuan pendidikan islam harus saling berkaitan dengan cita-cita ajaran islam.

Dr. Asma Hasan Fahmi menyatakan bahwa prinsip-prinsip yang menjadi pegangan dalam menentukan kurikulum ada enam macam, yaitu:

a. Nilai materi atau mata pelajaran. Karena pengaruhnya dalam mencapai kesempurnaan jiwa degan cara mengenal Tuhan yang maha Esa. Ini adalah tugas dari ilmu ketuhanan dan ilmu agama.

b. Nilai mata pelajaran karena mengandung nasehat nntuk mengikuti jalan hidup yang baik dan utama, ini adalah tugas dari ilmu akhlak, ilmu hadist dan fiqih secara umum.

c. Nilai mata pelajaran karena pengaruhnya berupa latihan atau nilai dalam memperoleh kebiasaan tertentu dari akal yang dapat berpindah ke lapangan-lapangan lain bukan lapangan mata pelajaran yang melatih akal pada pertama kali, misalnya ilmu mantek (adalah salah satu alat sebagai peraturan kalau dijaga benar-benar dapat menghindarkan seseorang dari kesalahan berfikir).

d. Nilai mata pelajaran yang berfungsi pembudayaan dan kesenangan otak (intelek). Orang-orang islam sangat berminat untuk mempelajari bermacam-macam jenis ilmu pengetahuan dan kesenian dengan tujuan untuk memuaskan naluri alamiahnya pada pengetahuan.

e. Nilai pelajaran. Karena diperlukan untuk mempersiapkan seseorang guna memperoleh pekerjaan atau penghidupan sungguhpun orang-orang islam mementingkan nilai maknawi dari ilmu pengetahuan.

f. Nilai mata pelajaran. Karena merupakan alat atau midia utuk mempelajari ilmu yang lebih berguna, dan mata pelajaran yang dianggap oleh orang islam sebagai media yang otomatis untuk mempelajari palajaran lain adalah ilmu bahasa yang sangat membantu memahami agama, ilmu berhitung dan mantek.

Identik dengan pendapat tersebut di atas m. Athiyah Al-Abrasyi menyatakan sebagai berikut:

a. Pengaruh pelajaran dalam pendidikan jiwa serta keseimbangan jiwa, yaitu pelajaran keagamaan dan ketuhanan karena ilmu termuka ialah mengenai tuhan serta mengenai sifat-sifat pantas pada tuhan.

b. Pengaruh suatu pelajaran dalam bidang petunjuk, tuntunan adalah dengan mengalami hidup yang mulia, serpurna, seperti ilmu Akhlak, hadist dan fiqih.

c. Mata pelajaran yang dipelajari oleh orang-orang islam karena pelajaran tersebut mengandung kelezatan ilmiah dan kelezatan ideology, yaitu apa yang oleh ahli pendidikan utama dewasa ini dinamakan menuntut ilmu karena ilmu itu sendiri.

d. Orang muslim mempelajari ilmu pengetahuan karena ilmu itu dianggap yang terlezat bagi manusia. Menurut fitrahnya, manusia itu senang sekali mengetahui sesuatu yang baru.

e. Pendidikan kejuruan, tekhnik dan industrialisasi untuk mencari penghidupan. Pendidikan islam mengutamakan segi-segi kerohanian, keagamaan dan moral.

f. Mempelajari beberapa mata pelajaran adalah alat dan pembuka jalan untuk mempelajari ilmu-ilmu lain.

Imam al- ghazali menyatakan ilmu-ilmu pengetahuan yang harus dijadikan kurikulum lembaga pendidikan yaitu:

a. Ilmu-ilmu yang fardhu ain yang wajib dipelajari semua umat islam meliputi ilmu agama, yakni ilmu yang bersumber dari al-quran dan al-hadist.

b. Ilmu-ilmu yang merupakan fardhu kifayah terdiri dari ilmu yang dapat dimamfaatkan untuk memudahkan hidup didunia, seperti ilmu matematika, ilmu kedokteran, ilmu tekhnik, pertanian dan industri.

Dari keduan ilmu tersebut al-ghazali merinci lagi menjadi:

a. Ilmu-ilmu al-quran dan ilmu agama seperti fiqih, hadist dan tafsir.

b. Ilmu bahasa, nahwu sorrop, makhroj dan lafadnya yang membantu ilmu agama.

c. Ilmu yang fardhu kifayah terdiri dari berbagai ilmu yang memudahkan urusan kehidupan duniawi seperti ilmu kedokteran, matematika, tekhnologi yang bermacam-macam jenis, ilmu politik dan lain-lain.

d. Dalam berbagai pelaksanaan, aktivitas contoh dan nasnya, hendaknya kurikulum memelihara segala kebutuhan nyata kehidupan masyarakat dan tetap bertopang pada jewa dan cita-cita ideal islaminya, seperti rasa syukur serta harga diri sebagai umat islam serta tetap mendukung dengan kesadaran dan harapan akan pertolongan Allah, serta ketaatan kepada Rosulnya diutus untuk ditaati dengan izin Allah.

e. Secara keseluruhan struktur dan organisasi kurikulum tersebut hendaknya tidaknya bertentangan dan tidak menimbulkan pertentangan, bahkan sebaliknya terarah pada pola hidup islami.

D. Karakteristik Kurikulum Pendiikan

Kurikulum itu hendaknya memperhatikan pula tingkat perkembangan siswa yang bersangkutan misalnya. Bagi suatu perkembangan tertentu diselaraskan dengan pola kehidupan dan tahap perkembangan keagamaan dan pertumbuhan bahasa bagi fase tersebut. Karakteristik kurikulum pedidikan islam

Secara umum karakteristik kurikulum pendidikan islam adalah pencerminan nilai-nilai islam yang dihasilkan dari pemikiran kefilsafatan dan termanipestasikan dalam seluruh aktivitas dan kegiatan pendidikan dalam perakteknya.

