KONSEP PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF AL-GHAZALI
MAKALAH
DALAM RANGKA MEMENUHI TUGAS
MATA KULIAH “FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM ”
DOSEN PENGAMPU
Siswanto, M.Pd.I
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
PAMEKASAN MADURA
2009
MAKALAH
DALAM RANGKA MEMENUHI TUGAS
MATA KULIAH “FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM ”
DOSEN PENGAMPU
Siswanto, M.Pd.I
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
PAMEKASAN MADURA
2009
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bersamaan dengan berputarnya dunia dan kemajuan modernisasi serta pengembangan ilmu pegetahuan yang semakin hari semakin berkembang yang akhir-akhir ini, banyak kita lihat para generasi Islam khusunya sudah kecanduan dan keracunan dengan tidak mengenal para tokoh Islam yang sangat dan dapat memberi pengaruh terhadap kemajuan dunia pendidikan, mereka kadang hanya bisa menghina, meremehkan bahkan mengatakan dimana tokoh Islam?. Ini sebenarnya terjadi karena mereka sangat tidak dan bahkan kurang kenal sama sekali terhadap beberapa tokoh Islam yang telah berhasil mencetak generasi yang tidak kalah hebatnya dengan tokoh pendidikan nonmuslim dalam mencetak generasi yang berakhlaq al- karimah, disiplin dan terhormat, serta bermanfaat untuk kepentingan agama nusa dan bangsa.
Dengan berpandangan pada beberapa hal tersebut mengenal para tokoh pendidikan Islam adalah merupakan salah satu langkah yang seharusnya kita lakukan dan kita miliki dan kita hanyati serta merupakan kebanggaan kita sebagai orang Islam yang dengan semestinya untuk selalu mengangkat dan mensosialisasikannya di kalangan umum. Sehingga generasi penerus Islam bisa bersuara lantang bahwa kita mempuyai tokoh yang pantas untuk dijunjung tinggi, dan salah satu tokoh pendidikan yang tidak kalah tangkas dan metodenya serta konsep dan pemikirannya adalah Al-ghazali.
Al- Ghasali adalah salah satu tokoh muslim yang pemikirannya sangat luas dan mendalam dalam berbagai hal diantaranya dalam masalah pendidikan. Pada hakekatnya usaha pendidikan menurut al- ghazali adalah dengan mementingkan beberapa hal yang terkait dan mewujudkannya secara utuh dan terpadu karena kosep pendidikan yang dikembangkannya berawal dari kandungan ajaran islam dan tradisi islam yang berberprinsip pada pendidikan manusia seutuhnya. Sehinga dizaman yang moderen ini perlu kiranya untuk mengetahui konsep pendidikan dari tokoh muslim terkemuka ini.
B. Rumusan Masalah
Berdasrkan pada latar belakang diatas maka penulis ingin mengetahui bagaimana konsep pendidikan menurut al-ghazali
C. Tujuan Makalah
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliyah filsafat pendidikan islam
2. Untuk mengetahui tujuan pendidikan menurut al-ghazali
3. Untuk mengetahui kurikulum dalam pandangan al-ghazali
4. Untuk mengetahui sifat pendidik yang baik menurut al-ghazali
5. Untuk mengetahui sifat peserta didik yang baik menurut al-ghazali
6. Untuk mengetahu aspek-aspek pendidikan menurut al- ghazali
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Konsep Pendidikan
Konsep adalah rancangan sedang pendidikan dalam makna umum dapat diberi arti sebagai komonikasi terorganisasi dan berkelanjutan yang disusun untuk menumbuhkan kegiatan belajar ada juga yang mengatakan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan , pengendalian diri , kepribadian , kecerdasan , akhlaq mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dari beberapa pengertian tersebut konsep pendidikan yang dimaksud adalah merupakan suatu rancangan yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk mewujudkan peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan , pengendalian diri , kepribadian , kecerdasan , akhlaq mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
B. Tujuan Pendidikan Menurut Al-Ghazali
Tujuan pendidikan menurut al- ghazali harus mengarah kepada realisasi tujuan keagamaan dan akhlaq, dengan titik penekanannya pada perolehan keutamaan dan taqarrub kepada Allah. Dan bukan hanya untuk mencapai kedudukan yang tinggi atau mendapatkan kemegahan dunia. Rumusan tujuan pendidikan al-ghazali didasarkan pada firman Allah SWT.
