"الله جميل يحبّ الجمال"

Allah Itu Indah, Mencintai Keindahan

Kamis, 06 Agustus 2009

Al-Suhrawardi dan Hikmah Al-Isyraqiah

Al-Suhrawardi dan Hikmah Al-Isyraqiah

Al-suhrawardi merupakan salah satu generasi sufi filosuf yang memiliki kekayaan wawasan dan keragaman ilmu. Ia banyak mempelajari berbagai hikmah dan filsafat kuno dari berbagai tokoh seperti India, Babilonia, Mesir dan Yunani kuno.Selain itu ia juga mendalami berbagai macam filsafat Islam, seperti filsafat Ibnu sina dan Al-farobi. Sekalipun ia terkadang mengeritik filsafat mereka, namun tak ragu lagi bahwa dia sendiri terpengaruh dengan pandangan-pandangan mereka. Terbukti dari corak filsafatnya yang memiliki kemiripan dengan filsafat Ibnu sina.
Disamping itu Al-Suhrawardi Al-Maqtulpun mengenal baik sebagian para sufi abad ke 3 dan ke 4 Hijriyah, misalkan saja dia memuji Abu yazid Al-busthomi yang di gelarinya dengan Sayyar Bustam; dan Al-hallaj yang digelarinya dengan Fata Al-baidha. Ia juga mengenal Abu Al-hasan Al-harqani (meninggal th 425 H), seorang tokoh sufi Persia yang menyatakan terjadinya penyatuan Tuhan dengan Hamba-Nya. Mereka itu menurut Al-suhrawardi adalah para iluninasionis Persia yang asli . 

Dengan bermodalkan kedalaman pengetahuan dan wawsan keilmuan yang bervariatif yang dicangkoknya dari berbagai aliran dan peradanban, akhirnya Al-suhrawardi mampu mengkolaborasiakan dan membingkainya dalam satu wadah yaitu "Al hikmatul Isyraqiyah" (filsafat iluminatif).

 Nama hikmah isyraqiah dinisbatjkan pada lafadz "Isyraq" yang bermakna iluminasi (kasyf). Menurutnya hikmah ini dikenal pula sebagai hikmah masyriqiah (kebijaksanaan timur), sebagaimana yang disebut-sebut Ibnu sina, yang dinisbatkan kepada penduduk kawasan timur, yaitu orang-orang Persia. Adapun hikmah mereka tersebut didasarkan pada iluminasi, yaitu terbitnya cahaya rasional, kecemerlangannya dan kelimpahannya pada jiwa sewaktu jiwa menjadi bebas .
 Suhrawardi menganggap obyek akhir ginosis dan realitas akhir atau prinsip akhir segala wujud dan eksistensi sebagai "cahaya". Hakekat cahaya ini adalah penyinaran abadi. Cahaya ini ada dengan sendirinya , sempurna,tak tergambarkan dan termanifestasi dengan sendirinya. Ketiadaan cahaya ini adalah kegelapan atau non cahaya, yang pada hakekatnya tidak ada,tetapi diperlukan bagi manifestasi cahaya. Sumber eksistensi adalah cahaya , cahaya juga merupakan sumber kebaikan. Kejahatan non-cahaya memang tidak ada tetapi diperlukan untuk manifestasi kebaikan .Dasar filsafat ini dan asalnya bahwa Allah adalah cahaya dari segala cahaya dan sumber dari segala yang yang ada. Dari nur Allah itulah keluar nur-nur yang lain, yaitu tiang-tiang alam yang maddi dan alam ruhi, dan akal-akal yang kemudiannya terbagi-bagi semuanya itu tidak lain hanyalah kesatuan dari cahaya-cahaya yang menggerakkan segala falak dan mengatur akan segala aturannya .