Menurut Al-Syaibani diantara kurikulum pendidikan islam pada umumnya;

1. Memetingkan tujuan agama dan akhlak dalam berbagai hal seperti tujuan dan kandungan ,kaedah alat dan tekhneknya.

2. Meluaskan perhatian dan kandungan hingga mencakup perhatian, pengembangan serta bimbingan terhadap segala aspek pembawa pelajar dari segi intelektual, psikologi social dan spiritual, begitu juga cakupan kandungannya termasuk bidang ilmu.

3. Adanya prinsip keseimbangan antara kandungan kurikulum tentang nilai dan seni pengalaman dan kegiatan pengajaran yang bermacam-macam.

4. Menekankan konsep menyeluruh dan keseimbangan pada kandungannya yang tidak hanya terbatas pada ilmu –ilmu teoritis baik yang bersifat aqli maupun naqli, tetapi juga meliputi seni lukis, aktivitas pendidikan jasmani,latihan militer,tekhnik pertukangan,bahasa asing dan lain-kain.

5. Keterkaitan antara kurikulum pendidikan islam dengan minat, kemampuan, keperluan dan perbedaan individual antara siswa, disamping itu keterkaitan dengan alam sekitar, budaya dan social dimana kurikulum itu dilaksanakan.

a. System dan perkembangan kurikulum tersebut hendaknya selaras dengan fitrah insani sehingga memiliki peluang untuk menyucikannya,menjaganya dari penyimpangan dan menyelamatkannya.

b. Kurikulum yang dimaksud hendaknya diarahkan untuk mencapai tujuan akhir pendidikan islam, yaitu ikhlas, taat dan beribadah kepada Allah. Disamping itu untuk merealisasikan pelbagai aspek psikis, social, budaya maupun intelektual.

c. Penahapan serta penghususan kurikulum hendaknya memperhatikan perioderisasi perkembangan peserta didik maupun yunitas (kekhasan)nya seperti krakteristik kekanakan (dalam berbagai perkembangannya), kewanitaan dan kepriaan.

d. Dalam berbagai pelaksanaan, aktivitas contoh dan nashnya, hendaknya kurikulum memelihara segala kebutuhan nyata kehidupan masyarakat dan tetap bertopang pada jiwa dan cita ideal islaminya, seperti rasa kesadaran dan harapan akan pertolongan allah, serta ketaatan pada rosulnya yang diutus untuk ditaati dengan izin allah.

e. Secara keselurahan struktur dan organisasi kurikulum tersebut hendaknysa tidak bertentangan dan tidak menimbumkan pertentangan, bahkan sebaliknya terarah pada pola hidup islam.

f. Hendaknya kurikulum itu realistic, dalam arti bahwa ia dapat dilaksanakan sesuai dengan situasi dan kondisi serta batas kemungkinan yang terdapat dinegara yang akan melaksanakannya.

g. Hendaknya metode pendidikan/pengajaran dalam kurikulum itu bersifat luwes sehingga dapat disesuaikan dengan berbagai kondisi dan situasi setempat, dengan mengingat pola factor perbedaan individual yang menyangkut bakat, minat serta kemampuan siswa untuk menangkap, mencerna dan mengolah bahan pelajaran yang bersangkutan.

h. Hendaknya kurikulum itu efektif dalam arti menyampaikan dan menggugah perangkat nilai edukatif yang membuahkan tingkahlaku positif serta meningkatkan dampak efektif (sikap) yang positif pula dalam generasi muda.

i. Kurikulum itu hendaknya memperhatikan pula tingkat perkembangan siswa yang bersangkutan misalnya. Bagi suatu perkembangan tertentu diselaraskan dengan pola kehidupan dan tahap perkembangan keagamaan dan pertumbuhan bahasa bagi fase tersebut.

Bab III

KESIMPULAN

Pengertian kurikulum

The most famoust of kurikulum definition is the curriculum of a school is all the experiences the pupil have under the guidance of the school, yaitu segala pengalaman anak disekolah dibawah bimbingan sekolah.

Asas –asas kurikulum pendidikan islam

Asas agama

Asas psikologi

Asas falsafah

Asas social

Prinsip-prinsip kurikulum

Prinsip pertautan yang sempurna dengan agama

Prinsip menyeluruh (universal) pada tujuan dan kandungan kurikulum

Prinsip keseimbangan yang relative antara tujuan dan kandungan kurikulum

Prinsip berkaitan dengan bakat, minat, kemampuan dan kebutuhan pelajar

Prinsip pemeliharaan perbedaan individu pelajar dalam bakat, minat, kemampuan, kebudayaan dan masalahnya

Prinsip perkembangan dan perubahan islam yang menjadi sumber pengambilan falsafah, prinsip dan dasar kurikulum

Prinsip pertautan nilai mata pelajaran, pengalaman dan aktiva yang terkandung dalam kurikulum

Karakteristik kurikulum pendidikan islam

Mementinkan tujuan agama dan akhlak dalam berbagai hal

Mekuaskan perhatian dan kandungan hingga mencakup perhatian dan pengembangan

Menekankan konsep menyeluruh dan kedeimbangan

Keterkaitan antara kurikulum pendidikan islam dengan minat, kemajuan, keperluan dan perbedaan individual antara sesama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mohon ... klo udah baca posting kami, jangan lupaaaaaaaaaaaa kasi komentar yaaa .... n saran konstruktif ....................


thanks yaa atas komentar kaliaaannnnnnnnnnnnnnn !!!!!