” tidaklah aku jadikan jin dan manusia melainkan agar beribadah kepadaku” (QS. Al-Dzariyat:56)
Dari hasil study tentang pemikiran alghazali dapat diketahui dengan jelas bahwa tujuan ahir yang ingin dicapai melalui kegiatan pendidikan adalah, pertama, tercapainya kesempurnaan insani yang bermuara pada pendekatan diri kepada Allah, dan kedua, kesempurnaan insani yang bermuara pada kebahagiaan didunia dan diakhirat. karena itu ia bercita- cita mengajarkan manusia agar mereka sampai pada sasaran –sasaran pendidikan yang merupakan tujuan ahir dan maksut dari tujuan itu.
Sasaran pendidikan menurut al-ghazali adalah kesempurnaan insani didunia dan diakhirat. Dan manusia akan sampai kepada tingkat kesempurnaan itu hanya dengan menguasai sifat keutamaan melalui jalur ilmu, dan menguasai ilmu adalah bagian dari tujuan pendidikan.
C. Kurikulum
Kurikulum yang dimaksudkan adalah kurikulum dalam arti yang sempit, yaitu seperanngkat ilmu yang diberikan oleh pendidik kepada peserta didik pandangan al-ghazali terhadap kurikulum dapat dilihat dari pandanganny mengenai ilmu pengetahuan, sedang al- ghazali membaggi ilmu pengetahuan kepada beberapa sudut pandang;
1. Berdasarkan pembidangan ilmu dibagi menjadi dua bidang
a) Ilmu syri’ah sebagai ilmu yang terpuji terdiri atas;
(1) Ilmu usul (pokok ) ilmu Al-qur’an, hadis, pendapat sahabat, ijma’
(2) Ilmu furuk (cabang) fiqih, akhlaq
(3) Ilmu pengantar, ilmu bahasa dan gramatika
(4) Ilmu pelengkap, makhrij al khuruf wal lafads, ilmu tafsir, biografi, dan sejarah perjuangan sahabat.
b) Ilmu bukan syari’ah terdiri atas
(1) ilmu yang terpuji;ilmu kedokteran, ilmuberhitung, ilmu perusahaan, khusus ilmu perusahaan dirinci menjadi
(1) pokok dan utama; pertanian,penenunan, pembangunan dan tata pemerintah.
(2) penunjang; pertungan besi
(3) pelengkap;pengolahan pangan
(4) Ilmu yang diperbolehkan; kebudayaan, sastra, puisi
(5) Ilmu yang tercela;sihir
2. Berdasarkan objek ilmu dibagi kepada tiga kelompok
a) Ilmu yang tercela secara mutlaqbaik sedikitmaupun banyaksihir, ramalan nasib
b) Ilmu pengetahuan yang terpuji baik sedikit maupun banyak; ilmu agama,dan ilmu tentang beribadah
3. Berdasarkan status hukum memepelajari yang dikaitkan dengan nilai gunanya dapat digongkan kepada;
a) Fardu ain;ilmu agama dan cabangnya
b) Fardu kifayah;kedokteran, ilmu hitung,pertanian, pertenunan,politik, jahitmenjahit.
D. Pendidik
Dalam suatu proses pendidikan adanya pendidik adalah suatu keharusan dan pendidik sangat berjasa dan berperan dalam suatu proses pendidikan dan pembelajaran, sehingga al-ghazali merumuskan sifat-sifat yaang harus dimiliki oleh pendidik diantaranya adalah guru harus cerdas, sempurna akalnya.dan baik akhlaqnya, dengan kesempurnaan akal seorang guru dapat memiliki ilmu pengetahuan secara mendalam dan dengan akhlaq yang baik dia dapat memberi contoh dan teladan bagi muridnya.