 Dalam teori filsafatnya itu Al-suhrawardi memberi nama pada masing-masing cahaya. Ia menamai Allah dengan istilah "nurul anwar" (cahaya dari segala cahaya), menamai jasad (al-jism) dengan istilah "jauharul mudzlim" (benda gelap), menamai roh dengan "anwarul mujarradah" (cahaya semata-mata) dan alam barzah dinamainya dengan istilah "alamul ajsam" serta pencipta ilmu pengetahuan dinamainya dengan "ahlul hikmah" .
 Adapun mengenai wujud, Al-suhrawardi telah menyusun sebuah teori yang dikemukakan secara simbolis, berdasarakn teori emanasi. Akan tetapi teorinya tidak bisa dipandang sebagai teori para sufi tentang kestuan wujud dalam pengertiannya yang rinci. Sebab menurutnya terdapat beberapa alam yang melimpah dari Allah atau cahaya dari segala cahaya yang mirip mata hari, yang sama sekali tidak kehilangan cahayanya sekalipun ia tidak bersinar terus menerus. Menurutnya terdapat tiga alam yang melimpah, alam akal budi, alam jiwa dan alam tubuh. Alam pertama meliputi cahaya-cahaya yang suci. Alam kedua meliputi jiwa-jiwa yang meliputi bintang-bintang di langit maupun manusia. Alam ketiga meliputi tubuh-tubuh elemental, yaitu tubuh-tubuh yang berada di bawah pelanet bulan, dan tubuh-tubuh eter, yaitu tubuh-tubuh dari benda langit .

 Penciptaan dan penjadian adalah penyinaran cahaya yang terdiri dari dua jenis. Yang prtama adalah penyinaran sempurna atau penyinaran abstrak yang tanpa disertai "bentuk" atau "batsan". Ia bersifat unik dan tidak mungkin menjadi atribut bagi subtansi lain, esensinya adalah kesadaran atau pengetahuan, dan ia adalah kecerdasan universal. Pantulan jauhnya adalah kecerdasan individu. Yang kedua adalah penyinaran parsial, tidak sempurna atau kebetulan , yang memiliki bentuk, memiliki batasan dan bisa menjadi atribut. Ia adalah pantulan dari penyinaran pertama dan bergantung padanya .

Non cahaya adalah prinsip ayat utama, dan dua jenis wujud materi termasuk kedalamnya: 1). atom dan unsur, dan 2). gabungan atom menjadi objek materi atau "bentuk" karenanya cahaya abstrak adalah wujud paling sempurna atau wujud pertama, sedangkan non cahaya atau benda materil adalah yang terahir dalam susunan eksistensi. Di antara keduanya ada bentuk wujud pertengahan. Banyaknya "bentuk wujud, yang membentuk alam semesta ini menghasilkan kelangsungan serangkaian lingkar subtansi yang semuanya tergantung pada cahaya asli. Dengan kata lain, obyek-obyek itu adalah lingkar-lingkar penyinaran. Semakin jauh lingkar itu, sekakin kecil ia dalam realitas. Tetapi semuanya berusaha bergerak menuju sumber asli cahaya agar bisa menikmati realitas yang lebih besar, dengan gairah besar dan daya tarik abadi dalam cinta .

 Dengan demikian dapat disederhanakan, bahwa semua alam ini, termasuk alam manusia terjadi dari kelimpahan cahaya tuhan yang merupakan cahaya yang sempurna dan menjadi induk dari segala cahaya. Dasarnya dalah bahwa Allah adalah itu adalah pokok dari segala cahaya dan sumber dari semua alam kainat, dari cahaya tuhan itu terpancarlah cahaya-cahaya yang lain, yang merupakan sumber-sumber ciptaan dari alam kebendaan dan kerohanian.
   
 

BAB 111
KESIMPULAN

Dari beberapa pemaparan tentang Al-suhrawardi dan model filsafatnya dapat kami simpulkan:
-Bahwa Al-suhrawardi merupakan salah satu generasi sufi filosuf muslim yang memiliki karakter pemikiran liberal, terlihat dari beberapa corak filsafatnya yang berusaha mengkolaborasikan berbagai macam aliran walaupun ndatangnya dari luar islam itu sendiri.
-Konsep filsafat Isyraq yang digagasnya memberikan kesimpulan akhir bahwa semua makhluk merupakan bagian dari cahaya tuhan yang melimpah yang menembus semua celah segala yang ada. Sehingga menimbulkan persepsi bahwa tuhan dengan segala makhluk itu satu (wihdatul wujud).
-Kematian Al-suhrawardi disebabakann karena corak pemikirannya yang cenderung liberal itu sehingga mengundang reaksi dari beberapa ulama fiqh pada waktu itu untuk membunuhnya dengan alasan agar pemikirannya tersebut tidak mempengaruhi terhadap orang lain yang belajar padanya. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mohon ... klo udah baca posting kami, jangan lupaaaaaaaaaaaa kasi komentar yaaa .... n saran konstruktif ....................


thanks yaa atas komentar kaliaaannnnnnnnnnnnnnn !!!!!