Selain sifat- sifat umum diatas maka pendidik kendaknya juga memiliki sifat-sifat khususu dan tugas-tugas tertentu diantaranya adalah;
1. Sifat kasih sayang
2. Guru hendaknya mengajar dengan ikhlas dan tidak mengharapkan upah dari muritnya
3. Guru hendaknya mengunkan bahasa yang halus ketika mengajar
4. Guru hendaknya bisa mengarahkan murid pada sesuatu yang sesuai dengan minak, bakat, dan kemampuannya
5. Guru hendaknya bisa menghargai pendapat dan kemampuan orang lain
6. Guru harus mengetahui dan menghargai perbedaan potensi yang dimiliki murid
E. Peserta didik
Peserta didik adalah orang yang menjalani pendidikan dan untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu kesempurnaan insani dengan mendekatkan diri pada allah dan kebahagian didunia dan diakhirat maka jalan untuk mencapainya diperlukan belajar dan belajar itu juga termasuk ibadah, juga suatu keharusan bagi peserta didik untuk menjahui sifat-sifat dan hal-hal yang tercela, jadi peserta didik yang baik adalah peserta didik yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut;
1. peserta didik harus memuliakan pendidik
2. peserta didik harus bersikap rendah hati dan tidak takabbur dan menjahui sifat-sifat yang hina (bersih jiwanya )
3. peserta didik harus meras satu bangunan dengan peserta didik yang lain dan sebagai suatu bangunan maka peserta didik harus saling menyayangi dan menolong serta berkasih sayang sesamanya.
4. peserta didik hendaknya mempelajri ilmu secara bertahap
5. peserta didik hendaknya mendahulukan mempelajari ilmu yang wajib
6. peserta didik tidak hanya mempelajri satu ilmu yang bermamfaat melainkan dia juga harus mempelajari ilmu yang lain dan sungguh-sunguh ketika mempelajarinya
7. peserta didik hendaknya juga mengenal nilai setiap ilmu yang dipelajrinya
F. Metode dan media
Metode dan media yang dipakai menurut al- ghazali harus dilihat secara psikologis, sosiologis, prakmatis dalam rangka keberhasilan pembelajaran. Metode pembelajran tidak bileh monoton, demikian pula mediayang dipakai.
Beberapa metode dan media pengajaraan yang dikemukakan imam ghazali diantaranya adalah; pendidikan praktek kedisiplinan, pembiasaan dan penyajian dalil aqli dan naqli,bimbingan dan nasehat, pujian dan hukuman, dan menciptakan kondisi yang mendukung terwujudnya akhlaq yang mulia.
G. Aspek- aspek pendidikan dalam pandangan al-ghazali
Dalam pandangan al-ghazali aspek-aspek pendidikan tidak hanya dengan memperhatikan aspek akhlaq saja tetapi juga harus memperhatikan aspek- aspek yang lain dan mewujudkan aspek- aspek itu secara utuh dan terpadu. Aspek- aspek tersebut diantanya adalah:
1. Aspek pendidikan keimanan
a. Iman menurut al-ghazali
Iman menurut al-ghazali adalah mengucapkan dengan lidah mengakui benarnya dengan hati dan mengamalkan dengan angauta. dari definisi ini bisa kita fahami bahwa pendidikan keimanan meliputi tiga prinsip;
1) Ucapan lidah atau mulut karena lidah adalh penerjemah dari hati
2) Pembenaran hati, dengan cara i’tiqat dan taqlid bagi orng awam dan manusia pada umumnya, sedang cara kasyaf (membuka hijab hati ) bagi mereka yang khawas (aulia illah)..
3) Amal perbuatan yang dihitung dari sebagian iman, karena ia melengkapi dan menyempurnakan iman sehingga bertambah dan berkurangnya imam seseorang adalah dari amal perbuatan.
Dari beberapa prinsip pendidikan keimanan tersebut semuanya harus didasarkan pada pada syahadatain ( pengesaan pada eksistensi Allah dan pembenaran nabi muhammad sebagai utusan Allah). Al-ghazali juga menegaskan bahwa pendidikan iman harus didasarkan pada empat rukun yang, pertama mengenai ma’rifat kepada dzat allah, sifat-sifat Allah, af’al Allah, syariat Allah.
b. Pendidikan keimanan bagi anak
Al-ghazali menganjurkan agar pendidikan keimanan mengenai aqidah harus diberikan kepada anak sejak dia masih dini supaya dia menghafal, memahami, beriktiqat, mempercayai, kemudian membenarkan sehingga keimanan pada anak akan hadir secara sedikit-demi sedikit hingga sempurna, kokoh dan menjadi fundamen dalam berbagai aspek kehidupannya dan bisa mempengaruhi segala perilakunya mulai pola pikir, pola sikap, polabertindak, dan pandangan hidupnya.
2. Aspek pendidikan akhlaq
a. Akhlaq menurut Al ghazali
Akhlaq adalah ibarat (sifat atau keadaan )dari perilaku yang konstan (tetap) dan meresap dalam jiwa dari padanya tumbuh perbuatan- perbuatan dengan wajar dan mudah tampa memerlukan pikiran dan pertimbangan. Sedang akhlaq menurut Dr. ahmad Amin ialah ilmu untuk menetapkan ukuran segala perbuatan manusia. Yang baik atau yang buruk, yang benar atau yang salah, yang hak atau yang batil. Dan ulama’-ulama’ ahli ada yang mendefinisikan akhlaq sebagai berikut, akhlaq adalah gambaran jiwa yang tersembunyi yang timbul pada manusia ketika menjalankan perbuatan –perbuatan yang tidak dibuat- buat atau dipaksa- paksakan.
Dari keterangan diatas dapat kita ketahui bahwa akhlaq adalah sumber dari segala perbuatan yang sewajarnya,tidak dibuat- buat dan perbuatan yang dapat kita lihat sebenarnya adalah merupakan gambaran dari sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa. Menurut pengertian diatas maka hakikat akhlaq harus mencakup dua syarat:
1) Perbuatan itu harus konstan, yaitu harus dilakukan berulang kali kontinu dalam bentuk yang sama sehingga dapat menjadi kebiasaan.
2) Perbuatan konstan itu harus tumbuh dengan mudah sebagai wujud reflektif dari jiwanya tampa pertimbangan dan pemikiran.
b. Pendidikan akhlaq bagi anak
Sebelum anak dapat berfikir logis dan memahami hal-hal yang abstrak serta belum sanggup menentukan mana yang baik dan yang buruk, dan mana yang salah dan benar maka latihan-latihan dan pembiasaan, dan penanaman dasar-dasar pendidikan akhlaq yang baik (yang sesuai dengan akal pikiran dan syariat Islam) secara beransur-ansur hingga berkembang menuju kesempurnaan berperan sangat penting.diantara beberapa akhlaq yang baik adalah;
a) Kesopanan dan kesederhanaan
(1) Kesopanan dan kesederhanaan makan
(2) Kesopanan da kesederhanaan pakaian
(3) Kesederhanaan tidur
b) Kesopanan dan kedisiplinan
(1) Kesopanan dan kedisiplinan duduk
(2) Kesopanan dan kedisiplinan berludah
(3) Kesopanan dan kedisiplinan berbicara
c) Pembiasaan dan latihan bagi anak untuk menjahui perbuatan yang tercela
(1) Suka bersumpah
(2) Suka meminta
(3) Suka membangakan diri
(4) Berbuat dengan cara sembunyi-sembunyi
(5) Menjahui segala sesuatu yang tercela
d) Latihan beribadah dan mempejari syariat islam
Bagi anak yang sudah tamyis dan berumur 10 tahun maka anak itu jangan sekali-kali diberi kesempatan untuk meninggalkan bersuci secara agama, salat, puasa dan sebagainya.dan juga al-ghazali menyarankan agar anak anak mepelajari ilmu agama seperti al-qur’an hadist, hikayah dan lain sebagainya.
3. Aspek pendidikan akliyah
Al-ghazali menjelaskan Akal adalah sebagai sumber ilmu pengetahuan tempat terbit dan sendi-sendinya. Dalam ilmu pengetahuan itu berlaku dari akl sebagaimana berlaku buah dari pohon, sinar dari matahari penglihatan dari mata. Akal dan kemauanlah yang memberkan karakteristik kepada manusia dengan akal pikiran dapat memberikan kepada manusia ilmu pengetahuan yang dipakainya sebagai pedoman dalam usaha dan aktifitas hidunya, sedang kemauan menjadi pendorong perbuatan manusia .dengan demikian antar pendorong perbuatan dan pedoman perbuatan (usaha dan aktivitas hidup) terdapat hubungan yang saling mempengaruhi ‘interktion yang erat sekali. Oleh karena itu pendidikan akliyah sangat erat sekali untuk mengembangkan hazanah ilmu pengetahuan, mencerdaskan pikiran, mengembangkan intelegensi manusia ,secara optima, cakap, mempergunakan ilmu pengetahuan yang diperolehnya dan memberikan pedoman pada segala macam perbuatan manusia.
4. Aspek pendidikan sosial
Al-ghazali memberiakan petunjuk kepada orang tua dan para guru agar anak dalam pergaulan memiliki sikap dan sifat yang mulia dan etika pergulan yang baik sehingga ia dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.sifat-sifat itu adalah
a) Menghormati dan patuh kepada kedua orang tua dan orang dewasa lainnya
b) Merendahkan hati dan lemah lembut
c) Membentuk sikap dermawan
d) Membatasi pergaulan anak (kepada anak yang tidak sopan,sombong, dan boros.
5. Aspek pendidikan jasmaniyah
Adapun pendidikan jasmaniyah bagi anak dan orang dewasa yaitu;
a) Pendidikan kesehatan dan kebersihan
b) Membiasakan makan makanan yang baik dan tidak berlebihan
c) Bermain dan berolah raga
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan.
Tujuan pendidikan menurut al- ghazali harus mengarah kepada realisasi tujuan keagamaan dan akhlaq, dengan titik penekanannya pada perolehan keutamaan dan taqarrub kepada Allah. Dan bukan hanya untuk mencapai kedudukan yang tinggi atau mendapatkan kemegahan dunia. Sehingga dengan demikian salah satu yang sangat penting untuk lebih diutamakan dalam mendidik anak menurut al-ghozali adalah pentingnya penanaman dasar-dasar pendidikan akhlaq yang baik yang sesuai dengan akal pikiran dan syariat yang dilakukan secara berangsur-angsur, serta adaya latian-latian dan pembiasaan sehingga berkembang menuju kesempurnaan. Dan dalam prosesnya harus dilakukan sebelum anak dapat berfikir logis dan memahami hal-hal yang abstrak serta belum sanggup menentukan mana yang baik dan yang buruk, dan mana yang salah dan benar
Selain hal tersebut dalam konsep pendidikan Al-ghazali menganjurkan agar pendidikan keimanan mengenai aqidah harus diberikan kepada anak sejak dia masih dini supaya dia dapat menghafal, memahami, beriktiqat, mempercayai, kemudian membenarkan sehingga keimanan pada anak akan hadir secara sedikit-demi sedikit hingga sempurna, kokoh dan menjadi fundamen dalam berbagai aspek kehidupannya dan bisa mempengaruhi segala perilakunya mulai pola pikir, pola sikap, polabertindak, dan pandangan hidupnya
Dari beberapa konsep dan metode tersebut kiranya tidak salah ketika al-ghazali merumuskan beberapa sifat yang harus dimiliki oleh pendidik diantaranya adalah guru harus cerdas, sempurna akalnya.dan baik akhlaqnya, dengan kesempurnaan akal seorang guru dapat memiliki ilmu pengetahuan secara mendalam dan dengan akhlaq yang baik dia dapat memberi contoh dan teladan bagi muridnya.
.
DAFTTAR PUSTAKA
1. Ihsan,Hamdani, Dan A.Fuad Ihsan , Filsafat Pendiddikan islam,Bandung: CV Pustaka Setia,2001
2. May’ari, Anwar, AKhlaq Al-qur’an, Surabaya: PT Bina ilmu, 2007
3. Nata,Abuddin, Pemikiran para tokoh pendidikan islam seri kajian filsafat pendidikan islam, Jakarta: PT raja grafindo persada, 2003
4. Ramayulis dan nizar, Samsul, ensinklopedi tokoh pendidikan islam, ciputat: PT ciputata Press group,2005
5. Redaksi Asa Mandiri, Standar Nasional Pendidikan, Jakarta: Am Asa Mandiri, 2006.
6. Sujana S Pendidikan Non Formal, Bandung: Falah Produktion,2004.
7. Zainuddin dkk.,Seluk beluk Pendidikan dari Al-ghazali, Jakarta: Bumi Aksara,1991
makalah ente boleh coy, semoga jadi penulis yg ajip
BalasHapussuguhan materi yang sangat menarik tuk dikaji bolehkah minta diposting indikator atau batasan-batasan sesuatu dikatakan sebagai pembiasaan. misal berapa kalikah sesuatu dilakukan agar dikategorikan sebagai pembiasaan?
BalasHapus